24

3K 277 31
                                    

_HTK_

Pagi ini Zean berjalan santai di koridor sekolah, sambil mengunyah permen karet yang baru saja dia buka. Keadaan masih sepi, karena jam masih cukup pagi. Entah Zean kesambet apaan pagi ini berangkat lebih pagi dari biasanya.

Lagi santai-santainya berjalan tiba-tiba badan Zean tersentak ke depan karena ada yang menubruknya dari belakang. Saat menoleh ke belakang beberapa kertas berserakan dengan perempuan yang terduduk meringis. "Lo gimana sih? Kan gue jadi jatuh!" Marah perempuan itu.

"Lah lo yang nabrak kok jadi gua yang lo salahin?" Balas Zean. Pasalnya Zean jalan biasa saja, tak memenuhi jalan juga. Perempuan ini saja yang mungkin buta maps jadi nabrak Zean.

"Lo jalan lama banget!"

"Lah gua mah santai, lo nya kali yang jalan kayak dikejar setan," balas Zean tak mau kalah.

"Dasar cowo nyebelin!" Pekik perempuan itu sambil memunguti beberapa kertas miliknya yang berserakan.

"Lo cekem," balas Zean.

"Cekem?"

"Iya cewe kematian," jawab Zean.

"Kalau gitu lo Colin!"

"Colin?" Kini giliran Zean yang bingung.

"Cowo nyebelin!" Setelah menjawab perempuan itu berlalu dengan menyanggol bahu Zean.

"Mimpi apa gua semalem bisa ketemu sama cewe siluman reog," kata Zean sambil mengusap dadanya. Zean tersentak kaget saat ada yang menepuk pundaknya. Saat menoleh ternyata itu Shani yang sedang terkekeh, karena melihat reaksi Zean saat terkejut. "Kak Shani, ngagetin aja," ucap Zean.

"Maaf. Kamu kenapa diem di sini?" Tanya Shani.

"Tadi aku abis ketemu sama cewe titisan reog kak," jawab Zean.

"Cewe titisan reog?"

"Iya. Masa tadi dia yang nabrak aku, lah aku yang disalahin," jelas Zean.

"Sabar aja Zee, mungkin dia ada yang ngebuat dirinya jadi pengen marah-marah," jelas Shani.

"Gitu ya?"

"Iyalah."

"Sambil jalan yuk kak. Eh kak Shani baru sampe?" Tanya Zean.

"Iya baru sampe terus liat kamu. Kamu juga baru sampe?"

"Iya aku juga. Kak Shani udah sarapan belum?"

"Udah."

"Syukur deh kalau udah. Kalau belum kita ke kantin bareng."

"Kamu emangnya belum sarapan?" Tanya Shani.

"Udah sih tadi. Dimasakin nasi goreng spesial dari Mama," jawab Zean, "Kak mau aku anterin ke kelas?" Tawar Zean.

"Ga usah. Aku sendiri aja, lagian kelas kita arahnya beda," tolak Shani.

"Yaudah kalau gitu. Kita pisah di sini ya kak," kata Zean. Sebab meraka berada di koridor bercabang. Kelas Zean harus belok ke kanan sedangkan Shani harus ke kiri. "Iya. Aku juga mau ke kelas," jawab Shani.

Mereka berpisah. Zean melanjutkan jalan ke kelasnya dan Shani pun sama. Saat sampai kelas Shani langsung ditarik oleh Feni untuk segera duduk di bangku. "Kenapa sih Fen? Sabar dong," kata Shani.

"Lo harus jawab pertanyaan gue. Semalem lo keluar sama siapa?" Tanya Feni.

"Kepo deh lo," jawab Shani.

"Oh gitu Shan? Cukup tau sih," kata Feni yang membuat Shani terkekeh. "Abis jalan sama temen," ungkap Shani.

"Temen siapa dulu? Perasaan banyak cowo yang lo tolak dulu kalau diajak jalan, dan semalem cowo mana yang berhasil ngajak lo keluar?" Cerca Feni.

"Pokoknya ada," ucap Shani.

"Siapa?"

"Gue malu mau jawab. Nanti lo bakal tau sendiri," kata Shani.

_HTK_

Siang ini pelajaran Zean adalah olahraga. Materi yang sedang mereka pelajari adalah kebugaran jasmani yang mengharuskan berlari 10 putaran mengelilingi lapangan. Zean terduduk karena lelah habis menyelesaikan lari 10 putaran itu. Saat istirahat sejenak, dia melihat perempuan yang tadi pagi menabraknya sedang berjalan sendirian dengan memegang perutnya. Zean mengerutkan saat melihat ada yang tak beres dengan perempuan itu.

"Woi, Zee mau kemana?!" Tanya Christof saat Zean beranjak pergi.

Di sisi lain perempuan itu merasa keram di perutnya. Dia ingin ke kamar mandi memeriksa sesuatu. Namun, langkahnya terhenti saat ada yang menahan lengannya. Perempuan itu tersentak karena ada sebuah baju yang terlelih di area pinggangnya.
"Woi lo ngapain?!" Kata perempuan itu atas tindakan yang Zean lakukan. Ya yang melilitkan baju itu adalah Zean.

"Sst diem, rok lo berdarah," kata Zean. Perempuan itu terdiam. Roknya berdarah? Kini sekarang dia malu, sepertinya dia tak sadar jika dirinya bocor.

"Makas-ajg, mata gue ternodai!" Pekik perempuan itu, sebab melihat Zean hanya menggunakan kaos kutang yang memperlihatkan otot Zean dan tubuhnya yang lembab karena keringat. "Baju lo kemana anjir?" Tanya perempuan itu masih dengan menutup matanya dengan tangan.

"Gua pakek nutupin rok lo," jawab Zean.

"Udah ga papa. Sekarang buru lo ganti baju deh," lanjut Zean.

"Terus baju lo gimana nanti?" Tanya perempuan yang sudah menyingkirkan tangannya.

"Balikin ntar aja. Nama lo siapa? Ntar biar gampang nyarinya," tanya Zean.

"Kathrin, kelas 10 E. Nama lo?"

"Zean 10 H."

Setelah kejadian itu, terpaksa Zean melanjutkan olahraganya dengan menggunakan baju seragamnya. Untung guru memaklumi tindakan Zean, karena tadi Zean sudah menjelaskan.

Jam pulang telah tiba. Zean masih berada di dalam kelas, sedangkan teman-temannya telah pulang. Dia menunggu balasan pesan dari Shani. Zean tadi mengirim pesan mengajak Shani untuk pulang bersama, tapi sampai sekarang belum ada jawaban dari Shani. Tapi beberapa menit kemudian Shani mengirim balasan. Zean menghembuskan napas kecewa, karena Shani kali ini menolak ajakannya. Kata Shani ada urusan yang harus dia lakukan. Akhirnya Zean memutuskan untuk keluar kelas dan akan pulang sendirian.

Sampai di gerbang dia berhenti karena tak sengaja melihat Shani dijemput oleh lelaki menaiki mobil. Lelaki itu terlihat memakai kemeja hitam dan tampan. Seperti sudah dewasa. Lelaki itu membukakan pintu mobil mempersilahkan Shani untuk masuk.

Zean memegang dadanya karena merasa ada yang aneh di sana. Seperti tercubit. Raut wajah Zean berubah, bibir Zean melengkung ke bawah. "Anjing!" Zean mendesis sambil menendang angin, saat mobil yang Shani tumpangi meninggalkan tempat.

"Liat aja, emangnya lo doang yang bisa jalan sama cowo lain? Gua juga bisa kali jalan sama cewe lain," monolog Zean berusaha menghibur dirinya sendiri.

































Positif thinking aja zean, siapa tau itu pacarnya shani🙊

Dah gitu aja maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang