_HTK_
Hari ke 2 MPLS. Mereka sudah kembali dikumpulkan di lapangan sekolah untuk membahas kegitan apa yang akan dilakukan.
"Kagak telat lagi lu Zee?" Goda Aldon.
"Kagak. Lagian kemarin masih belom telat ege. Masih hampir," jawab Zean.
"Kira-kira kertas tabel itu kalau kita ga bisa menuhin tanda tangan dari kakel, kita mau diapain ya?" Kata Christof.
"Kagak tau. Nunggu pemberitahuan aja nanti," sahut Zean.
Para pembina dan juga osis mulai memberi arahan kegiatan pada siang hari ini. Mereka diberi waktu selama tiga puluh menit untuk meminta tanda tangan dari kakak kelas. Bagaiaman pun caranya mereka harus mendapat minimal 10 tanda tangan. Bagi yang kurang atau tidak memenuhi perintah, maka akan ada konsekuensi tersendiri.
"Mengerti semua?" Tanya ketua osis yang memberi arahan.
"Mengerti!" Jawab murid baru.
"Baik kalian bisa memulai dari sekarang. Jam 08.00 kalian harus kembali ke sini. Oke. Tanpa penghormatan, bubar barisan, jalan!"
"SMA 48 JAYA!" Semua membubarkan diri, dan segera mencari apa yang sudah diperintahkan.
"Kita kudu mulai darimana dulu nih?" Tanya Christof.
"Langsung datengin random orang aja deh, yang keliatan orangnya gampang mau ngasih ga pakek acara ngerjain kita duluan," kata Zean.
"Boleh deh. Ayo cepetan," sahut Aldon.
Satu persatu mereka mulai mendapat tanda tangan dengan lancar. Masih tak ada kakak kelas mereka yang berniat mengerjai mereka terlebih dahulu. Namun, saat meminta tanda tangan ke 6, seorang kakak kelas itu mulai mengerjai mereka bertiga.
"Lo mau tanda tangan gue?"
"Iya bang, boleh?" Tanya Aldon.
"Boleh, tapi ada syaratnya. Ambilin buah mangga di atas ini dulu," pintanya.
"Bang, ga ada yang lain? Gue takut kalau kena marah sama guru," kata Zean.
"Ya itu resiko lo. Kalian kalau mau dapet tanda tangan gue ya ambilin mangga di atas."
"Gimana?" Bisik Zean kepada Aldon dan Christof. Mereka akan berunding, untuk tetap meminta tanda tangan pada orang ini atau pergi mencari yang lain.
"Kita cari yang lain aja deh," kata Zean.
"Tapi tanggung Zee. Mereka ada berempat, kalau kita ambilin mangga langsung selesai tugas kita," kata Aldon.
"Alah 4 orang kita masih bisa cari yang lain. Yang ga banyak suruhan kayak gini," balas Zean.
"Tapi gua dah cape, jalan-jalan cari orang lain. Banyak juga yang ga mau ngasih tanda tangan. Mumpung ada yang mau, sikat aja ga sih?" Pikir Aldon.
"Kalau gua tetep nggak. Kalau lo gimana Chris?" Tanya Zean.
"Gua ikut Aldon. Biar cepet selesai. Gua males cari orang lain," jawab Christof. Kini hanya Zean yang berbeda pendapat. Namun, meski pun dia berbeda sendiri, dia tetap tidak ingin memanjat pohon mangga ini, lebih baik dia mencari orang lain saja.
"Gimana mau kagak? Lama amat."
"Iya bang, kita mau," jawab Aldon. Dia dan Christof mulai memanjat pohon mangga yang cukup tinggi. Sedangkan Zean lebih memilih memisahkan diri mencari orang lain saja.
Zean menelusuri lorong yang nampak sepi. Karena mata pelajaran masih berlangsung. Makanya sangat susah untuk mendapat tanda tangan dari kakak kelas. Mereka bisa mendapat tanda tangan itu jika ada kakel yang berada di luar kelas, atau mungkin bolos(?)
"Mbak, boleh minta tanda tangannya ga? Ini tugas MPLS," kata Zean. Dia menghampiri dua perempuan yang sedang bergurau di teras depan kelas. Diliat ternyata belum ada guru yang mengajar.
"Oh boleh dek." Zean tersenyum senang. Dia memberikan kertas tabel dan bolpoin itu.
"Senyum kamu manis banget dek," puji perempuan lain.
"Makasih kak," jawab Zean sambil tersenyum ramah.
"Udah punya pacar?" Tanya perempuan yang sedang bertanda tangan.
"Ee... belum kak," jawab Zean gugup.
"Kak, minta tanda tangan kakak sekalian ya," kata Zean pada perempuan yang tadi memujinya.
"Boleh. Tapi aku juga boleh minta nomor ponsel kamu ga?"
Zean berpikir. Sepertinya tak apa kalau hanya sekedar membagi nomor ponsel. Toh bisa saja Zean tidak akan menyimpan nomor kakelnya itu kalau tidak penting. "Boleh kak," jawab Zean. Dia menyodorkan ponselnya dan kakel itu langsung menscan nomor Zean.
"Udah aku chat ya dek."
"Iya kak," jawab Zean karena sudah menerima pesan dari nomor tanpa nama.
"Save, nama aku Jubran."
"I-iya kak. Makasih ya kak," kata Zean setelah dua perempuan itu memberi tanda tangan dikertas milik Zean.
"Kurang dua lagi. Gue minta ke siapa nih?" Monolog Zean. Zean terus berjalan mencari seseorang yang terlihat berkeliaran. "Waktu tinggal enam menit lagi. Mati nih gua kalau ga bisa dapetin sepuluh tanda tangan."
"Kak!" Panggil Zean pada perempuan berambut pendek yang duduk dibangku depan toilet, "Kak, boleh minta tanda tangan ga? Penting tugas dari MPLS," jelas Zean lalu menampilkan senyum pepsodent. Dia merasa resah, karena dia takut jika waktunya habis.
"Oh boleh dek." Perempuan itu langsung memberikan tanda tangannya.
"Harus dapetin berapa dek tanda tangannya?"
"Minimal 10 kak," jawab Zean.
"Berarti ini kurang satu dong?"
"Iya kak. Sekarang lagi bingung cari satu orang lagi. Waktunya juga udah hampir abis," resah Zean.
"Oh, gimana kalau satunya biar temen kakak yang tanda tanganin?"
"Boleh kak, boleh banget," jawab Zean senang. Artinya tugasnya ini akan segera selesai.
"Sebentar ya dek, nunggu temen kakak keluar dulu dari toilet." Sekitar satu menitan teman perempuan itu keluar. Perempuan itu langsung menjelaskan atas permintaan Zean dan langsung di terima.
Setelah berhasil mendapatkan 10 tanda tangan, Zean tak lupa berterima kasih. Setelah itu dia langsung berlari kembali ke lapangan untuk segera berkumpul. Karena waktu tersisa tiga menit dan sudah ada pemberitahuan juga melalui toa sekolah jika murid mpls harus segera kembali berkumpul.
Saking cepatnya Zean berlari, saat berada dibelokan lorong, Zean sampai mengepot menghasilkan bunyi sreetttt. Itu gesekan dari sepatu dan lantai. Untung saja Zean tak jatuh, tapi nyaris. Kakel yang melihatnya sampai terkejut.
"Dek hati-hati!" Katanya.
"Kenapa Shan?" Tanya Feni. Ternyata itu Shani, yang melihat kejadian Zean. Dia dan Feni hendak ke kopsis, tapi saat menuruni tangga dia melihat kejadian tadi. Sedangkan Feni tidak karena sia masih tertinggal di anak tangga atas.
"Adek kelas kemarin. Aku lihat dia lari-lari sampai mau jatuh," jelas Shani.
"Dasar. Jiwa SMP-nya masih ke bawa ke SMA tuh," balas Feni.
Zean Zean. Untung kagak jatuh.
Dah gitu aja maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA [END]
Teen Fiction"Awalnya sih iseng, lah kok keterima?" Start : 17 September 2023 End : 26 November 2023 Revisi : 11 Juli 2024 Selesai : 14 Juli 2024