9

3.3K 270 4
                                    

_HTK_

Tepat satu minggu berlalu dan kini akan diadakan pertemuan terkait seleksi OSIS. Zean dan teman-temannya telah berhasil mendapatkan tanda tangan dari setiap guru yang mengampu pelajaran di kelasnya. Dan kini waktu pulang sekolah mereka tidak pulang sekolah melainkan tinggal di sekolah sebentar untuk menghadiri pertemuan calon pengurus osis ini.

"Ck, pulang aja yuk. Gua meles jujur nih," kata Zean.

"Jangan males deh Zee, ayo. Cuma bentar pasti, ga bakal lama," kata Aldon.

"Gua izinin aja, lagian temen kita ga lengkap. Si Vino ga ada kan," kata Zean. Vino tidak dapat menghadiri pertemuan kali ini karena dirinya sakit dan tak bisa masuk ke sekolah.

"Ga bisa gitu dong, udah ayo kita seret aja deh," kata Rollan.

"Ck, ga usah seret-seret. Yaudah ayo," kata Zean malas. Teman-temannya bersorak karena akhirnya Zean pun mau. Mereka berempat keluar kelas menuju ruang pertemuan, karena acara ini akan kembali terlaksana di ruang pertemuan.

Sampai sana sudah banyak yang datang. Sebelum masuk mereka kembali mengisi daftar hadir. Setelah itu mereka masuk dan sialnya kedapatan bangku depan. Zean adan Aldon duduk di bangku nomor dua dari depan. Setelah menunggu anak-anak yang lain datang, acarapun di mulai.

Kegiatan hari ini hanya perkenalan dari masing-masing anak saja dan juga di tanyakan tujuan masuk osis, hobi, bakat, dan seputaran data diri lainnya. Sampai kini giliran Zean yang maju, karena Zean termasuk anak yang maju belakangan. Niat hati Zean tak ingin maju, karena pikirnya jam sore ini tidak akan cukup dan segera dipulangkan, namun ternyata ekspetasinya tidak sesuai, jadi alhasil kini dirinya dengan terpaksa maju ke depan untuk perkenalan diri. Zean berdiri di depan dengan memegang mic di tangannya. Dia sudah bersiap akting menjadi anak yang ceria dan seperti sangat senang dalam kegiatan ini, padahal dalam hati mah malas.

"Assalamuallaikum wr wb," salam Zean dengan suara riang. Teman-temannya sampai tidak percaya dengan perubahan Zean, padahal tadi saat duduk sangat terlihat jika dia sedang tidak mood, tapi sekarang di depan langsung berubah 90°.

"Waalaikumsalam."

"Perkenalkan nama saya Zeandaran Dirgantara Laksana dari kelas 10." Perkenalan yang cukup singkat.

"Ada yang ingin ditanyakan adek-adek?" Tanya kakak OSIS yang berdiri di di depan.

"Hobinya apa?" tanya salah satu anak.

"Hobi? Hobi saya rebahan," jawab Zean.

"Bakat kamu apa dek?" Tanya salah satu kakak OSIS.

"Bakat saya? Saya tidak punya bakat. Bakat saya masih terpendam sangat amat dalam," jawab Zean dengan santai.

"Tujuan kamu masuk OSIS apa dek?" Tanya Kakak OSIS yang lain.

"Ingin nambah pengalaman aja, terus pengen cari temen sama belajar sosialisasi, terus melatuh tanggung jawab dalam berorganisasi," jawab Zean yang tentu adalah kebohongan. Padahal dia tidak punya tujuan, dia hanya ikut-ikut teman dan iseng saja. Semua yang dia jawab ini hasil dari dia hafalan di rumah jika mendapat pertanyaan seperti ini.

"Kamu masuk OSIS ga karna pengen pansos aja kan dek?" Tanya kakak OSIS perempuan.

"Nggak lah kak. Saya ga pengen terkenal aslinya," jawab Zean, sejujurnya sedikit sakit hati karena bisa-bisanya dia dikatain ingin pansos karna masuk OSIS.

"Ada yang ingin bertanya lagi?" Tanya Zean, tapi tak ada yang bersuara.

"Udah dek, duduk aja," kata kakak OSIS.

"Baiklah, kalau begitu sekian dari saya terima kasih, wassalamuallaikum wr wb."

_HTK_

Zean berjalan berdua dengan seorang wanita yang ternyata itu adalah temannya waktu kelas 7 SMP. Ashel namanya. Siapa sangka ternyata dia dipertemukan kembali dengan Ashel yang sudah lama tidak bertukar kabar, dan mereka bisa kembali bertemu karena Ashel pun ikut daftar menjadi OSIS. Mereka saling tak menyangka karena bisa kebetulan samaan seperti ini. Sedikit cerita mereka mempunyai hubungan pertemanan yang sangat amat baik waktu dulu. Zean sering kali bermain di kelas Ashel yang sebelahan. Namun, karena naik kelas dan jarak kelas mereka jauh membuat mereka kurang komunikasi dan perlahan sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Lo kok bisa ikutan juga daftar OSIS Shel?" Tanya Zean. Mereka jalan berdua sedangkan teman Zean sudah duluan.

"Karena pengen nambah kegiatan. Selain ikut OSIS gue juga daftar jadi Bantara, siapa tau diantara kedua ini ada yang lolos," jawab Ashel, "Gue juga tanya, kok lo ikutan juga daftar OSIS? Setau gue, lo paling anti sama organisasi sekolah yang kayak gini," tanya Ashel.

"Iseng aja. Kemarin diajak temen-temen gua. Gua juga ga berharap lolos sih, cuma menuhin keinginan temen aja buat daftar bareng-bareng," jawab Zean santai.

"Kalau nanti lo ketrima?"

"Ga bakal lah, banyak anak yang lebih serius dari gue," jawab Zean.

"Kan hasil ga ada yang tau Zee," kata Ashel.

"Kalau seandainya nanti ketrima ya udah jalanin aja," kata Zean.

"Lo naik apa?" Tanya Zean.

"Dijemput."

"Udah dijemput?"

"Belom, kata Mama gue mobil jemputannya mogok, jadi mungkin gue nunggu di sekolah dulu," jawab Ashel.

"Udah sore loh ini Shel. Mau gua anterin aja?" Tawar Zean.

"Nggak deh, takut ngrepotin elo," jawab Ashel.

"Ga ngrepotin kok. Kebetulan gua bawa motor. Ayo gua anterin aja, dari pada nungguin di sini. Sekolah udah sepi," ajak Zean lagi.

"Masih ada pak Satpam, Zean," kata Ashel saat melihat satpam yang sedang bersantai di pos satpam, karena mereka sudah sampai di gerbang depan.

"Ck, udah ayo." Zean menarik tangan Ashel dan mengajaknya menyebrang jalan ke parkiran luar sekolah. Parkiran di sekolah Zean tidak terlalu luas, tidak sanggup untuk menampung seribu lebih murid di sekolah ini. Namun, untungnya ada parkir umum yang terletak di depan sekolah. Mereka harus merelakan uang dua ribu rupiah untuk membayar parkir.

"Pegangan Shel," ucap Zean. Ashel menurut, dia berpegangan tas milik Zean saat motor mulai berjalan. Pada akhirnya Ashel pun mau diantar pulang oleh Zean.



























Up nehh.

Gua bingung, sebenenrya pengen juga bikin GC tapi GC gua udah banyak. Males juga sih klo sepi. Mending kalian yg punya GC yang seru ajak gue deh wkwkwk.

Dah gitu aja maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang