26

2.9K 275 24
                                    

_HTK_

Shani duduk di meja belajar, untuk bersiap mengerjakan tugas. Dia baru saja pulang setelah seharian ini sibuk berkegiatan di luar rumah. Kini yang akan dia lakukan sekarang adalah mengerjakan tugas Matematika yang besok harus dikumpulkan. Namun, sebelum itu, dia membuka ponselnya. Mengecek media sosialnya terlebih dahulu, sebelum akhirnya nanti kepalanya akan pusing melihat banyaknya angka yang berada di buku.

Saat pertama kali membuka aplikasi bernama instagram, layar berandanya langsung menampilkan postingan lelaki yang baru-baru ini dekat dengannya. Siapa lagi kalau bukan Zean. Shani tersenyum melihat postingan Zean, dia dengan iseng meninggalkan komentar di sana.

'Lagi dimana?'

Tak ada salahnya kan bertanya seperti itu? Tapi ada sebuah komentar yang membuat Shani tertarik dan memunculkan rasa kepo di dalam hatinya.

'bjir gua tadi liat lo boncengan sama cewe, itu siapa cok??!'

Zean boncengan sama cewe? Siapa? Batin Shani bertanya.

"Kapan Zean boncengan sama Cewe? Apa pas pulang sekolah tadi?" Kata Shani berpikir.

Shani ingin menanyakan hal ini secara langsung, tapi dia bingung, bagaimana bertanyanya. Apa langsung saja dia bertanya, atau harus basa-basi terlebih dahulu? Shani berkali kali menuliskan beberapa kata, tapi tak jadi dikirimkan. Dia kembali melihat beranda Instagram lagi, mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Jari Shani menggulirkan layar melihat-lihat postingan yang lain, hingga tangannya berhenti di satu postingan dari fanbase sekolah. Shani mezoom layar, melihat siapa yang berada di foto itu.

"Zean?"

"Ini beneran Zean ga sih? Kenapa dia cuma pakek kaos kutang? Bajunya kemana? Terus siapa cewe ini?" Shani mezoom perempuan yang berada di sana, tapi wajahnya terlihat asing. Dia tak pernah melihat perempuan itu di sekolah.

"Apa dia anak kelas 10?" Pikir Shani.

"Kenapa posisinya harus gini sih?" Kata Shani terdengar kesal. Pasalnya gaya foto itu Zean seperti memeluk perempuan itu dari belakang.

"Siapa lagi adminnya ini? Gaya kayak gini pakek difoto segala," sewot Shani. Ingin sekali dia mereport postingan ini sekarang juga. Shani akhirnya menscreenshot foto itu dan dia kirimkan pada Zean. Sepertinya hal ini lebih baik jadi bahan obrolan.

'Ih ga pakek baju di sekolah. Baju kamu dimana dek??'

Seperti itulah teks yang Shani kirim ke Zean. Biasanya Zean tipe yang membalas chatnya cukup cepat, tapi entah kenapa kali ini chatnya sampai 5 menit kemudian tak ada balasan.

"Apa jangan-jangan Zean masih sama cewe yang dia bonceng?" Kata Shani. Bahkan hingga 10 menit masih tak ada balasan. Shani yang merasa kesal menutup ponselnya dan memilih mengerjakan tugas Matematikanya saja.

Di sisi lain, Zean berjalan dengan lesu memasuki rumah dengan sekantung kresek bajigur pesanan Papanya. "Nih Pa, bajigur pesenan Papa." Zean menyerahkan kresek itu pada Papanya.

"Makasih ya." Papa Zean tersenyum senang sambil melihat bajigur yang masih panas.

"Kenapa masih di sini? Bersih-bersih sana," kata Papa Zean, karena melihat Zean masih berdiri di sebelahnya.

"Uang aku mana? Papa harus ganti uang aku," kata Zean.

"A elah Zee, cuma sepuluh ribu doang minta ganti. Perhitungan banget sama Papa," kata Papa Zean.

"Sepuluh ribu itu juga uang Pa. Mayan bisa buat beli bensin Zean besok," kata Zean.

"Astaga Zee, orang kamu dapet sangu juga dari Papa. Masih aja minta ganti, yang ada kamu yang minta ke papa terus," balas Papa Zean, "Besok-besok deh papa ganti," lanjut Papa Zean.

Zean dengan raut wajah malas pergi dari sana untuk bersih-bersih. Namun, entah bagaimana bisa tiba-tiba Zean tersandung dan jatuh ke bawah. Kepalanya terbentur ke lantai yang mengeluarkan suara BUGH cukup kencang.

"WADOHHH! MAMAAA!" teriak Zean kesakitan. Papa Zean yang melihat bukannya membantu malah tertawa terlebih dahulu, saat tawanya reda barulah ia membantu anaknya yang kesakitan.

_HTK_

Pagi hari sekali Shani sudah duduk di bangku deket parkiran luar sekolah. Dia rela datang tak langsung masuk ke sekolah, tapi menunggu di sana. Tentunya dia tak sendiri, kini dia menahan Feni yang juga sudah datang. Feni masih tak tau maksud Shani duduk di sini.

"Lo sebenernya nungguin siapa sih Shan?" Tanya Feni, pasalnya entah sudah berapa menit mereka di sini, hari pun sudah semakin siang.

"Diem deh," ucap Shani.

"Udah mau bel skolah loh Shan, mau sampe kapan kita di sini?" Tanya Feni.

Shani melihat pesan yang dia kirim ke Zean masih saja belum di jawab, di baca pun tidak. Shani semakin bingung dengan perubahan dari Zean. Apa dia ada salah sehingga membuat Zean seperti itu?Entah berapa lama lagi Zean datang atau justru malah sudah sampai, tapi Shani tak melihat? Jam sudah hampir menunjukkan pukul 7, sebentar lagi bel masuk.

"Ayo Shan, udah mau bel. Jam pertama mapel MTK loh gurunya galak, gue ga mau ntar dimarahin kalau telat masuk kelas," kata Feni.

Shani berdiri dan melihat ke arah jalan, berharap ada keberadaan Zean. Namun, nihil, sepertinya memang dia harus meninggalkan tempat saja dan pergi ke kelas sekarang. Dia akan mencari keberadaan Zean nanti saja saat istirahat. "Yaudah, kita ke kelas aja Fen," putus Shani.

Pelajaran telah dimulai setengah jam. Dari arah tembok belakang sekolah, seorang lelaki berusaha memanjat di sana. Dia adalah Zean. Hari ini dia kesiangan bangun sekolah. Zean memilih masuk lewat belakang sekolah ini karena dia menghindari hukuman dari satpam jika melihatnya. Sebenarnya dia ragu melakukan ini, karena mau bagaimana pun ini adalah hal yang tak baik dilakukan oleh para pelajar, apa lagi dia ini adalah anggota OSIS. Namun, mau bagaimana lagi, keadaan yang memaksa dia seperti ini. Semoga apa yang dilakukannya ini tak ada yang tau.

Zean dengan mengendap-ngendap berjalan menuju kelasnya. Dia sudah bertanya pada Ollan, ada guru atau tidak, dan katanya belum. Zean merasa aman jika guru belum masuk. Untungnya semua berjalan dengan lancar. Zean bisa sampai ke kelas dengan selamat dan tanpa halangan apapun.

"Akhirnya lo sampe juga Zee," kata Rollan.

"Lo kenapa pakek kacamata item njir? Terus kenapa kening lo dihansaplas gitu?" Tanya Vino. Sebab penampilan Zean pagi ini cukup aneh. Ngapain dia ke sekolah pakek kacamata item?

"Jidat gua semalem nyium lantai, sakit. Kalau alasan gua pakek kacamata karena, pengen aja biar keren," jawab Zean.

"Ga mungkin sih pasti ada maksud lain," kata Aldon penuh selidik.

"Ck, semalem gua baca cerita novel sad ending, jadinya gua nangis. Pas bangun ternyata udah bengkak," jawab Zean.

"Cih, lakik kok nangis," kata Vino.

"Lakik juga manusia kali," balas Zean. Kemudian guru yang mengajar kelas Zean datang. Untung saja Zean sudah lebih dulu masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi semua."

"Pagi pak!"

"Zean? Kenapa pakek kacamata item? Lepas," kata Pak guru.

"Maaf pak, mata saya lagi sakit jadi harus pakek kacamata item," kata Zean beralasan.

"Sakit apa?"

"Ada pokoknya pak, harus jaga biar ga kena debu kebanyakan."

"Yasudah kalau gitu," ucap Pak Guru membiarkan.






















Yok bisa yok sebelum bsk november, udah dpt 300 pengikut. Yok ayokkkkkkkk, tinggal dikit lagi itu, gemesnya.

Dah gitu aja maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang