Seorang laki-laki membuka pintu ruangan. Ia melihat teman-temannya sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing disana.
"Assalamu'alaikum,"sapanya sembari menutup pintu ruangan tersebut.
"Wa'alaikumussalam."
Laki-laki itu berjalan ke arah temannya yang tengah sibuk dengan laptopnya. Ia mendudukkan tubuhnya di kursi tepat di sebelahnya.
"Fiq,"panggil laki-laki tersebut. Yang di panggil hanya berdehem tanpa mengalihkan pandangannya.
"Tadi gue gak sengaja gitu ketemu orang terus tiba-tiba dia nanyain lo,"ucap laki-laki yang biasa di panggil Alan oleh teman-temannya.
"Nanyain gue? Ada apa?,"tanyanya. Alan mengendikkan bahunya, "Dia bilang si bukunya ketuker sama lo,"ucap Alan.
Atensi laki-laki itu kini beralih pada Alan. "Buku?,"tanyanya. Alan berdehem sembari ia mengeluarkan laptop dari tasnya.
"Buku apa?"tanyanya lagi. "Mana gue tau, Fiqri,"ucap Alan.
"Yang nanyain gue perempuan atau laki-laki?,"tanya Fiqri. "Perempuan. Tapi kayanya bukan anak fakultas ISOPI,"ucap Alan.
Fiqri berusaha mengingat. Buku? Perempuan? Apa jangan-jangan?. Fiqri langsung menggeledah tasnya. Ia raih buku catatan berwarna biru gelap dari dalam sana.
Ia membuka buku tersebut. Ia baru mengingat kejadian tadi pagi sewaktu di masjid kampus. Buku miliknya tertukar dengan perempuan tadi pagi.
"Orangnya dimana sekarang?,"tanya Fiqri.
"Pulang. Tadi gue bilang kalau lo lagi sibuk ngurus berkas buat acara kampus,"ucap Alan.
"Dia gak nitipin bukunya?,"tanya Fiqri. Alan menggeleng. "Lo gak nanya nama atau fakultasnya?,"tanya Fiqri lagi. Alan menggeleng lagi. "Gue kira lo kenal makanya gue nanya apa-apa,"ucap Alan.
"Aduh, Lan. Lo tau di buku itu ada rincian dana buat acara kampus. Gue belum ketik semuanya,"ucap Fiqri.
"Mana gue tau. Kalau gue tau tuh buku dalamnya ada rincian dana tadi gue langsung pinta. Lagi lo aneh-aneh aja buku bisa ketuker gitu. Emang lo gak ngenalin buku lo sendiri,"ucap Alan.
"Coba lo cek tuh buku siapa tau ada biodata atau nama pemiliknya. Syukur-syukur dia nyantumin nomor telfonnya di situ,"saran Alan.
Fiqri menerima saran Alan. Ia buka buku itu dari awal dan ia menemukan biodata singkat sang pemilik saat ia berada di akhir buku itu. Aneh. Nulis biodata kok di akhir buku.
"Ketemu?,"tanya Alan. Fiqri mengangguk, "Tapi gak lengkap bio nya cuma nama sama fakultas dia,"ucap Fiqri.
"Gapapa lah yang penting ada. Besok coba lo datengi ke fakultasnya,"ucap Alan. Fiqri mengangguk. Ia kembali menyimpan buku itu ke dalam tasnya. Harap-harap besok ia bisa temui pemilik buku ini.
🦩
Keesokan harinya setelah selesai kelas Fiqri langsung melangkahkan kakinya ke Fakultas sang pemilik buku yang tertukar dengannya.
"Fiq, mau kemana?," tanya Alan yang tiba-tiba datang dari arah belakang.
"Fakultas kedokteran,"ucap Fiqri yang terus berjalan tanpa memberhentikan langkahnya.
Alan paham, "Mau balikkin buku ya?,"tanya Alan. Hanya gumaman yang Fiqri lontarkan sebagai jawaban.
"Gue ikut ya,"ucap Alan. Kedua laki-laki itu kini berjalan menuju fakultas kedokteran.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBUN
Teen FictionMentari masih malu-malu memunculkan dirinya. Burung pagi menyambut kedatangan sang mentari dengan siulannya. Embun pagi meninggalkan jejak diantara dedaunan yang ada di muka bumi. Aromanya menguar ciri khas sekali. Udara masih bersih belum terpapar...