"Sepertinya aku baru saja mencicipi susumu." Kata Jisoo dan mata Jennie melebar karena terkejut.
"Uhm... okay." Jennie menatapnya bingung "Apakah rasanya aneh?"
"Sedikit, tapi aku menyukainya." Jisoo tersenyum konyol.
"Bagus jika kau menyukainya, bisa kau lanjutkan apa yang kau lakukan tadi? Aku sangat horny dan membutuhkanmu Chu." Kata Jennie cemberut.
"Dengan senang hati sayang."' Jisoo mulai menciumnya. Tangannya menjelajahi tubuh istrinya, membelai setiap lekuk tubuhnya.
Ciuman itu semakin dalam dan Jennie mendesah saat Jisoo mulai menciumi lehernya. Tangan mungilnya bergerak ke ujung celana piyama Jisoo dan menariknya ke bawah.
"Chu...lebih cepat sayang aku membutuhkanmu." Bisik Jennie dengan suaranya yang seksi dan Jisoo tidak punya pilihan selain menurut.
Dia duduk dan menurunkan celananya dengan celana dalamnya, membebaskan miliknya sebelum melakukan hal yang sama pada Jennie. Dia berbaring miring menghadap Jennie dan menariknya lebih dekat sambil memeluknya dan meletakkan lengannya di atas pantatnya. Jisoo menyapa bibir Jennie lagi saat batangnya menggoda inti tubuh Jennie yang basah sebelum secara perlahan mendorongnya masuk ke dalam.
"Mmm Chu."
Jisoo mulai mendorong masuk dan keluar, mencoba untuk mencapai g-spot Jennie sambil mencium dari lehernya dan bergerak ke bawah menuju dadanya. Begitu mencapai tujuannya, Jisoo mulai menghisap puting Jennie yang sudah mengeras dan tidak lama setelah itu cairan manis masuk ke dalam mulutnya.
Jennie melengkungkan punggungnya mendorong dadanya ke atas, tangannya menarik kepala Jisoo lebih dekat lagi dan menahannya di sana. Jisoo mengarahkan salah satu tangannya ke payudara Jennie. Dia mulai mengusap dan meremasnya menyebabkan Jennie mendesah kuat.
"Jisoo, jangan berhenti! Aku akan sampai!"
Dan dia klimaks. Tapi Jisoo masih belum selesai, dia masih menghujam dengan ritme yang sama, mulutnya menghisap puting Jennie sementara tangannya bertukar posisi dari meremas payudara dan pantatnya. Dia menyukai setiap suara yang Jennie buat.
Nafasnya terengah-engah saat Jisoo sesekali menggigit putingnya pelan, desahannya saat klimaksnya mulai mendekat lagi, saat nama Jisoo keluar dari mulutnya saat dia berteriak karena orgasme. Setelah beberapa kali klimaks dari Jennie, Jisoo akhirnya sampai juga.
"Chu, itu sangat luar biasa!" Ucap Jennie saat Jisoo menarik miliknya keluar dan berbaring di samping Jennie.
"Aku tahu. Tapi ku pikir kita akan mendapat masalah ketika putri kecil kita lahir." Jisoo berkata, menarik Jennie ke dalam pelukannya sambil meremas pantat Jennie pelan.
"Apa maksudmu?" Jennie bertanya saat dia mengecup leher dan tulang selangka Jisoo sementara tangannya menelusuri perutnya.
"Aku sangat menikmati susunya."
"Yah, kalau begitu, kalau masih ada yang tersisa setelah dia kenyang, kau bisa memilikinya." Kata Jennie dan mengecup bibir Jisoo.
"Aku mencintaimu Jendeukie."
"Aku juga mencintaimu, Jichu."
***
Sudah hampir Natal dan Jisoo juga sudah mulai kuliah. Dia memutuskan untuk belajar Musik dan Jennie bisa mengatakan bahwa Daddy-nya tidak menyukai hal itu sama sekali.
