27

2.9K 269 19
                                    

_HTK_

Zean berjalan dengan tatapan lurus ke depan, mengabaikan anak-anak yang memperhatikannya saat ini. Bagaimana tidak? Zean sampai sekarang masih menutupi matanya dengan kacamata hitam. Banyak anak-anak yang berbisik membicarakan Zean. Ada yang memuji, ada juga yang iri atau merasa tak suka pada Zean yang diperhatikan banyak orang.

Namun, Zean tetap tak mempedulikan hal itu dan tetap berjalan mengarah kantin, untuk makan di jam istirahat pertama. Di belakang teman-teman, yaitu Rollan, Christof, dan Aldon mengikuti langkahnya, jadi Zean lah yang memimpin jalan. Sampai di kantin mereka berhenti, mencari meja kosong untuk mereka tempati.

"Tuh, ada tempat kosong, kalian duluan gih, biar gua yang pesen," kata Zean.

"Serius Zee? Ga takut dibuli karna lo pakek kacamata item?" Tanya Rollan bermotif menggoda.

"Ngapain takut? Yang ada gua keren kali," jawab Zean.

"E eleh, si paling keren," celetuk Christof.

"Pesen apa nih?" Tanya Zean.

"Kayak biasa aja, bakso sama es teh," jawab Aldon mewakili.

"Oke, gua ke sana dulu." Mereka berpisah, Zean menuju stan penjual, sedangkan teman-temannya menempati meja yang masih kosong. Setelah Zean memesan dia pergi ke meja dimana teman-temannya itu berkumpul. Sampai sana dia terdiam saat melihat kehadiran seseorang di sana.

"Lo lagi?? Kenapa ni cewe bisa gabung ke sini?" Tanya Zean sambil menunjuk Kathrin, perempuan yang duduk satu meja dengan teman-temannya.
"Kenapa? Bebas kali gue mau duduk dimana," balas Kathrin.

"Tempat duduk masih banyak," kata Zean.

"Penuh!" Ucap Kathrin.

"Udah Zee, biarin aja. Kasihan dia ga dapet tempat duduk. Meja semua penuh, kita ajak join dia aja di sini," kata Rollan menengahi.

"Tuh denger! Lagian perkara duduk doang. Kalau lo ga nyaman, anggep aja gue ga ada," kata Kathrin. Zean menghembuskan napas malas lalu duduk di sebelah kursi Katrhin, karna di situlah kursi yang masih kosong. "Apa lo?" Tanya Zean karena Kathrin memperhatikan Zean.

"Lo kenapa pakek kacamata? Pasti bintitan ya? Ih makanya jadi cowo jangan suka ngintip orang mandi," ejek Kathrin dengan tingkah seakan geli.

"Gilak lo. Gua mana pernah ngintip orang mandi. Serah gua lah mau pakek kacamata atau nggak, kok lo yang ribet?!" Balas Zean kesal. Entah kenapa jika bertemu dengan Kathrin, bawaanya Zean pengen emosi saja.

"Weshhh, santai dong bro," kata Kathrin.

"Weh udah dong, kalian ini ribut mulu. Ati-ati jodoh," sela Ollan.

"Amit-amit Ya Tuhan. Cowo lain masih banyak yang lebih dari pada cowo di samping gue ini," kata Kathrin sambil memukul tangannya di meja lalu beralih ke kepalanya.

"Dih, gua ogah kalo sama modelan kayak gini. Mendingan gua sama Kak Shan-" Zean terdiam saat sadar akan menyebutkan nama seseorang.

"Kak Shan? Kak siapa Zee? Lanjutin dong, jangan bikin kita kepo," kata Christof.

"Ga siapa-siapa," jawab Zean.

"Ah lu mah ga asik!" Kesal Christof.

"Plish lah kalian jangan kepo kayak dora deh," balas Zean.

Makanan pesanan Zean tadi datang. Semua sudah mendapatkan makan masing-masing tak terkecuali dengan Kathrin. "Abis makan itungan ya. Duit gua ganti," kata Zean di sela makannya.

"Iya, aman," jawab mereka.

"Dih, cowo kok perhitungan," sindir Kathrin.

"Eh, eh kalian kayak denger suara cewe ngomong ga sih? Tapi ko ga ada wujudnya ya?" Tanya Zean seolah sudah tak menganggap kehadian Kathrin di sebelahnya.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang