Sahabat Unnie (11)

800 118 2
                                    

Dokter itu mulai berbicara dengan Daddy Kim. Jisoo tidak bisa memahami apa pun jadi dia merasa benar-benar bingung.

"I'm sorry..." Ucap Daddy Kim.

Dan ya, Jisoo mengerti! Dia mulai panik dan meminta ayah Jennie untuk memberitahu padanya di mana kekasihnya. Pria tua itu memberitahunya dan dia langsung berlari ke sana. Jisoo masuk ke ruangan itu dan melihat Jennie yang berbaring, tampak kelelahan. Dia berlari ke sampingnya dan menariknya ke dalam pelukan erat.

"Maafkan aku Jennie-ah, ini semua salahku. Aku harus mendengarkanmu ketika kau mengatakan bahwa kau merasakan ada yang tidak beres." Jisoo mulai menangis.

"Hei, jangan menangis Chu, aku benci melihatmu menangis." Jennie melepaskan pelukan, menangkup wajah Jisoo dan memberinya ciuman. "Dan aku yakin anak kita juga benci melihatmu menangis."

Mata Jisoo melebar. "M-maksudmu a-anak kita baik-baik saja? Kau tidak kehilangannya?"

Jennie menggelengkan kepalanya. "Hampir saja tetapi para dokternya mampu menyelamatkan anak kita."

"Kalau begitu kita masih akan punya anak?!"

"Ya Chu, kita akan punya anak."

Jisoo mulai melompat-lompat, dia pergi ke arah seorang wanita hamil di sebelah Jennie dan memeluknya. "Our baby will born!" (Anak kami akan lahir) Ucap Jisoo pada wanita itu dan mencium pipinya.

Kemudian seorang pria bertubuh besar datang ke arahnya dan meraih kerah bajunya. Dia mulai berteriak di depan Jisoo saat Jisoo menatapnya sambil tersenyum lebar. Jisoo langsung memeluk pria itu dan memberitahunya sama seperti apa yang dia katakan sebelumnya pada wanita hamil itu. Jisoo bisa mendengar Jennie berbicara dengan mereka dalam bahasa Inggris tetapi dia tidak peduli dan terus memeluknya, tersenyum seperti orang gila. Setelah Jennie selesai berbicara, pria itu melepaskan baju Jisoo dan menepuk-nepuk tubuhnya sambil mengatakan sesuatu.

"Chu, pria itu mengucapkan selamat untuk anak kita."

Jisoo tersenyum dan membungkuk. "Thank you!" Katanya dan tersenyum. Lalu dia berlari kembali ke arah Jennie dan menariknya ke dalam pelukan lagi.

"Chu, kau memelukku terlalu erat." Kata Jennie, Jisoo segera melepaskannya dan mulai menghujani wajahnya dengan ciuman sambil mengatakan bahwa dia sangat mencintainya di sela-sela ciumannya.

"Aku juga mencintaimu Chu, sekarang tenanglah. Kita di rumah sakit." Jisoo bahkan tidak peduli, dia sangat senang!

"Aku tidak bisa Jennie-ah. Kita akan memiliki anak kecil! Bayi! Seperti apa yang kita lihat sebelumnya di film. Sangat lucu sekali, bayangkan bila dia keluar, dia akan menjadi manusia yang paling lucu yang pernah ada."

***

JENNIE

"Chu, serius, tenang!" Katanya pada Jisoo dengan suara yang tegas.

Jisoo otomatis berhenti bicara, menatapnya, melontarkan senyum lebarnya dan mulai menghujani sang kekasih dengan ciuman lagi.

"Why aren't you like her?"
(Kenapa kau tidak sepertinya?)

Jennie mendengar wanita di sampingnya bertanya padanya suaminya.

"Look how happy she is cause they're having a baby. You didn't look 10% more happy as she does."
(Lihat betapa bahagianya dia karena mereka memiliki bayi. Kau bahkan tidak terlihat 10% lebih bahagia darinya.)

Jennie mulai terkikik melihat pertengkaran suami istri itu dan Jisoo berhenti menciumnya dan menatapnya.

"Kenapa kau tertawa Jennie-ah?"

Jensoo Multishots Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang