43

2.4K 240 5
                                    

_HTK_

Sampai minggu kedua, acara dan lomba-lomba untuk memperingati ulang tahun sekolah dimulai. Banyak lomba yang diadakan tahun ini. Salah satunya adalah lomba dance berpasangan, perkelas. Dari panitia diperbolehkan untuk mengikuti lomba apa bila ditunjuk sebagai perwakilan.

Di kelas Zean heboh karena sampe hari H belom ada yang mau mendaftar. Hingga akhirnya Zean lah yang kena sasaran saat tak sengaja melewati kelasnya. Tau gini tadi gua ga usah lewat sini. Batin Zean kesal.

"Jangan gua lah, gua sibuk ngurusin ini itu, masa harus ngewakilin kelas juga?" Kata Zean.

"Ya itu derita lo siapa suruh masuk OSIS," celetuk salah satu temannya.

"Ngomong lagi gua pukul congor lo!" Kesal Zean.

"Wes, santai Zee, bercanda," kata temannya itu lalu terkekeh canggung, apa lagi saat melihat mata tajam Zean yang sepertinya tak main-main.

"Yang lain aja ngapa," ucap Zean.

"Kagak ada yang mau. Ayolah Zee, kita ga mau nanti didenda seratus ribu karna cuma ga mau ikut lomba ini," rayu teman Zean yang lain. Zean menghembuskan napas lelah. Gini amat jadi anak yang serba bisa. Batin Zean mengeluh.

"Terus gua sama siapa pasangannya?" Tanya Zean malas.

"Tenang, kita udah siapin siapa pasangan lo. Nah itu dia kebetulan udah dateng." Semua mata tertuju pada Freya  yang baru saja masuk kelas sambil memakan cilok habis dari kantin. Mereka tersenyum penuh arti pada Freya.

"Kenapa senyum-senyum gitu? Serem tau," ucap Freya.

"Nah dia yang bakal jadi pasangan lo."

"Pasangan apa?" Bingung Freya, sebab dia tak tau menahu apa yang teman-temannya itu bahas.

"Pasangan dance lah, kalian yang bakal ngewakilin kelas kita."

"Kok gue? Nggak-nggak! Gue ga mau. Kan gue udah nolak kamarin! Kenapa masih tetep gue yang ditunjuk?!" Kesal Freya. Padahal kemarin dia sudah menolak mentah-mentah permintaan teman-temannya itu.

"Ayo lah Fre, sama Zean nih. Dia udah mau. Lo emangnya mau didenda seratus ribu?"

"Seratus ribu patungan anak sekelas juga bakal kebayar kan?" Jawab Freya.

"Kita mana mau bayar patungan, mending buat jajan aja ga sih?" Celetuk anak lain.

"Betul tuh betul!" jawab anak-anak lain.

"Ck, waktunya ga bakal cukup kalau latihan sekarang juga!" Kata Freya, setengah setuju akhirnya, tapi masih saja malas.

"Cukup kok. Cukup kan ya Zean?"

"Mana gua tau!" Ketus Zean karna aslinya pun dia kesal.

"Cukup lah kan kalian pinter."

"Gua ga mau durasi yang lama-lama. Sebentar aja!" Celetuk Zean. Karna bagaimana pun pasti banyak yang nonton, tak terkecuali dengan Shani. Bisa-bisa dicuekin abis-abisan sama Shani. Setelah ini dia juga harus meminta izin dulu sama Shani.

"Terserah kalian. Diperaturan ga ada yang nentuin berapa lama. Jadi tampil 5 detik pun kayaknya ga masalah," jelas temannya.

"Gimana Fre?" Tanya Zean.

"Terserah lo," jawab Freya.

"Kita latihan dimana? Waktu tinggal sejam lagi dimulai. Hadehh gua kudu izin temen-temen dulu nih ninggalin kerjaan," kata Zean. Dia mengirimkan pesan pada temannya untuk tidak membantu sebentar karna urusan ini. Untung saja dia tak menjadi panitia lomba-lomba yang terlaksana dihari ini. Zean juga memberi tau Shani, meminta izin bahwa dia akan mengikuti lomba dance bersama dengan teman perempuannya. Zean harap Shani dapat maklum.

"Latihan di sini aja, kalau kalian malu nanti pintu bisa ditutup terus korden-korden jendela juga di tutup semua. Kalau masih malu, kita bakal keluar ngebiarin kalian latihan berdua si sini, gimana?" saran temannya.

"Setuju sih, mending di sini aja," sahut teman-temannya.

"Gimana Fre?" Tanya Zean meminta persetujuan yang diangguki Freya.

_HTK_

Banyak anak yang sudah berkumpul di lapangan bakset. Tempat yang akan dilaksanakan lomba dance perkelas. Para peserta juga sudah siap di sisi lapangan menunggu nama mereka dipanggil. Sedangkan Zean berdiri di sebelah Shani yang bersedekap dada menatap satu demi satu peserta yang tampil. Zean tau pacarnya itu tengah dilanda kecemburuan setelah dia memberi tau bahwa akan mengikuti lomba ini dengan Freya, yang tak lain permepuan yang pernah dia ajak duet menyanyi waktu MPLS kemarin.

"Sayang nih minum dulu," bisik Zean sambil menyerahkan gelas es teh pada Shani yang langsung diterima.

"Kamu dapet urutan berapa?" Tanya Shani dengan suara terdengar datar yang membuat Zean menelan ludah takut. "18," jawab Zean.

"Dua nomor lagi dong," ucap Shani, karna sekarang adalah penampilan peserta nomor 16.

"I-iya. Em... aku ke kelas dulu boleh, persiapan?" Izin Zean dengan takut. "Yaudah sana," ucap Shani mengizinkan.

"Aku tampil cuma sebentar kok palingan ga ada semenit. Abis tampil nanti kita ke kantin, kita jajan ya," ajak Zean sekaligus sebagai sogokan agar Shani tidak marah nanti setelah melihat penampilannya.

"Terserah," ucap Shani.

"Oke, aku ke sana dulu." Zean mengusap bentar kepala Shani sebelum akhirnya dia bergabung dengan teman kelasnya, menunggu giliran penampilan Zean.

"Semangat ya kalian. Semoga menang. Lumayan kan hadiahnya 500k buat juara satu, bisa buat kita makan-makan bareng di luar," kata ketau kelasnya memberi semangat.

"Jangan gugup kalian," teman yang lain juga memberi semangat.

"Yang lain bajunya pada cakep-cakep yak?" Celetuk anak lain.

"Iya. Tapi ga papa, pakek seragam OSIS lebih keren, mencerminkan anak sekolah banget," imbuh anak lain juga. Kenapa begitu? Sebenarnya peserta diperbolehkan menggunakan baju bebas asal sopan, tapi karna kelas Zean ini mendadak bahkan daftar saja baru setengah jam yang lalu, jadi tak ada persiapan apa pun, baju pun yang dikenakan untuk tampil baju seragam OSIS yang memang hari ini di pakek.

Mc kini memanggil peserta nomor 18, yaitu kelas Zean. "Pinjem topi," Zean mengambil topi salah satu temannya. Alasannya adalah agar dia tak malu karna diliat banyak orang.

"Gue juga pinjem," Freya pun juga meminjam topi temannya.

Panitia lomba ini adalah anak OSIS yang sebenarnya cukup terkejut karena ternyata Zean juga ikut dalam perlombaan ini. Kecuali dengan Christof, Rollan, dan Aldon, sebab keterkejutan mereka sudah lebih dulu dirasakan tadi saat berkumpul di lapangan ini.

"Semangat bro!" teriak Rollan. Zean dan Freya saling memandang dan mengangguk, berarti siap satu sama lain. Musik berputar. Zean dan Freya mulai bergerak mengikuti alunan lagu seperti yang sudah dia pelajari tadi.

(Dari youtube. Ya jadi gerakannya kayak gitu ya.)

Penampilan mereka berakhir. Zean dan Freya buru-buru kembali bergabung dengan teman sekelasnya. "Wedehh, keren kalian," puji Rollan.

"Ga salah sih kita milih kalian," kata teman lain.

"Dahlah, nih topi lo. Gua pergi dulu." Zean buru-buru menghampiri Shani yang auranya terasa sangat mencekam sekali. Zean sampai merinding saat berada di dekatnya.

"A-ayo ke kantin," ajak Zean setengah takut. Shani menghentakkan kakinya kesal, pergi meninggalkan Zean. "Mampus, ngambek ini mah," gumam Zean, lalu dia berlari menyusul Shani.



















Ngambek ngambek wkwkwk.

Dah gitu aja maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang