1

11.3K 479 33
                                    

Cerita ini hanya karangan! Semua ga nyata! Jangan di bawa-bawa ke dunia nyata! Ini wp, semua bisa terjadi di sini.

Sekarang silahkan membaca...







_HTK_

Derap langkah tergesa terdengar di trotoar pinggir jalan. Dirinya berhenti, kedua tangannya memegang lutut, menyangga tubuhnya sambil terengah mengatur napas. Tangan kirinya bergerak menghapus keringat yang mengalir dipelipis dan menyibak rambut yang sudah mulai panjang itu ke belakang.

"Sial sepuluh menit lagi!" Desisnya setelah melihat jam ditangannya. Lelaki yang mengenakan cocard berukuran A4 dilehernya itu kembali berlari. Zeandaran Dirgantara Laksana. Itulah yang tertulis di cocard.

Lelaki yang kerap dipanggil Zean itu langsung memposisikan diri ke barisan kelasnya. Hampir saja dia terlambat, tapi keberuntungan masih berpihak padanya. Dia pagi ini sudah siap mengikuti MPLS.

Di depan sana sudah ada beberapa siswa dan siswi memakai jas berwarna biru matang, berdiri di samping mimbar yang di atasnya terdapat seorang guru yang sedang memberi pidato untuk pembukaan MPLS hari ini.

"Selamat pagi semua. Berdirinya saya di sini karena tidak disediakan kursi," canda guru itu, yang membuat anak-anak sontak tertawa. "Cukup-cukup, perkenalkan nama saya adalah Deby. Kalian bisa panggil saya Pak Deby. Saya di sini akan memberikan sepatah dua kata sebelum mengesahkan MPLS ini dimulai. Jadi berdirinya kalian di sini merupakan orang-orang yang terpilih untuk bisa bersekolah di sini, di SMA 48 ini. Sekolah yang sangat diimpikan oleh anak-anak diluaran sana. Betul apa betul?"

"Betull!" Jawab anak-anak serempak.

"Nah jadi, kalian jangan menyepelekan kesempatan yang sudah kalian dapat ini. Pertahankan dengan sebaik mungkin, lakukan yang terbaik. Ini adalah awal dari masa depan kalian. Masa depan kalian itu kalian sendiri yang menata, jika bukan kalian terus siapa lagi? Jangan terlalu sering berleha-leha, karena itu bisa mempengaruhi masa depan kalian. Jadi kalian di sini harus belajar dengan sungguh-sungguh, janganlah bermalas-malasan. Sepertinya sudah itu saja pembukaan dari saya, karena cuaca juga semakin panas. Kasian skinker kalian mahal-mahal malahan kena panas. Jadi mulai detik ini, MPLS kali ini saya umumkan dimulai!" Semua anak bertepuk tangan mengakhiri pidato Pak Deby.

Zean yang baris di belakang mengusap lehernya, karena merasa haus. Ingin sekali dia minum, tapi pasti tidak dibolehkan, karena belum ada perintah yang mengutuskannya untuk minum. "Lama banget dah, kapan selesainya," gumam Zean.

"Aduh!" Pekik Zean karena tubuhnya di hantam oleh tubuh seseorang. "Eh, eh sorry gua ga sengaja. Gara-gara temen gua nih yang dorong." Anak itu menunjuk temannya yang kini malah tertawa.

"Ga papa," jawab Zean.

"Btw kenalin, nama gua, Aldon." Anak itu mengulurkan tangannya. Zean menyambut tangan itu dengan senang hati. "Gua, Zean."

"Kalau dia nih namanya Christof." Aldo memperkenalkan teman yang tadi menjorokkannya sampai menubruk Zean. "Hai," sapa Christof dan Zean mengangguk.

"Btw kita bakal sekelas nih, jadi kita temenan ya?" Kata Aldon mendahalui pertemanan ini. "Oke," sahut Zean dan Christof.

"Abis ini kegiatannya ngapain nih?" Tanya Zean, karena memang dia sama sekali tak mengetahui jadwal acara MPLS ini.

"Lo ga liat jadwal?" Tanya Christof.

"Kagak. Kuota gua abis," jawab Zean.

"Pantesan aja. Dijadwalnya hari ini cuma materi aja sih, tapi sampai sore," jelas Christof.

"Buset lama amat. Bisa-bisa bosen ini mah," kata Aldon.

"Terima aja sih. Ini baru hari pertama loh," kata Christof.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang