{29}

718 26 0
                                    

Yayasan Sahabat Anindya

Tulisan itu terpampang ketika sepasang kekasih turun dari mobil.

"Ayo masuk," Zira berucap sambil meraih pergelangan tangan sang suami yang masih berdiam diri menatap bangunan di depannya itu.

Sambil berjalan masuk Fiqri hanya diam sembari menatap setiap sudut bangunan tersebut. Zira melihat Fiqri sekilas hanya tersenyum.

Sejujurnya Fiqri tidak tahu kenapa istrinya itu mengajaknya kesini dan ia juga tidak tahu dari mana istrinya itu tau tempat seperti ini.

"Kak abel," teriakan seseorang berhasil membuat langkah kaki keduanya berhenti.

Mereka menoleh lalu melihat seorang anak kecil berlari ke arah mereka. Zira tersenyum melihatnya, "Jangan lari-lari nanti jatuh,"peringat Zira pada anak itu.

Anak perempuan yang mungkin berumur sekitar tujuh tahun itu langsung menghambur memeluk Zira.

"Assalamu'alaikum," ucap Zira yang masih memeluk anak tersebut.

"Wa'alaikumussalam,"balasnya.

"Kak abel kenapa baru kesini lagi? Kami kangen sama kak abel tau,"ucapnya setelah ia melepas pelukan pada Zira.

"Maafin kak Abel ya, kak Abel baru sempat kesini lagi lihat kalian,"ucap Zira sambil memegang bahu anak tersebut.

"Nina maafin kak Abel,"ucapnya sambil tersenyum. Melihatnya anak itu tersenyum membuat Zira ikut menaikan kedua sudut bibirnya.

"Kak Abel sama siapa?," matanya menatap orang yang berdiri di sebelah Zira.

"Ini bang Fiqri. Ayo Nina salim dulu sama bang Fiqri,"titah Zira. Nina langsung menyalimi Fiqri, "Aku Nina bang. Salam kenal. Abang pacarnya kak Abel ya?,"tanyanya.

Fiqri tersenyum, "Iya, pacar halal abang,"ucap Fiqri sambil menatap.

"Ciee kak abel punya pacar," goda Nina. Mendengar itu Zira malah salting sendiri.

"Kak Abel ayo ketemu sama yang lain," ucap Nina. Sebelum Zira menjawab Nina sudah lebih dulu menariknya mengikuti langkah kaki anak itu. Fiqri mengikuti kedua perempuan itu pergi di belakang.

"Teman-teman lihat, nina sama siapa ya?," teriak Nina pada teman-temannya yang tengah asik bermain di taman yang ada dalam bangunan tersebut.

Mereka yang mendengar teriakan Nina langsung menoleh. Senyuman terbit dari tiap-tiap bibir anak itu.

"Kak Abel," teriak mereka serempak. Satu per satu mereka langsung lari ke arah Zira lalu memeluk wanita itu.

"Assalamu'alaikum anak-anak hebat. Rindu dengan kak Abel?,"tanya Zira.

"Wa'alaikumussalam kak abel. Kami rindu kak abel,"ucap mereka dengan serempak.

"Maaf ya kak abel baru bisa dateng kesini lagi,"ucap Zira.

"Oh iya, ini kenalin bang Fiqri. Salim dulu sama bang Fiqri ayo,"titah Zira.

Satu per satu anak itu mencium.punggung tangan kak fiqri.

"Bang Fiqri pacarnya kak Abel tau,"ucap Nina memberi tahu.

"Ciee kak Abel sudah punya pacar,"ucap mereka serempak. Zira hanya tersenyum menanggapinya.

"Kalian lanjut main lagi sana kak Abel sama bang Fiqri mau ketemu sama kak Sekar dulu nanti kak Abel balik lagi kesini terus main sama kalian,"ucap Zira.

"Janji kak Abel mau main sama kita?,"tanya salah satu dari anak-anak tersebut.

"Janji," anak-anak itu langsung bersorak heboh.

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang