25

3K 286 25
                                    

_HTK_

Setelah melihat Shani naik mobil bersama lelaki lain, Zean memilih tak langsung pulang, tapi pergi diam-diam mengikuti kemana mobil yang membawa Shani itu pergi. Rasa ingin tahunya sangat membara. Kata Shani dia tak memiliki pacar, lantas dengan siapa dia tadi pergi? Apa Shani ternyata berbohong pada Zean?

Zean mengikuti dengan motornya, tentunya dia mengambil jarak cukup jauh biar tidak ketauan jika dia sedang mengikuti.

Mobil yang Shani tumpangi mengarah ke sebuah Mall di kota. Zean terus mengikuti dan memarkirkan motornya cukup jauh juga dari mobil Shani. Zean buru-buru memakai hoodie yang dia simpan di dalam tasnya untuk menyamar. Melihat Shani yang mulai beranjak memasuki Mall, Zean terus mengikuti Shani sesekali bersembunyi saat Shani dan lelaki itu berhenti.

"Ngapain mereka ke toko baju?" Kata Zean, saat melihat Shani memasuki toko baju. Zean memakai kupluk hoodienya dan ikut memasuki toko itu. Dia berpura-pura memilih baju yang ada di sana. Melihat-lihat ada yang bagus atau tidak, sesekali melirik ke arah Shani yang juga memilih baju ditemani lelaki itu.

Bisa Zean lihat ketika lelaki itu mengepaskan baju yang dia pegang dengan tubuh Shani, seperti mengecek ukuran pas atau tidak. Entah apa yang Shani dan lelaki itu obrolkan hingga membuat diantara mereka berdua tertawa.

Zean yang bersembunyi di balik mannequin itu menggeram. Lantas dia meremas tangan mannequin dan tanpa sadar menariknya hingga menyebabkan tangan mannequin itu copot. Zean dibuat panik karena itu, dia buru-buru memasangkan kembali sambil memperhatikan sekitar ada yang melihat tindakan dia atau tidak. Zean mengelus tangan Mannequin itu lalu beralih bersembunyi di balik baju-baju yang jaraknya lebih dekat dengan Shani. Dia ingin mendengar apa yang Shani dan lelaki itu obrolkan.

"Cocok banget kalau pakek ini," samar-samar lelaki di hadapan Shani berkata seperti itu, yang dibalas tawaan dari Shani.

"Dresnya jelek! Bagusan juga kalau gua yang pilihin," gumam Zean sinis, sambil melihat dres putih yang dipegang oleh Shani.

"Deal ya beli yang ini?" Tanya lelaki itu.

"Iya yang ini aja," jawab Shani.

"Oke kalau gitu, kita ke kasir dulu. Abis ini beli sepatu," kata lelaki itu.

Zean terus mengikuti mereka sampai berpindah ke toko sepatu. Lagi dan lagi Shani terlihat mencoba sepatu yang dipilihkan oleh lelaki itu.
"Gua doain nanti kalau udah pakek sepatu itu, sepatunya bakal jebol!" Gumam Zean lagi sambil menatap mereka dengan mata uang berkobar seperti merasa kesal.

Setelah memilih sepatu mereka berpindah tempat lagi. Kali ini mereka memasuki toko perhiasan. Zean dibuat bingung, kenapa harus ke toko perhiasan segela?

Zean merasakan sesak didadanya saat melihat lelaki itu memasangkan cincin di jari manis milik Shani. Apa arti semua ini? Jadi benar kalau Shani adalah milik lelaki itu? Lantas kedekatan diantara Zean selama ini apa?

Zean yang sudah tak tahan memilih meninggalkan tempat. Jika terus-terusan mengikuti mereka, bisa-bisa Zean bakal menghancurkan tempat itu dalam sekejap, karena rasa kesal dan sedih yang melebur menjadi satu.

Zean keluar dari dalam mall dengan tangan kosong. Dia mengendarai motornya untuk pergi dari sana. Lagi dan lagi langit seperti merasakan apa yang Zean rasakan. Gerimis mulai turun sore ini yang hampir memasuki waktu maghrib. Zean memilih untuk singgah dulu di sebuah Alfamart. Sekalian dia memberitau mamanya jika dia pulang telat dengan alasan ada tugas kelompok yang harus diselesaikan malam ini. Setelah memberi kabar pada mamanya, Zean masuk ke dalam Alfamart untuk membeli minuman. Saat melewati sebuah rak dia terkejut karena berpapasan dengan perempuan yang tadi dia temui di sekolah, yaitu Kathrin.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang