41

2.5K 240 11
                                    

_HTK_

Petikan suara gitar terdengar di ruang tengah. Jari lentik milik Zean menari dengan indah di atas senar gitar yang menghasilkan suara indah. Ditambah suara nyanyian dari Zean yang semakin membuat pendengar jatuh hati. Shani dibuat terbang melayang karna Zean. Anak kemarin sore masih bau kencur, yang berhasil menaklukan hati seorang Shani wakil ketua OSIS. Shani tak pernah menyesal pada akhirnya pacaran bersama Zean. Dari banyaknya lelaki lebih dewasa yang mendekatinya, tapi pilihan Shani terjatuh pada anak peserta MPLS pada waktu itu bertabrakan dengannya.

Bila nanti saatnya t'lah tiba~

Ku ingin kau menjadi istriku~

Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian ke sana, kemari, dan tertawa~

Namun, bila saat berpisah t'lah tiba~

Izinkan ku menjaga dirimu~

Berdua menikmati pelukan di ujung waktu
Sudilah kau temani diriku~

Mata Shani sama sekali tak beralih dari wajah tampan milik Zean yang semakin hari semakin cerah saja. Dia tersenyum-senyum sendiri saat mata mereka sesekali berkontak.

"Gimana, bagus ga permainan gitar aku?" Tanya Zean setelah menyelesaikan satu lagu.

"Bagus kok. Pinter kamu main gitarnya, kok bisa?"

"Diajarin ayah. Ayah dulu anak band di sekolah katanya. Terus karna aku tertarik, aku minta diajarin main gitar," jelas Zean.

"Keren banget, pacar aku apa aja bisa dimainin. Main basket jago, main bola jago, main gitar jago, main apa lagi selanjutnya?"

"Aku ada yang lebih jago lagi dari semua itu," kata Zean.

"Apa?" Tanya Zean.

"Jago membuat kamu jatuh hati ke aku," jawab Zean sambil menoel hidung Shani.

"Ih, kamu inii~" Shani membalas mencapit hidung Zean dengan jari telunjuk dan tengah miliknya.

"Mau aku ajarin main gitar ga?" Tawar Zean.

"Aku ga bisa."

"Ya makanya sini aku ajarin dikit-dikit. Nih pegang." Shani mengambil alih gitar itu. Karena posisi mereka lesehan, Zean beralih di belakang Shani, untuk membantu Shani dalam menempatkan jarinya. Jari Shani ditempatkan di beberapa senar. "Kalau ini kunci F. Coba genjreng." Shani mengikuti apa yang Zean katakan.

Jreng~

Saat mendengar suara suara itu, Shani reflek terkekeh. "Kalau yang ini kunci C." Shani tanpa di suruh menggenjreng gitar itu. "Lanjut ini kunci G."

Jreng~

"Dah pelajarin itu dulu yang paling dasar. Coba sekarang kamu sendiri. Kunci C tadi yang gimana?" Shani nampak bingung harus meletakkan jarinya di senar mana. "Aku lupa," ucap Shani.

"Gini loh sayang." Zean menunjukkan dengan sabar.

"Oh iya gitu ya?"

Tulit Tulit tulit ~

"Woi es woi! Mau beli es cendol kagak woy!"

Tulit tulit tulit~

"Ada yang jual es cendol tuh, kamu mau ga?" Tanya Zean.

"Itu penjual es? Kok serem gitu nawarinnya?"

"Iya itu penjual es. Emang gitu kalau jualan. Udah jadi ciri khas. Kamu mau ga?"

"Mau deh," jawab Shani.

Mereka beranjak keluar rumah, menghentikan abang-abang penjual es itu. "Bang es!" Ucap Zean. Abang-abang itu berhenti tepat di depan rumah Zean. "Mau dua ya bang?" Pesen Zean.

"Ga mau 4?" Tawar Abangnya.

"Kagak 2 aja. 4 kebanyakan siapa yang mau minum," jawab Zean.

"Saya juga mau kalau disuruh minum," balas abangnya sambil menyiapkan es cendol itu. Zean menerima es cendol yang berisi pada gelas ukuran sedang. "Nih." Zean menyerahkan es itu pada Shani.

"Berapa bang?" Tanya Zean setelah pesanannya jadi semua.

"Kayak biasa sepuluh ribu," jawab abangnya. Zean memberikan uang pas pada abang itu. "Okee, makasih mas bro," ucap Abangnya.

Zean dan Shani kembali masuk ke dalam rumah dengan es ditangan mereka masing-masing. "Murah banget cuma habis sepuluh ribu," kata Shani.

"Mayanlah. Gimana enak?"

"Enak banget. Manisnya pas," jawab Shani.

"Manisan juga kamu," balas Zean.

"Manisan bibir kamu sih sayang," balas Shani lagi.

"Mau nyicip?" Tanya Zean.

"Mau!" Shani meletakkan esnya di atas meja lalu menempelkan bibirnya di bibir Zean. Padahal bukan ini yang Zean maksud dengan nyicip. Yang dia maksud tadi nyicip es miliknya, bukan bibirnya, tapi Shani malah nyosornya ke bibir. Namun, memang benar bibir mereka lebih manis dari es yang mereka beli. Ciuman terus terjadi, melupakan es cendol mereka yang es batunya sudah leleh karena kelamaan.


























Mau juga nyicip dikit dong🤭

Dah gitu aja maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang