Neutral Ending

4 2 0
                                    

Hari itu, pagi-pagi sekali Min Hoon sudah berangkat ke lapangan terbang buat menemui Sang Hee. Tidak ditemani sesiapa pun, Min Hoon membawa keretanya dengan kecepatan penuh berharap ia tiba tepat waktu sebelum Sang Hee benar-benar pergi.

Sesampainya ia disana, Min Hoon berlari masuk untuk mencari keberadaan Sang Hee. Ia tidak memiliki nombor Sang Hee, jadi ia tidak dapat menghubunginya.

Lapangan terbang yang besar mengharuskan Min Hoon mengelilingi bangunan tersebut, namun ia tidak peduli.Yang ia fikirkan hanya Sang Hee dan Sang Hee, bahkan saat semua mata tertuju padanya, Min Hoon tidak peduli.

Min Hoon melihat jadual penerbangan yang memberitahu pesawat Sang Hee akan berlepas tidak lama lagi. Mulailah ia panik kerana mengejar waktu, namun Sang Hee tidak juga terlihat di mana-mana.

Selama 10 minit mencari, akhirnya ia menemukan Sang Hee.

Gadis itu sedang berada di ruang menunggu, sendirian. Kemana Yohan? Min Hoon bahkan tidak peduli, ia mendekat dengan nafas memburu. Menemukan Sang Hee adalah hadiah yang paling bahagia yang pernah ia temui.

"Sang Hee."

Sang Hee yang sedang melihat telefon dikejutkan dengan panggilan tersebut. Ia mendongak dan terkejut disana ketika melihat Min Hoon berdiri di hadapannya.

"Min Hoon?" Ia berdiri masih dengan wajah shock, tidak menyangka Min Hoon akan mengejarnya sampai kesini.

Melihat sekitar memastikan Yohan belum kembali dari tandas, Sang Hee lalu menarik Min Hoon menjauh.

"Kenapa kau ada disini?" Tanyanya, bisa gawat jika Yohan sampai tahu.

"Kau akan benar-benar pergi?" Bodohnya Min Hoon bertanya hal yang sudah pasti, salahkan saja hatinya yang masih menolak untuk percaya Sang Hee akan pergi.

"Aku sudah ada disini Min Hoon, kau sendiri melihatnya."

Kenapa Min Hoon harus muncul? Ia tidak mahu melihat wajah terluka Min Hoon lagi, itu hanya membuatnya turut terluka. Cukup sudah kemarin ia kuatkan dirinya meninggalkan Min Hoon dan berusaha tidak menoleh ketika namanya dipanggil.

Sang Hee mengusap wajah Min Hoon. "Hiduplah yang benar ya, jangan membenciku."

Min Hoon mengigit bibirnya, digenggamnya tangan Sang Hee yang berada di wajahnya. "Aku tidak membencimu tapi aku membenci diriku sendiri karena jatuh cinta padamu."

Melanjutkan hidup kembali itu mudah, yang sulit adalah meninggalkan masa lalu.Min Hoon dapat merasakan air matanya menyeret hatinya seperti jangkar yang tenggelam ke laut dalam.

Perkataan Min Hoon seakan mencarik-carik hati Sang Hee.

"Min Hoon dengarkan aku...aku akan pergi. Berhentilah berharap padaku, aku tidak mahu melihatmu terus begini. Berubahlah, cari yang lain ya? Temukan kebahagiaanmu sendiri, please..."

"Kalaupun aku jatuh cinta dengan orang lain, perasaan itu tidak akan pernah sama ketika aku mencintaimu." Ujar Min Hoon tersenyum hangat padanya.

Ingin rasanya Sang Hee berteriak. Tidak, bukan pada Min Hoon tapi pada takdir. Kenapa mereka bertemu lagi? Bahkan disaat terakhirnya, kenapa takdir membiarkan Min Hoon menemuinya.

Ia sudah lelah.

Hatinya dilema, ia mencintai Yohan tapi dalam waktu yang sama ia tidak mahu berpisah dengan Min Hoon--lelaki yang ada bersamanya selama ini.Apa perasaan ini? Ia menyayangi keduanya tidak lebih tidak kurang, namun hatinya cuma ada satu buat dihuni mereka berdua.

Jujur Sang Hee menikmati saat-saat bersama Min Hoon tapi itu setelah Min Hoon mengetahui semuanya. Sebelum ini dihatinya cuma ada Yohan tapi kenapa ia pernah merasa cemburu pada Min Hoon?

𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【𝐌𝐢𝐧 𝐇𝐨𝐨𝐧】✔️Where stories live. Discover now