20

3.4K 274 19
                                    

_HTK_

Hari yang dinanti tiba. Sekarang hari senin. Semua persiapan upacara telah siap. Guru kesiswaan sedang sibuk mengatur barisan para murid agar upacara bisa segera dilakukan. Sedangkan para OSIS sedang mempersiapkan pakaian mereka terlebih dahulu agar rapi. Dan juga mempersiapkan diri agar tidak grogi saat Pelantikan nanti.

"Dasinya dirapiin ya dek. Bajunya juga yang rapi jangan ada yang keluar dari celana dan rok kalian," kata Kak Ardi OSIS angkatan kelas 11.

"Topinya jangan lupa dipakek," kata Kak Gito yang merupakan ketua OSIS yang baru, yang akan menggantikan Kak Roby saat pelantikan nanti.

"Kalian udah siap semua kah?" Tanya Kak Roby yang datang bersama Shani untuk memastikan persiapan adek-adek.

"Udah kak," jawab Gito mewakili.

"Kalau udah kalian segera buat barisan. Jangan ada suara ya nanti. Ikuti upacara seperti semestinya sampai nanti kalian dipanggil untuk memasuki lapangan, buat dilantik nanti. Paham?""

"Paham kak Roby."

"Good!"

Di sisi lain, Shani berdiri di depan Zean, merapihkan dasi dan baju yang terlihat kurang rapi. Perlu kalian ketahui, setelah kemarin Zean menjenguk Shani, mulai dari itulah mereka dekat. Sudah ada peningkatan diantara mereka, yaitu berani bertukar pesan satu sama lain. "Udah rapi. Jangan gugup ya? Kita ketemu di tengah lapangan nanti," kata Shani memberi penyemangat. Zean mengangguk dan tersenyum.

"Kakak juga," balas Zean. Shani tersenyum lalu memasangkan topi untuk Zean.

"Semuanya ayo baris. Pimpinan saya ambil alih untuk semuanya! Siap grak!" Intruksi Kak Roby. Semua langsung memposisikan diri masing-masing dibarisan dan bersikap siap.

"Lencang depan grak!"

"Tegak grak!"

"Sebelum mengawali kegiatan mari kita berdoa. Semoga acara kali ini berjalan dengan lancar dan tak ada kendala satu pun, sampai selesai. Berdoa mulai... berdoa selesai."

Setelah dirasa sudah, kak Roby balik kanan untuk berhenti jadi pemimpin barisan. Dia menghampiri danton barisan untuk diberi beberapa kata. "Udah ya? Kakak tinggal. Semoga sukses semua. Ayo Shan." Kak Roby dan Shani berlalu untuk menyiapkan barisan OSIS Angkatan kelas 12.

Upacara dimulai. Semua masih santai, mengikuti upacara seperti semestinya. Sampai Protokol yang membaca susunan upacara mempersilahkan OSIS angkatan kelas 11 dan 10 untuk memasuki lapangan. Semua tegang. Karena sebentar lagi mereka akan dilihat oleh satu sekolah. Jangan sampai ada yang memalukan di sini.

Sebelum pasukan dijalankan, tentunya danton mengintruksi untuk meluruskan barisan. Setelah sudah baru aksi mereka dimulai.

"LANGKAH TEGAK MAJUU...JALAN!" Semua serentak melakukan perintah. Barisan terlihat sangat rapi. Gerakan yang mereka buat juga semua serentak. Semua dapat menyesuaikan. Hal itu membuat OSIS angkatan kelas 12 yang melihat merasa bangga, karena adek-adeknya berhasil melakukan apa yang mereka ekspetasikan.

Barisan berhenti tepat ditengah lapangan. Di sana kepala sekolah yang melantik mereka. Sebelum dilantik tentunya mereka akan diberi pertanyaan yang harus dijawab dengan serentak, setelah itu mengucapkan beberapa janji yang dipandu oleh kepala sekolah dan harus diikuti oleh anggota OSIS yang akan dilantik. Mereka berucap sambil memegang benera merah putih yang ada di sebelah dada kiri mereka. Setelah selesai mengucapkan janji, mereka telah resmi dilantik. Semua siswa bertepuk tangan sebagai apresiasi telah dilantiknya anggota Pengurus OSIS baru. Selesai pelantikan dilanjut dengan serah terima jabatan. Yang artinya semua tanggung jawab yang lama akan diserahkan kepada pengurus osis yang baru.

Upacara Pelantikan OSIS dan Serah Terima Jabatan berlangsung dengan lancar. Sebagai akhir mereka tentunya melakukan foto bersama sebagai kenang-kenangan. Apalagi kelas 12 sudah purna tentunya mereka ingin mengabadikan momen ini. Karena setelah ini kelas 12 mungkin tak bisa lagi merasakan ikut adil dalam kegiatan dan event-event yang ada di sekolah.

Karena Zean dan Shani sudah cukup dekat, jadi tak segan lagi untuk saling meminta fotbar satu sama lain. Tak lagi meminta bantuan teman untuk memberi tau niat fotbar lagi. Jadi untuk ke dua kalinya Zean dan Shani fotbar berdua.

"Gaya yang bagus dong, jangan jempol mulu dek," kata Sisca yang lagi-lagi menjadi fotografer dua sejoli ini.

"Gaya apa?" Tanya Zean. Karena dia tak pandai bergaya saat berfoto selain gaya jempol dan dua jari.

"Buat love sama Shani," kata Sisca sambil melirik Shani, niat menggoda.

"Love gimana?" Bingung Zean.

"Tangan kamu satuin sama Shani gitu loh, kayak gini nih. Celine, contoh bikin love." Sisca mencontohkan love tangan dengan Celine. "Nah tau kan sekarang? Ayo buru, keburu pelajaran dimulai nih."

Akhirnya Zean dan Shani membuat love seperti yang Sisca contohkan. Jika dilihat dengan teliti muka Shani sudah ketara berubah merah karena malu, sedangkan Zean tangannya terlihat gemetar dan badannya pun terasa panas dingin, sedangkan jantungnya terus berpacu lebih cepat.

Kapan ini selesainya woi, gua malu. Batin Zean dengan ekspresi masih tersenyum di depan kamera.

"Ceilah fotbar-fotbar mulu. Gua juga mau kalik. Shan, abis ini foto sama gua ya?" Pinta Roby. Shani mau tak mau berpindah untuk berfoto dengan Roby. Zean berdiri tak jauh memandang mereka sedikit tak suka, tapi dia berusaha menutupi hal ini. Entah kenapa dadanya kini terasa sesak. Dan dia juga kesal dengan keintiman Roby saat berfoto dengan Shani.

"Yang sabar Zee. Mending lo foto sama gue sekarang," kata Ashel yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Zean. "Ayo, minta tolong Christof fotoin." Ashel manarik tangan Zean untuk menjauh dari kerumanan kakak kelas itu, dan berfoto berdua. Tentu saat Ashel menarik Zean itu tak jauh dari pandangan Shani. Dia diam-diam juga melirik ke arah mereka dengan rasa tak suka. Sebenarnya tak beda jauh dari apa yang Zean rasa. Ingin rasanya Shani menarik Zean agar tak terlalu dekat saat berfoto dengan Ashel.






















Pada fotbar ga ada ajak-ajak gua nih.

Dah gitu aja maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang