"Sehabis sholat isya kamu langsung siap-siap ya," ucap Fiqri. Zira menaikan sebelah alisnya, "Siap-siap? mau ngapain?"tanya Zira.
"Saya mau ajak kamu jalan-jalan. Tadi saat perjalan pulang ke sini saya lihat ada komedi putar dan permainan lainnya di lapangan desa ini, seperti karnaval mini gitu. Saya mau ajak kamu kesana,"ucap Fiqri.
"Owh karnaval dekat balai desa ya?." Fiqri mengangguk. "Kamu sudah tahu?."
"Sudah, itu udah ada dari tiga hari yang lalu, kak," ucap Zira.
"Kamu udah kesana?." Zira menggeleng. "Belum, Zira mau kesana tapi gak tau mau ngajak siapa,"ucap Zira.
"Yaudah, malam ini kita kesana ya."
"Kak Fiqri gak cape emang? Baru banget pulang dari demak loh."
"Enggak, saya gak cape. Pokoknya selepas sholat isya kamu langsung siap-siap ya,"ucap Fiqri.
Baru saja ingin membuka mulut Fiqri lebih dulu menyela. "Gak terima penolakan dan gak menerima bantahan,"ucap Fiqri.
Zira memanyunkan bibirnya sembari menghela nafasnya. Fiqri tersenyum melihat itu, "Saya berangkat sholat ke masjid dulu. Saya gak mau tau pokoknya sehabis saya pulang dari masjid selepas isya nanti kamu sudah rapi,"ucap Fiqri.
"Enggeh, kak." Zira manut dengan apa yang suaminya perintahkan.
"Istri saya memang pintar. Saya berangkatnya, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
🦋
"Motor siapa?"tanya Zira saat melihat vespa berwarna kuning lemon terparkir di depan halaman ndalem.
"Punya saya,"ucap Fiqri yang berhasil membuat Zira mengerutkan dahinya, "Sejak kapan punya motor kaya gini? Kok zira gak tau?."
"Udah lama tapi emang jarang di pake saya lebih nyaman pake motor yang sekarang,"ucap Fiqri.
Zira yang mendengarnya hanya manggut-manggut saja.
"Ayo,naik," ucap Fiqri saat dirinya sudah naik motor vespa itu terlebih dahulu.
Fiqri langsung mengendari motor vespa tersebut ke luar area pesantren saat Zira sudah duduk di jok belakang motor tersebut.
"Gus, mau kemana?,"tanya kang Edi, penjaga gerbang utama pondok pesantren.
"Mau pacaran dulu, kang. Permisi ya, assalamu'alaikum," ucap Fiqri.
"Enggeh, gus. Hati-hati, wa'alaikumussalam,"ucap kang Edi.
Keluar dari gerbang pesantren, motor yang di kendarai oleh Fiqri melaju menuju lapangan tempat karnaval berada.
Angin malam menerpa wajah kedua insan tersebut dengan lembutnya. Zira mengeratkan pelukannya pada Fiqri lalu menyenderkan di dagu sang suami.
Fiqri menoleh sekilas lalu mengusap tangan Zira yang melingkar di pinggangnya.
Hingga tak lama kemudian motor vespa itu tiba di sebuah lapangan dekat balai desa. Ramainya suasan disana langsung menyambut mereka.
Mereka langsung berjalan masuk setelah memarkirkan motor terlebih dahulu.
Saat perjalanan masuk menuju tempat karnaval ada beberapa warga yang menyapa ke arah mereka, mungkin lebih tepatnya menyapa Fiqri.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBUN
Teen FictionMentari masih malu-malu memunculkan dirinya. Burung pagi menyambut kedatangan sang mentari dengan siulannya. Embun pagi meninggalkan jejak diantara dedaunan yang ada di muka bumi. Aromanya menguar ciri khas sekali. Udara masih bersih belum terpapar...