Jisoo terbangun saat mencium sesuatu yang enak, dia memiliki keinginan untuk meregangkan tubuhnya tetapi dia menyadari bahwa Jennie masih tidur di pelukannya.
Pikirnya, dia harus membangunkan wanita itu, bukankah Jennie perlu makan lebih sekarang? Atau apakah dia yang salah?
Bagaimanapun, Jisoo merasa lapar dan dia yakin Jennie juga akan lapar saat dia bangun karena mereka berdua melewatkan makan siang.
"Jennie-ah, bangun sepertinya makan malam sudah hampir siap." Jisoo mencium kening Jennie tapi wanita itu hanya berdeham dan meringkuk lebih dekat ke tubuhnya.
"Ayo, Jen, ayo makan, lalu kita bisa tidur lagi."
Jennie menggelengkan kepalanya. "Lima menit lagi Chu, jebal."
Jisoo menghela nafas dan perutnya mulai keroncongan. Dia sungguh lapar!
"Oke, tetapi jika kau tidur lagi sekarang, aku tidak akan memberikan mu es krim apa pun nanti."
Mata Jennie langsung terbuka.
Hihi aku tahu dia tidak mau kehilangan es krimnya, aku juga tidak mau.
"Oke, oke aku bangun."
Jisoo tersenyum dan memberinya sebuah kecupan. "Assa! Ayo makan sekarang aku lapar!" Jisoo berkata dan mengangkat tangan ke udara.
Jennie cekikikan dan turun dari tempat tidur dengan Jisoo yang mengikuti di belakangnya. Mereka membasuh muka dan gigi sebelum pergi ke bawah.
Jisoo bisa melihat sang Omma sedang sibuk seperti biasa di dapur, memasak dan mendengarkan lagu; dan sang Appa berada di ruang tamu, menonton tv. Jisoo penasaran di mana Unnie-nya berada.
"Hai Appa." Kata Jisoo saat dia berjalan ke ruang tamu sambil memegang tangan Jennie.
"Oh, hai, Appa akan naik dan membangunkan kalian setelah jeda iklan berikutnya, makan malam sudah hampir siap." Ucap pria tua itu saat Jennie dan Jisoo duduk di sofa sebelah tempatnya sedang duduk.
"Appa, dimana Unnie? Apakah dia sudah kembali ketika kami sedang tidur atau..." Ucapan Jisoo terpotong saat suara pintu depan ditutup.
"Apakah Chichu kecilku mencariku? Aku harus pergi menjemput seseorang itu sebabnya aku pergi begitu lama." Irene berkata ketika dia masuk ke ruang tamu.
"Hah? Siapa yang kau jemput? Apa yang kau..."
"JISOOYAH!"
Jisoo tiba-tiba merasakan sesuatu hentaman berat ke tubuhnya.
"Apa.."
Orang itu berulang kali mencium pipinya, membuatnya otomatis mendorongnya dari tubuhnya dan saat itulah Jisoo menyadari siapa itu.
"Seulgi?"
"Apa kau merindukanku Jisoo yah? Karena aku sangat merindukanmu!" Dan dia mencium pipinya lagi.
"Ugh! Lepaskan aku! Kenapa kau ada disini?"
Seulgi adalah salah satu gadis yang tampak menyukainya selama sekolah, satu-satunya perbedaan adalah dia mengenal Seulgi sejak mereka masih kecil dan Unnie-nya sebenarnya menyukainya...
Untuk Jisoo maksudnya.
"Irene Unnie memberitahuku tentang pertemuan kecil keluarga Kim dan bersikeras untuk aku ikut bergabung dengan mu. Dan tentu saja aku tidak akan mengatakan tidak selama aku bisa bersama mu, aku sangat senang."
Jisoo sedikit terkejut dengan Jennie yang belum bereaksi sama sekali. Dia menoleh untuk menatap kekasihnya dan oh man, tatapan itu bisa membunuh. Dia yakin jika Seulgi menyentuhnya lagi temannya itu akan mati.