{32}

722 33 0
                                    

"Assalamu'alaikum," Zira berjalan ke dalam rumah setelah mengucap salam.

"Wa'alaikumussalam."

Saat tiba di ruang tamu disana sudah ada abah,umi, Fiqri,dan ning Najla. Fiqri menghampiri sang istri, "Saya cari kamu, kamu dari mana aja? Saya telfon kamu ternyata handphone kamu ada di kamar,"ucap Fiqri.

"Keluar rumah engga izin sama suami, pulang ke rumah hampir magrib bagus jadi istri kaya gitu? Fiq, fiq, ajari coba istrimu,"ucap umi.

"Orang tuamu menjodohkan sama ning Najla kamu malah nolak malah milih yang gak bisa menghargai suami," Zira hanya bisa merunduk. Omongan umi kali ini begitu menyakitkan.

"Fiqri yang lebih tau sifat istri Fiqri seperti apa,mi," bela Fiqri.

"Bela aja terus,fiq hati-hati ngelunjak nanti karena sering di bela,"ucap umi.

"Sudah-sudah gak baik berdebat mau magrib seperti ini lebih baik kita siap-siap untuk sholat,"ucap abah menengahi.

"Fiqri sama Zira ke kamar duluan,"ucap Fiqri yang langsung meraih tangan Zira untuk berlalu dari sana.

"Zira siapin air mandi untuk kak Fiqri dulu,"ucap Zira saat mereka telah di dalam kamar.

"Kamu dari mana? Kenapa bisa pulang hampir magrib seperti ini dan tidak mengabari saya,"ucap Fiqri.

"Zira dari asrama putri. Nanti Zira jelaskan sama kak Fiqri sekarang Zira mau siapin air mandi untuk kak Fiqri dulu,"ucap Zira lalu ia berjalan meninggalkan Fiqri menyiapkan air mandi untuk sang suami.

Fiqri hanya menghembuskan nafasnya sembari memperhatikan istrinya yang berjalan menjauh pergi.

🦩

"Assalamu'alaikum," Zira yang tengah melipat mukena menoleh ke arah pintu.

"Wa'alaikumussalam," Zira menjawab salam itu lalu mencium punggung tangan suaminya kemudian Fiqri mendaratkan bibirnya di kening sang istri.

"Zira ambilin baju ganti dulu sebentar,"ucap Zira. Saat ia ingin melangkahkan kakinya pergelangan tangannyabdi tahan oleh Fiqri.

"Kenapa kak?,"tanya Zira.

"Gak ada yang mau kamu jelasin soal tadi kenapa kamu pergi ke asrama putri dan baru balik ke ndalem saat hampir magrib?,"tanya Fiqri.

"Zira jelasin selepas makan malam ya. Gak enak kalau di jelasin sekarang takut abah sama umi nungguin kita,"ucap Zira.

"Kak Fiqri gak ada jadwal ngajar ke asrama santri putra kan malam ini?,"tanya Zira yang di balas gelengan oleh Fiqri.

"Yaudah jadi nanti selepas makan malam Zira akan jelaskan semuanya,"ucap Zira.

Fiqri menghela nafasnya lalu mengangguk. Zira tersenyum sambil mengusap rambut sang suami, "Zira ambilin baju ganti kak Fiqri dulu ya,"ucap Zira.

Zira langsung melangkah menuju lemari setelah Fiqri melepaskan genggamannya. Kedua mata Fiqri terus menatap gerak-gerik sang istri.

"Ini bajunya," Zira berucap sambil memberikan baju kaos untuk Fiqri.

Fiqri mengambilnya, "Terimakasih,"ucap Fiqri.

"Kak Fiqri ngapain?,"tanya Zira saat Fiqri mulai membuka satu per satu kancing baju kokonya.

"Ganti baju kan?," Fiqri malih balik bertanya.

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang