"Kau bilang warna ini akan hilang!" Teriak Jisoo ke ponselnya.
"Itu akan hilang, bilas lagi dan gunakan sampo yang kuberikan padamu."
Jisoo mengerang dan menutup telepon, kembali ke kamar mandi. Dia terlalu sibuk khawatir sehingga dia tidak mendengar pintu kamarnya terbuka.
"Chu?"
Shit.
Jisoo mulai panik. Jennie tidak mungkin di kamarnya, rambutnya masih berwarna perak dan dia yakin dia telah meninggalkan topengnya dari pesta dansa itu di atas lantai di suatu tempat.
Shit. Shit. Shit.
"Tunggu sebentar, Jen!" Teriaknya.
Jisoo mempersiapkan dirinya untuk berterus terang pada Jennie. Wanita yang lebih muda darinya itu pasti akan melihat topengnya dan kemudian rambutnya dan menyadari segalanya. Tidak ada gunanya berbohong lagi. Dengan menarik napas dalam-dalam dan handuk menutupi kepalanya, Jisoo meninggalkan kamar mandi yang bersebelahan dengan kamarnya.
"Jennie, aku bisa menjelaskan.."
Jennie menoleh ke arahnya dan mengerutkan alisnya. "Menjelaskan apa?"
Saat itulah Jisoo menyadari bahwa Jennie bukanlah satu-satunya orang di kamar itu. Saudara laki-lakinya, Jung Hoon, juga ada di sana dan duduk di dekat Jennie.
Hampir saja.
"Jung Hoon? Sedang apa kau di sini?" Tanyanya.
"Umm, tidak ada, hanya ingin melihat apa yang sedang kau lakukan," Jelasnya.
Jisoo bingung, saudaranya itu tidak pernah ada di kamarnya dan tidak pernah ingin bergaul dengannya selama ada teman-temannya, jadi kenapa pria itu tiba-tiba bersikap seperti ini.
"Oke... well, apa kau bisa pergi agar aku dan Jennie bisa bicara?"
Jung Hoon melebarkan matanya dan menatap Jisoo ke Jennie. "Oh! Um sebenarnya Soo, apa kau keberatan jika kita bicara sebentar?" Dia bertanya sambil menatap Jennie, "Berduaan?"
Jennie mengerti dan memberi tahu Jisoo bahwa dia akan menunggunya di bawah.
"Apa sebenarnya masalahmu?" Jisoo bertanya pada Jung Hoon.
"Masalahku?! Kau yang apa masalahmu?"
Saat itulah Jisoo menyadari topeng di tangan pria itu. "Oh."
"Iya Jisoo, 'oh' benar sekali! Apa kau serius berpikir kau bisa pergi ke pesta itu dan berciuman dengan sahabatmu tanpa dikenali olehnya?"
Mata Jisoo hampir keluar.
"Aku melihatmu di sana! Dan aku tidak tahu omong kosong macam apa yang telah kau katakan pada Jennie, tapi kurasa itu ada hubungannya denganku karena rahangnya hampir menyentuh tanah ketika dia melihatku di sana."
"Jennie melihatmu di pesta? Fuck." Jisoo menghela nafas secara dramatis dan jatuh ke atas kasur. "Kau tidak bisa memberitahunya, Hoon." Dia memohon.
"Tidak akan, tapi lain kali tolong hati-hati! Aku tahu kau tidak akan memberitahunya, jadi aku menerobos masuk ke sini sebelum dia bisa melihat ini," Jung Hoon mengibaskan topengnya.
"Terima kasih," Kata Jisoo tulus.
***
Okay, itu sedikit aneh. Pikir Jennie.
Dia menunggu dengan sabar hingga Kim bersaudara menyelesaikan percakapan mereka agar dia bisa bicara dengan Jisoo. Banyak hal yang ingin dia ceritakan.
"Hei, maaf soal tadi..." Jisoo melangkah menuju sofa.