"Ini pengantin baru mau kemana udah pada rapih?,"tanya bunda saat Nazeera dan Fiqri menginjakkan kaki di depan teras rumah.
Ayah yang sedang memberi makan burung peliharaannya menoleh, "Iya mau pada kemana udah rapih?," kini ayah ikut bertanya juga.
"Mau ziarah ke makam abang sekalian mau kenalin abang ke kak Fiqri,"ucap Nazeera.
"Owh yaudah, kalian hati-hati di jalan ya,"ucap bunda.
Keduanya mengangguk, "Zira sama kak Fiqri pamit ya bun," Zira lalu mencium punggung tangan sang bunda.
"Ayah zira pamit ke makam abang dulu,"ucap Zira pada sang ayah lalu mencium punggung tangannya.
"Bunda, fiqri pamit dulu ya," ucap Fiqri lalu mencium punggung tangan bunda.
Fiqri kini berjalan menuju ayah, "Yah, pamit keluar dulu ya,"ucapnya selepas itu ia mencium punggung ayah mertuanya.
Ayah mengangguk, "Naik mobil?,"tanya ayah.
"Iya yah."
"Hati-hati kalian,"ucap ayah. Keduanya menganggukan kepala.
"Assalamu'alaikum,"ucap keduanya sebelum berlalu pergi.
"Wa'alaikumussalam."
Nazeera dan Fiqri berjalan menuju mobil yang terparkir di halaman.
Fiqri membukakan pintu untuk Nazeera yang membuat Nazeera tersenyum simpul, "Terimakasih,kak,"ucap Nazeera.
Fiqri mengangguk lalu tersenyum, "Sama-sama. Silakan masuk,"ucap Fiqri.
Fiqri berjalan menuju kursi kemudi setelah memastikan Nazeera sudah duduk dengan nyaman.
Fiqri menyalakan mesin mobil lalu melajukan mobil itu keluar dari halaman rumah.
Zira menurunkan kaca mobil. Melambaikan tangan pada kedua orang tuanya yang sedang menatap mereka sembari tersenyum.
"Gak nyangka ya,bun anak perempuan kita yang dulu masih di gendong-gendong sekarang udah punya suami,"ucap ayah sambil merangkul bunda.
🦩
Hampir satu setengah jam di perjalanan kini akhirnya mereka tiba di tempat pemakaman yang di khususkan untuk anggota TNI di daerah sleman.
Setelah mobil terparkir dengan rapi sepasang kekasih itu pun keluar dari mobil.
Mereka melangkahkan kaki memasuki area pemakaman tersebut. Hingga akhirnya langkah kaki itu tiba di sebuah pemakaman dengan papan nisan bertuliskan nama Muhammad Reynan beserta pangkat, tahun lahir dan tahun dimana sang kakak dari istrinya itu gugur.
"Assalamu'alaikum bang Rey,"ucap Zira lalu bersimpuh di depan makam sang kakak begitu juga dengan Fiqri yang ikut bersimpuh.
"Abel datang bang. Maaf baru sempet kesini lagi."
"Hari ini Abel gak sama ayah bunda kesini. Abel dateng sama seseorang. Abel mau kenalin seseorang ini sama abang. Bang Rey kenalin orang disamping Abel ini suami Abel namanya Fiqri. Kami baru nikah kemarin,"
"Kalau bang Rey masih ada mungkin bang Rey jadi orang paling sibuk ikut ngurusin ini itu. Bang Rey juga pasti bakal jadi orang yang paling banyak nanya sama kak Fiqri pas waktu khitbah,"
"Bang Rey gak usah khawatir, insyaallah kak Fiqri orang yang baik untuk Abel dan insyaallah kak Fiqri orang yang mampu membimbing Abel lebih baik lagi nantinya. Abel yakin kalau bang Rey ada di sini pasti abang bakal nyambung sama kak Fiqri karena Abel rasa kalian satu frekuensi. Doain pernikahan abel sama kak Fiqri ya bang semoga pernikahan yang abel jalanin Allah ridhai dan sampai jannahnya Allah nanti,"ucap Zira.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBUN
Genç KurguMentari masih malu-malu memunculkan dirinya. Burung pagi menyambut kedatangan sang mentari dengan siulannya. Embun pagi meninggalkan jejak diantara dedaunan yang ada di muka bumi. Aromanya menguar ciri khas sekali. Udara masih bersih belum terpapar...