Admirer (7)

955 143 8
                                    

"Jadi, selama ini orang itu adalah kau." Bisik Jennie.

"Jennie b-biarkan aku... menjelaskannya, aku bisa, aku akan menjelaskannya. Aku hanya...aku tahu b-bahwa aku seharus—" Jisoo tergagap tapi tiba-tiba berhenti ketika dia merasa bibir lembut di atas bibirnya.

Dia melebarkan matanya dan melihat Jennie menciumnya, si rambut coklat itu terlihat memejamkan matanya dan menggerakkan tangannya melewati rambut gelap Jisoo.

Wanita yang lebih tua terkejut, dan hanya membiarkan hal itu terjadi. Dia meletakkan tangannya di pinggang wanita mungil itu dan menariknya ke depan, menempel pada tubuhnya.

Jennie mengerang melalui ciuman itu dan menggaruk kulit Jisoo sambil merasakan Jisoo yang sedikit menggesek milik mereka.

Jennie menurunkan tangannya dan menangkup sesuatu di antara kaki Jisoo. Dia bisa merasakan celana dalamnya sendiri basah saat itu juga. Dia tahu Jisoo menikmatinya karena dia bisa merasakan milik Jisoo sesekali berdenyut di tangannya.

Dengan erangan yang dalam, Jennie menarik diri dan berlutut. Dia menatap Jisoo yang tampak memejamkan matanya erat.

Saat Jisoo menyadari apa yang sedang dilakukan Jennie. dia segera membuka matanya dan tersentak menjauh. "A-apa yang kau lakukan, Jen?"

Jennie meraih ikat pinggang Jisoo dan menariknya kembali. Dia melepas bajunya dan berdiri di depan Jisoo.

"Apa yang sedang kau l-lakukan?" Jisoo bertanya cemas atas tindakan Jennie.

"Ya ampun, Jisoo bisakah kau diam saja selama lima detik!"

Jisoo mengangguk kalah dan berdiri diam. Jennie menutupi mata wanita yang lebih tua itu dengan bajunya.

"Tolong jangan." Jisoo memohon.

"Tidak suka huh? Sialnya, ini giliranku."

Jisoo merasa miliknya mengeras mendengar suara pelan sahabatnya itu. Dia bisa merasakan precum nya di celana dalamnya ketika dia merasakan Jennie menggigit lehernya.

"Aku akan membalasmu untuk setiap. hal. yang. kau. lakukan padaku," Ujar Jennie sambil menggigit leher Jisoo di antara setiap katanya.

"Mulai dari penutup mata dan hickey," Jennie terus menghisap dan menggigit leher milik Jisoo dan wanita yang lebih tua itu mendorong pinggulnya ke tubuh Jennie, butuh semacam gesekan diantara mereka.

Jennie tertawa dan menjauh. Dia berlutut dan membuka kancing celana Jisoo. Dia menariknya ke bawah dan menangkup milik Jisoo melalui celana dalamnya.

"Hmm, oh gosh biarkan aku melepas ini," Erang wanita yang lebih tua, bergerak untuk melepas bajunya tapi Jennie dengan cepat meraih lengannya dan menghentikannya.

Si rambut coklat menjilat milik Jisoo yang tampak keras di depannya dan langsung mendongak, ingin melihat raut wajah Jisoo.

Dia tidak kecewa, mulut wanita yang lebih tua itu terbuka dan alisnya berkerut. Jennie melepaskan boxer Jisoo, membebaskan batang keras.

Dia kagum.

Dia merasa celana dalamnya basah saat melihatnya. Jennie mendekat ke depan dan menyapa ujung batang Jisoo ke dalam mulutnya, menghisapnya dengan keras, menimbulkan erangan dari wanita di atasnya.

"Astaga, Jennie, tolong jangan terlalu keras, aku belum pernah melakukan ini sebelumnya," Pinta Jisoo.

Jennie juga menyadari hal ini dan hisapannya melembut, dia ingin menghukum Jisoo karena telah melakukan hal ini padanya tapi dia tidak ingin menyakiti sahabatnya.

Dia memasukkan sisa batang Jisoo hingga hidungnya menyentuh perut wanita yang lebih tua itu dan membuatnya hampir tersedak. Dia segera menarik mulutnya dan masuk kembali. Jennie bergerak maju mundur beberapa menit sampai dia merasakan pinggul Jisoo menggeliat di atasnya.

Jensoo Multishots Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang