"Sweetie, bangun nak, kamu akan terlambat."
Jennie mengerang. Dia sedang tidak mood untuk pergi dan berpenampilan seperti gadis yang baik.
"Mom, aku sakit!" Dia berteriak.
Untungnya, Mommy Kim mudah tertipu dan sangat terlambat saat ini sehingga tidak membantah ucapan putrinya.
Setelah mendengar pintu ditutup, Jennie pergi ke lantai bawah untuk sarapan. Dia menolak untuk mempercayai apa yang terjadi tadi malam dan menyibukkan pikirannya dengan hal lain. Seperti televisi.
Wanita rambut coklat itu merasakan ponselnya bergetar di bawah kakimya dan melihat untuk memeriksanya. Tertulis 'P.T.R💕 disana dan dia segera menguncinya lagi, meletakkan ponselnya menghadap ke bawah tanpa membaca pesannya.
Pikirannya kembali ke tadi malam dan meskipun dia berusaha melupakannya, dia tetap saja tidak bisa.
Wanita mana yang membiarkan seseorang menidurinya sambil matanya yang ditutup. Dia mulai menangis dan bertanya-tanya bagaimana bisa dia begitu bodoh.
Apa yang terburuk adalah dia sendiri memberikan tubuhnya pada orang itu, setuju untuk melakukan apapun sehingga semuanya itu bukan pemerkosaan atau sejenisnya. Dan dia sendiri juga menyukainya. Memikirkan itu saja sudah menyebabkan dia terisak-isak di bantal sofa.
Jennie mulai mengingat kembali masa-masa dia mulai menerima surat cinta atau kata-kata romantis itu, dan bagaimana perasaannya tentang semua itu. Dia sangat menyukainya.
Mungkinkah itu Jisoo?
Pikirannya terus melayang kembali ke cincin itu. Dia yakin dia merasakannya saat pengagumnya sedang membelai pipinya. Dan hal yang sama terasa di tangan Jisoo.
Jennie merasa dia bisa gila saat mencoba menyatukan kembali dari segala pertanyaannya.
Sahabatnya itu tidak mungkin berbuat seperti itu padanya, bagaimana mungkin dia...ani, tidak. Jennie yakin itu bukan Jisoo.
Itu tidak mungkin terjadi.
Tapi Jisoo pasti tahu siapa orang itu.
Hari Senin tiba terlalu cepat baginya. Dia tahu dia akan berjalan melewati lorong dan menghadapi seseorang yang pernah berhubungan seks dengannya.
Tapi siapa?
Bel berbunyi dan Jennie masuk ke kelas bahasa Inggris, duduk di sebelah sahabatnya.
"Hei, kau baik-baik saja? Aku mengirimimu pesan kemarin tapi kau tidak membalasnya."
Jennie membelalakkan matanya. Apakah Jisoo baru saja secara tidak sadar mengaku bahwa dia adalah PTR? Dia ingat mendapat SMS dari nomor tersebut dan tidak ada satu pun dari Jisoo.
"Aku tidak menerimanya?" Jawab Jennie. Dia memeriksa ponselnya.
Dari: Kim Chichu 🤍😻
Bagaimana kabarmu? Kau tampak agak bingung dan tidak fokus ketika aku pulang, hanya memeriksa untuk memastikan kau baik-baik sajaJennie mengangkat alisnya. "Oh."
Jisoo tersenyum padanya dan membiarkannya sendirian selama beberapa menit, mengetahui bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan sahabatnya tapi tidak ingin mengganggunya atau terlalu memaksanya.
"Hei, Chu?"
"Iya, Jendeukie?"
Jennie menatap Jisoo dalam sebelum menggelengkan kepalanya dan menghembuskan napas panjang. "Tidak apa-apa, jangan khawatir."