Mereka juga mulai mengikuti kelas untuk ibu-ibu dan untungnya Jennie mendapat teman baru karena Jisoo tetap tidak mengizinkannya bertemu dengan Irene jika sendirian meskipun unnie-nya itu kini sedang serius berpacaran dengan Seulgi.
"Jendeukie, aku harus pergi ya? Kalau perlu apa pun telepon aku dan aku akan meneleponmu kembali setelah kelas selesai."
"Ok Chu, jangan khawatir aku akan baik-baik saja. Lakukan yang terbaik agar kau bisa membuat istrimu bangga dan menjauh dari siapa pun yang menganggapmu menarik. Hmm...oh tidak, jangan bicara pada siapa pun."
"Aku tidak bisa melakukan itu Jendeukie, itu konyol kau tahu. Terlebih lagi kau benar-benar berpikir aku akan pergi melirik orang lain saat wanita paling cantik sudah menikah denganku?"
Cheesy Jisoo mulai beraksi.
Jisoo mencium istrinya dan mengambil tasnya sebelum berlari ke pintu depan.
"Sampai jumpa!" Teriaknya dan pergi sebelum istrinya membalasnya kembali.
Jennie berbaring di sofa, menyalakan TV dan dia bisa merasakan kelopak matanya semakin berat.
Dia terbangun ketika merasakan sakit yang luar biasa di tubuh bagian perut bawahnya dan rasanya seperti deja-vu.
"Tidak! Andwae, jangan lagi! Tolong baik-baik saja."
Jennie segera menelepon Jisoo tapi tidak ada jawaban. Dia menunduk untuk mencari bekas darah di atas sofa tapi tidak ada; seolah-olah ada air yang tumpah di sana. Setelah melihatnya, matanya terbelalak.
"Air ketubanku pecah!"
Dia mencoba menelepon anggota keluarga Jisoo yang lain yang dapat membantunya saat ini dan untungnya dia mengangkatnya.
"Halo?"
"Irene-ah, kau sibuk? Apa kau bisa datang ke sini?"
"Jisoo ada di rumah?"
"Tidak. AHHHH! Tapi aku butuh bantuanmu. Aku dalam masalah dan Jisoo ada kelas jadi dia tidak menjawab teleponnya."
"Okay, apa masalahnya? Apa ada sesuatu yang salah dengan bayinya, kenapa kau berteriak"
"Air ketuban ku pecah."
"Apa?!"
"Aku bilang air ketubanku pecah."
"Okay tunggu Jen, aku segera datang!" Irene langsung menutup telepon.
Jennie berpikir sebaiknya dia menelepon Jisoo dan meninggalkan pesan padanya.
Halo, ini Jisoo. Aku tidak bisa menjawab telepon sekarang tapi kau bisa meninggalkan pesan untukku.
"Jisoo, kuharap kelasmu berjalan dengan baik. Aku tidak mau kau panik tapi air ketubanku pecah dan aku pergi ke rumah sakit bersama Irene. Kau bisa ke sini segera. Aku mencintaimu."
Tepat ketika dia menyelesaikan panggilan, dia bisa merasakan rasa sakit lainnya. Dia mendengar suara bel pintu beberapa menit kemudian dan dia berjalan menuju pintu sambil mengambil tasnya.
***
Kelas hari ini menyenangkan baginya meskipun ada beberapa pria mencoba menggodanya membuatnya ingin muntah. Jisoo keluar dari kelas dan meraih ponselnya, dia bisa melihat 2 panggilan tidak terjawab dari Jennie dan pesan suara. Dia memutuskan untuk meneleponnya terlebih dahulu, tapi tidak ada jawaban membuatnya otomatis membuka pesan suara itu.
Jisoo, kuharap kelasmu berjalan dengan baik. Aku tidak mau kau panik tapi air ketubanku pecah dan aku pergi ke rumah sakit bersama Irene. Kau bisa ke sini segera. Aku mencintaimu.
'Jennie di rumah sakit? Dia sedang di rumah sakit? Apa dia sedang melahirkan? Anak ku? Anak kita?!'
BABY SHIT!
tbc...