JENNIE
Sudah hampir sebulan sejak dia hampir keguguran, mereka sekarang kembali ke Korea dengan ibu Jisoo yang terus-menerus memaksanya untuk menikah dan membuatnya makan sepanjang waktu.
Jisoo selalu menolak apapun godaan yang Jennie lakukan padanya dan hal itu semakin membuat Jennie kesal. Dia tahu Jisoo takut terjadi sesuatu terjadi pada bayi mereka tetapi dia sangat perlu dipuaskan, gairah seksnya sudah mulai meningkat selama beberapa waktu terakhir minggu ini dan dia sangat membutuhkan Chu-nya!
Hari ini mereka ada janji temu dengan Dokter Song untuk mengetahui jenis kelamin anak mereka, Jisoo saat ini sedang mandi dengan pintunya yang terkunci, dia bahkan tidak membiarkan Jennie mengintip.
"Jennie-ah! Apa kau masih di kamar?" Jennie bisa mendengar Jisoo berteriak dari kamar mandi.
"Iya Chu, apa kau butuh sesuatu?"
"Iya. Pergi ke ruang tamu, aku lupa mengambil pakaian dan aku tidak ingin kau menyerang ku."
"Yah! Aku bisa mengendalikan diriku, kau tahu? Lagipula aku sedang berbaring di atas kasur sekarang dan aku tidak punya niat untuk bangun."
"Ugh! Baiklah! Tapi tutup matamu."
Jennie melakukan apa yang Jisoo perintahkan dan meletakkan tangannya di depan mata. "Okay, kau bisa keluar sekarang."
Jennie mendengar pintu kamar mandi terbuka dan langkah kaki melewatinya menuju lemari mereka. Dia membuka sedikit jari-jarinya dan mengintip melaluinya. Di sanalah Jisoo, dengan pantat telanjang membungkuk di depan lemari mencari celana dalamnya. Jennie merasa dirinya mulai merasakan panas, well jika pacarnya di depannya dalam keadaan telanjang dan basah, siapa yang bisa menyalahkannya jika dia menerkam sang kekasih begitu saja?
"Hei! Sudah kubilang tutup matamu, aku bisa merasakanmu sedang menatapku!" Jisoo berkata dan berbalik, otomatis memberi Jennie pemandangan tubuhnya dari depan.
"Aku minta maaf, Chu, tapi aku tidak melakukan kesalahan apa pun, aku hanya menatapmu. Aku masih bisa menahannya di celanaku kau tahu."
"Arraso!" Setelah itu Jisoo berpakaian dengan sangat cepat dan dia datang mendekat, memberi Jennie kecupan di bibirnya. "Ayo, kita lihat anak kita!" Dia menarik yang lebih tua dan mereka berjalan menuju mobil Jennie.
***
Mereka sedang duduk di ruang tunggu dengan Jisoo yang sedang gelisah di kursinya. "Chu, santai saja."
"Aku tidak bisa. Menurutmu anak kita apa, putra atau seorang putri? Atau bagaimana jika anak kita keluar seperti ku? Oh God! Jen, ini tidak bisa terjadi!" Jisoo tampak mulai panik.
"Chu, hentikan! Tidak peduli anak kita seperti apa, asal dia sehat aku baik-baik saja. Dan jika hasilnya seperti mu, itu pasti akan membuat seorang gadis lain sangat bahagia di masa depan. Tepatnya bagaimana caramu membuatku bahagia, oke?"
Jisoo mengangguk dan Jennie memberinya kecupan manis.
"Nona Kim, dokter sudah siap menemui anda sekarang." Kata asisten itu.
Mereka bangkit dan memasuki ruangan Dokter Song.
"Selamat pagi Jennie, Jisoo apa kabar?"
"Kami baik-baik saja, siap untuk melihat kelamin anak kami!" Jawab Jennie.
"Baiklah kalau begitu, berbaringlah di sini dan kita akan mencari tahu."
"Tunggu!" Jisoo tiba-tiba berteriak membuat Jennie dan dokter melihatnya. "Bisakah kalian menunggu sebentar? Aku perlu ke toilet."
Nona Song mulai tertawa. "Tentu Jisoo, pergilah. Kami akan menunggu."
Setelah Jisoo meninggalkan ruangan, Jennie menemukan kesempatan untuk membicarakan masalahnya akhir-akhir ini dengan sang dokter.
"Dokter Song, bolehkah aku menanyakan sesuatu?"
"Tentu saja Jennie, itu sebabnya aku di sini. Dan tolong panggil aku Victoria saja."
"Uhm, kau tahu dokter, akhir-akhir ini aku mengalami kebutuhan."
"Kebutuhan? Kebutuhan seperti apa?"
"Seksual. Akhir-akhir ini aku sangat horny dan Jisoo menolak bercinta denganku, dia bilang dia takut menyakiti bayinya."
"Oh, aku yakin bayinya akan baik-baik saja meskipun aku sedikit khawatir dengan apa yang kau alami waktu di U.S. Kau tahu apa? Kau bisa mencobanya tetapi saat kau melihat bahkan sedikit darah pun, kau harus segera berhenti dan kau tidak akan mencobanya lagi kecuali aku memberimu izin, mengerti?"
"Benarkah? Oh, terima kasih! Bisakah kau memberitahunya pada Jisoo? Buatlah seolah-olah memang sangat penting untuk memenuhi semua kebutuhan ku, untuk bayi atau semacamnya?"
"Tentu, aku juga bisa menyarankan beberapa posisi yang terbaik untukmu dan bayi kalian."
"Terima kasih, Dokter Song!"
"Sudah kubilang panggil aku Victoria."
"Terima kasih Victoria!"
"Siapa Victoria? Apa kau selingkuh? Kenapa Jennie yah? Apa karena aku tidak mau bercinta denganmu?"
Kapan Jisoo sampai di sini?
"Aku Victoria dan tidak, dia tidak selingkuh. Tetapi karena kau sudah mengatakannya, aku ingin bilang bahwa sangat penting memenuhi setiap kebutuhan Jennie karena itu baik untuk bayi kalian."
"Benarkah? Apakah itu tidak akan menyakiti anak kami?"
"Aku meragukannya. Kau bisa berhubungan seks seperti biasanya, tetapi jika kau melihat ada darah, hentikan segera okay?"
Jisoo mulai mengangguk.
"Ambil juga brosurnya, ini menunjukkan posisi seks terbaik untuk ibu hamil."
Jisoo mengambilnya dan memasukkannya ke dalam saku celananya dengan wajah yang memerah. Imut sekali!
"Sekarang! Mari kita lihat apakah kalian sedang menunggu seorang putra atau putri."
Jennie bangkit dan berbaring di tempat khusus. Dia membuka kancing jeansnya, mengangkat kaosnya dan merasakan gel dingin itu bersentuhan dengan kulitnya.
"Jadi, seperti yang kalian lihat, inilah anak kalian. Kepalanya, lengan, dan kaki."
"Jennie-ah! Lihat itu, lucu sekali! Dan itu terlihat seperti manusia!" Jennie merasakan Jisoo meraih tangannya saat dia melihat ke arah layar di depan dan tersenyum seperti orang bodoh membuat Jennie hampir menangis karena bahagia.
"Mari kita lihat sekarang apa jenis kelaminnya."
Dia mulai merasakan dokter memindahkan benda itu di atas perutnya.
"I see... Baiklah Jennie, Jisoo. Selamat! Kalian akan memiliki seorang anak perempuan!" Kata dokter Song.
"Perempuan?! Anak kami perempuan? Oh God! Kami akan memiliki anak perempuan! Jennie-ah! Dia seorang putri. Putri cantik dan kecil! Astaga Oh My God Oh My God!"
Jisoo tampak panik karena dia berbicara begitu cepat hingga pikir Jennie wanita itu lupa cara bernapas.
"Chu, wajahmu berubah menjadi ungu!" Dan Jennie yakin itu tidak normal.
Setelah dia mengatakannya, Jennie bisa melihat mata Jisoo yang mulai memutih kemudian terjatuh ke lantai.
"Kurasa Jisoo baru saja pingsan."
tbc ...