Sahabat Unnie (8)

1.3K 143 7
                                    

Sejak kembali dari mengambil air, Jisoo bertingkah aneh, seolah dia sedang mengkhawatirkan sesuatu.

"Jennie, kenapa kau tidak makan? Apa mau tante buat sesuatu yang lain sayang?" Tanya Omma Kim.

"Tidak, terima kasih." Jennie menjawab dan menatap Jisoo yang sedang melamun. "Chu, bisa ambil salad untukku?" Tidak ada reaksi. "Chu! Tolong ambil saladnya." Sekali lagi, tidak ada reaksi apa-apa.

"Yah, Kim Jisoo! Pacarmu yang sedang hamil menginginkan salad itu." Ucap Appa Kim sambil memukul bahu Jisoo.

"Aduh, Appa! Wae?" Rengek Jisoo sambil mengusap bahunya.

"Jennie memanggilmu dan kau hanya melamun, mengabaikannya."

"Omo! Jennie-ah, apa kau baik-baik saja? Apa ada yang salah dengan anak kita? Aku akan menelepon dokter. Omma cepat! Apakah Omma tahu dokter di sekitar sini? Jangan khawatir Jennie-ah, aku akan menangani semuanya, kau hanya perlu tetap di sini tenang seperti ku, ngerti? Tenang. Omma! Palli!" Jisoo benar-benar tampak panik.

Apa salah jika pemandangan itu menurut Jennie sangat lucu?

"Chu, santai saja, anak kita baik-baik saja." Dan Jisoo tampak sedikit rileks. "Ada apa dengan mu? Kau sudah aneh dan melamun sejak kau pergi mengambil air." Jennie bertanya membuat Jisoo otomatis menunduk.

"Aku ketakutan."

"Takut? Kenapa kau takut?"

"Aku tidak ingin mati. Aku terlalu muda untuk mati dan bagaimana dengan anak kita, dia akan menjadi yatim bahkan sebelum ia lahir. Aku tidak akan pernah bertemu dengan anakku Jennie-ah, apa yang harus aku lakukan?"

Apakah hanya Jennie satu-satunya yang berpikir bahwa Jisoo terdengar tidak masuk akal saat ini?

"Kenapa kau akan mati, sayang? Omo! Apa kau sakit dan kau tidak memberitahu kami? Jennie, apa kau tahu tentang ini?" Tanya Omma Kim, Jennie menggelengkan kepalanya.

"Omma, aku tidak sakit."

"Lalu kenapa kau akan mati?"

"Omma jangan bohong padaku, aku dengar Omma bicara dengan Jennie barusan, aku tahu ayah Jennie akan membunuh ku."

Itukah sebabnya dia bersikap seperti itu? Dia mendengar pembicaraan mereka? Pikir Jennie.

"Konyol Chu, daddy tidak akan benar-benar membunuhmu. Apa kau pikir dia akan membiarkan dirinya terjebak dipenjara sementara putrinya sedang hamil?" Kata Jennie sambil berharap hal itu tidak akan benar-benar terjadi.

"Dia tidak akan melakukannya?"

"Nde, dia hanya akan memberimu sedikit waktu yang sulit karena telah membuatku hamil dan untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa kau cukup baik untuk menjagaku dan anak kita."

"Jadi aku tidak akan mati?"

Jennie menggelengkan kepalanya.

Jisoo tiba-tiba bangkit dan mulai berlari dengan gembira di sekitar meja makan. Tiba-tiba mereka melihat Irene dan Seulgi berdiri di depan ruang makan. Jisoo otomatis berlari ke arah Unnie-nya dan melompat ke arahnya, memeluknya seperti koala.

"Unnie! Anakku tidak akan menjadi yatim piatu! Hebat bukan?"

"Hah? N-nde, bagus sekali." Irene menjawab dan ekspresinya seolah berkata 'apa-yang-dia-bicarakan' ke arah Jennie dan Jennie hanya mengangkat bahu.

"Irene-ah, Seulgi... ayo duduk. Makanannya tidak akan bertambah panas." Kata Omma Kim.

"Kami sebenarnya datang untuk memberitahu kalian bahwa aku akan menginap di rumah Seulgi untuk durasi perjalanan cuti ini." Kata Irene.

Jensoo Multishots Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang