10

3.3K 269 14
                                    

_HTK_

"Lo besok mau pakek baju batik warna apa?" Tanya Aldon.

"Kalau gua warna hijau," jawab Rollan.

"Lo ga tanyain gua nih?" Sindir Christof.

"Iya deh, lo mau pakek baju batik warna apa?" Tanya Aldon disertai kekehan.

"Merah dong," jawab Christof.

"Lo, warna apa Zee?" Kini giliran Christof bertanya pada Zean. Sebelum menjawab Zean meneguk es coklat. "Warna biru," jawab Zean.

"Sayang banget besok gua ga bisa ikut. Gua mau ke rumah sakit jengukin nenek gua," kata Vino sedih.

"Tenang aja Vin, besok kita kasih tau hasil seleksi OSIS, semoga kita keterima semua ya?" Kata Aldon. Diangguki yang lain.

"Sst sstt, liat noh. Kayaknya pasangan itu lagi berantem deh, keliatan banget jalannya kayak lagi kejar-kejaran," kata Rollan sambil menunjuk diam-diam ke arah sepasang kekasih.

"Iya deh kayaknya. Noh-noh, tangannya si cowo ditepis gitu," timpal Aldon.

Mereka kini sedang nongkrong di sebuah lapangan yang setiap malam selalu banyak penjual di pinggir lapangan, sehingga lapangan ini dijadikan tempat nongkrong anak-anak muda atau pun orang tua. Biasa anak muda suka menghabiskan waktu dengan menongkrong di suatu tempat. Mumpung besok hari sabtu libur.

Namun, meskipun besok saatnya waktu libur, mereka tetap masuk karena besok adalah acara penentuan lolos dan tidak lolosnya yang mendaftar OSIS. Acara besok dimulai pukul delapan pagi dengan menggunakan baju batik. Makanya tadi mereka membahas tentang baju batik yang akan digunakan esok hari.

"Besok barengan dong datengnya. Gua malu kalau jalan sendirian terus masuk ke ruangan ga ada temen," kata Zean.

"Gampang, besok mau parkir di dalem sekolah atau di luar?" Tanya Rollan.

"Dalem aja lah, gratis. Mumpung hari libur ga ada yang masuk," jawab Zean.

"Oke, besok jam berangkat bareng aja terus tungguin di parkiran nanti ke ruangannya barengan, gimana?" Usul Rollan.

"Setuju sih gua," jawab Zean.

"Oke deh," jawab Christof.

"Siap," jawab Aldon.

"Gua, pesen jajanan lagi ya, tinggal dikit nih," kata Vino.

"Boleh deh, sana pesen," jawab Zean.

Mereka menghabiskan malam sampai pukul sepuluh malam. Sebenernya mau sampai malam lagi, tapi karena Rollan yang mendapati panggilan tak terjawab dari bapaknya, auto langsung mengajak bubar minta pulang. Dia takut diamuk bapaknya. Karena bapaknya tidak pernah menghubunginya saat dia sedang keluar, tapi jika sampai bapaknya menghubunginya berarti tandanya dia harus segera pulang, sebelum terjadi pembantaian pada dirinya.

_HTK_

Pagi hari sekali Zean sudah bangun. Jarang sekali dia bangun pagi di hari libur seperti ini. Jika tidak ada acara pasti Zean akan bangun sangat siang dan akan keluar kamar jika perutnya sudah merasa lapar.

"Mau kemana kamu, Zean?" Tanya Cindy kakak perempuan Zean.

"Ga liat nih bawa handuk? Tandanya mau apa kalau bawa handuk?" Bukannya menjawab Zean malah memberikan pertanyaan kakaknya.

"Tandanya kamu mau berak," jawab Cindy.

"Ck, aku mau mandi," jawab Zean.

"Mandi?! Tumben banget kamu mandi pagi di hari libur, mau kemana kamu?" Tanya Cindy dengan tak percaya.

"Mau ke sekolah kak," jawab Zean. Dia tak jadi berjalan ke kamar mandi melainkan melihat apa yang kakaknya itu masak di depan kompor.

"Sekolah? Kan hari libur."

"Hari ini pengumuman yang lolos seleksi OSIS."

"Oo.. gitu."

"Mama sama Papa mana?" tanya Zean karena pagi ini tidak melihat kedua orang tuanya.

"Mama ke warung. Papa udah berangkat ke kantor," jawab Cindy. Dia meneteskan kuah sayur yang sudah dia tiup tadi ke telapak tangannya, kemudian mencicipi tetesan air itu.

"Enak?" Tanya Zean.

"Enaklah, kakak yang masak gitu loh," jawab Cindy dengan pede.

"Iya deh. Aku mau mandi dulu," kata Zean.

"Ya sono mandi. Kamu bau ompol," ejek Cindy.

"Enak aja, aku ga ngompol!"

Tak lama Zean mandi karena lelaki tidak banyak melakukan ritual saat mandi. Kini Zean sudah rapi dengan baju batik yang dia kenakan. Dengan rambut yang masih basah dan acak-acakan, Zean memilih untuk sarapan dulu, sambil menunggu rambutnya sedikit kering.

"Loh adek mau kemana?" Tanya Mama Zean.

"Mau ke sekolah Ma, ada acara."

"Kamu ganteng banget kalau pakai batik gitu. Mirip papa," puji Mamanya.

"Makasih ma. Mamanya aja cantik jadi anaknya ya pasti ganteng lah," balas Zean.

"Bisa aja kamu. Sarapan yang banyak deh, biar ga laper pas di sana."

"Ma, Zean disuruh bekel juga buat makan siang di sekolah," ungkap Zean.

"Memang acaranya sampai kapan?"

"Kayaknya sih sore selesai. Jadinya kita disuruh bekel, soalnya di sekolah kantinnya ga buka," jawab Zean.

"Mama siapin bekel kalau gitu."

"Wedededehhh, pak mau kondangan kemana pak?" Goda Cindy yang melihat penampilan adiknya.

"Mau datengin nikahin pak Samsudin buk," jawab Zean mengikuti drama yang dibuat kakaknya.

"Oh yang rumahnya pinggir kebon itu ya?"

"Iya buk betull."

"Aturan kasih kumis yang tebel kamu Zee, biar mirip jadi guru di sekolah," goda Cindy yang sudah selesai dengan drama dadakan tadi.

"Ogah. Ntar guru-guru di sana kalah sama aku," jawab Zean.

"Eleh kayak ganteng aja kamu ini," ejek Cindy.

"Ganteng lah. Tanyain anak Pak RT yang dari TK ngejar-ngejar aku," jawab Zean. Karena memang pada kenyataanya anak Pak RT sampai jatuh hati dan selalu mengajak Zean menjadi pasangannya.

"Iya deh si paling ganteng. Ganteng kalau dilihat dari sedotan terus lihatnya dari atas gunung Bromo."

"Mamaaa, kakak nih," kesal Zean.

"Ssst, udah! Berantem terus kalian ini," pisah Mama mereka.















Dobel up.

Dah, gua mau ngerjain tugas MAT sama B.Jepang.

Babay, maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang