"Nazeera, sayang, bangun yuk tahajjud." Fiqri mengelus lembut pipi sang istri
yang masih tertidur nyenyak. Nazeera langsung membuka matanya saat merasakan sentuhan di pipinya."Kak Fiqri,"ucap Zira dengan suara khas orang bangun tidur. Fiqri tersenyum tipis. " Bangun, kita tahajjud yuk,"ucap Fiqri.
Zira mengucek matanya sembari merubah posisinya menjadi duduk. "kak Fiqri sudah wudhu?" tanya Zira.
"Belum. Kamu wudhu duluan sana nanti baru saya," ucap Fiqri. Zira mengangguk patuh sebelum ia beranjak dari tempat tidur.
Lima menit berlalu Zira keluar dari dalam kamar mandi. "Kak Fiqri, wudhu," ucap Zira.
Fiqri yang tengah duduk di pinggiran kasur langsung beranjak, bergantian wudhu dengan sang istri.
Sembari menunggu Fiqri wudhu Zira bersiap-siap. Perempuan itu menyiapkan baju koko dan sarung untuk suaminya selepas ia memakai mukena dan menggelar sajadah untuk dirinya dan Fiqri.
"MasyaAllah sudah rapih." Zira menoleh lalu tersenyum pada Fiqri yang tengah berjalan ke arahnya.
"Kak Fiq, ini sarung sama kokonya,"ucap Zira sambil menyodorkan sarung beserta baju koko pada sang suami.
" Terimakasih,ya." Fiqri mengambil alih sarung beserta koko dari tangan Zira.
"Sama-sama."
Setelah Fiqri telah rapih menggunakan koko dan juga sarung mereka mulai melaksanakan sholat tahajjud bersama.
🦋
"Sadaqallahul 'adzim."
"Masyaallah, sudah bagus bacaannya. Tajwidnya juga udah mulai bagus," ucap Fiqri saat Zira selesai membaca Qur'an.
"Alhamdulillah. Makasih udah mau benerin bacaan Qur'an Zira ya kak. Makasih udah sabar banget ngajarin Zira tajwid,"ucap Zira.
Perempuan itu meraih sebelah tangan Fiqri lalu membawa tangan itu mendekat ke bibirnya untuk ia kecup.
Fiqri mengusap lembut kepala Zira, "Sama-sama,sayang."
"Dulu Zira fikir bacaan Zira udah bener eh ternyata masih berantakan tajwid sama makharijul hurufnya. Zira bersyukur Allah kirim kak Fiqri buat jadi pendamping hidup Zira, tapi kadang juga Zira insecure jadi pendamping hidup kak Fiqri. Kak Fiqri yang bacaan Qur'annya sudah MasyaAllah, hafal Qur'an juga, ilmu agamanya juga sudah mumpuni malah dapet pendamping hidup yang kaya Zira yang gak ada apa-apanya ini."
Fiqri menggenggam tangan Zira lalu menatap perempuan di depannya begitu dalam. "Jangan pernah merasa kalau dirimu gak ada apa-apanya, Ra. Dalam dirimu kamu banyak hal istimewa di mata saya yang gak orang lain punya. Kamu juga gak perlu insecure. Saya menikahi kamu bukan buat mencari kesempurnaan dalam diri pasangan saya tapi saya cari yang mau melengkapi kekurangan masing-masing pasangannya dan saya temukan itu pada diri kamu,"ucap Fiqri.
Mata kedua pasangan anak manusia itu saling menatap satu sama lain. Fiqri tersenyum tipis pada perempuan di hadapannya. "Gak perlu merasa insecure lagi ya dan jangan pernah anggap kalau diri kamu gak ada apa-apanya. You have to know that you are a great and special woman in my life after my mother."
Zira ikut mengembangkan senyum mendengar kata yang terlontar dari mulut Fiqri. "Sayang kak Fiqri banyak-banyak,"ucap Zira sambil memeluk laki-laki yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBUN
Teen FictionMentari masih malu-malu memunculkan dirinya. Burung pagi menyambut kedatangan sang mentari dengan siulannya. Embun pagi meninggalkan jejak diantara dedaunan yang ada di muka bumi. Aromanya menguar ciri khas sekali. Udara masih bersih belum terpapar...