2

5.2K 366 24
                                    

_HTK_

"Ahh, leganya," desis Zean. Dia sampai menggerak-gerakkan badannya karena sensasi lega yang dia rasakan saat ini. Akhirnya air kencing yang sedari tadi dia tahan bisa dikeluarkan, setelah perjuangan panjang untuk sampai ke toilet.

Srett~

Zean kembali melerekkan resleting celananya setelah membersihkan anunya.(😭🙏)
Dia beralih ke wastafel untuk mencuci tangannya. Kemudian membasahi sedikit rambutnya yang terlihat mengembang seperti singa.

"Udah cakep nih gue," monolog Zean.

Pintu toilet terbuka menampilkan empat kakak kelas yang berpenampilan sedikit berantakan. Sepertinya itu adalah yang akan menjadi kakak kelasnya nanti. Zean tersenyum dari depan kaca berusaha ramah kepada kakak kelasnya itu yang memperhatikannya.

"Ngapain lo senyum-senyum?" Tanya salah satu kakelnya dengan ekspresi seperti tidak suka. Sebut aja kakel 1.

"E, enggak papa mas," jawab Zean.

"Emang ada yang lucu dari kita, sampai lo senyum-senyum gitu?" Sahut kakel yang lain. Kakel 2.

"Enggak mas, maaf," kata Zean karena merasa sepertinya salah karena dia tersenyum. Padahal niat hati hanya ingin bersikap ramah.

"Anak MPLS bro. Kerjain ga sih?" Tanya kakel 3 meminta persetujuan.

"Gas aja lah. Kalau mau masuk sekolah sini harus kita tandain dulu," sahut kakel 4.

Zean menelan ludah kasar. Sepertinya dia akan menjadi korban pembulian di sini. Jika dia tak segera pergi bisa-bisa akan terjadi hal yang tidak diinginkan pastinya. Zean mengambil ancang-ancang untuk bisa kabur ke luar dari toilet ini. Dengan gerakan cepat dia ingin kabur, tapi naas tidak semudah itu ferguso. Mereka langsung menahan tubuh Zean lalu memojokkan Zean.

"Lo mau kabur?! Ga bisa semudah itu cil!" Kata kakel 1.

"Berani banget lo mau kabur dari kita?!" Kata kakel 3.

"Siapa sih namanya ini?... Zeandaran?" Kata kakel 4 setelah membalik cocard Zean yang sempat terbalik sehingga menutupi nama yang tertera di sana.

"Kelas 10H? Tandain dia gaes!" Kata Kakel 1.

"Biasanya anak baru gini bawa uang banyak gaes," pikir kakel 2.

"Bener sih. Cil bagi duit lo sini," pinta kakel 3.

"Nggak ada mas. Gue ga ada bawa uang," jawab Zean.

"Boong lu! Sini bagi!" Bentak kakel 2 memaksa.

"Alah kelamaan! Langsung ambil aja!" Perintah kakel 1. Sesuai perintah mereka langsung merogoh setiap saku di baju Zean hingga celana. Dan kosong, mereka tak menemukan uang sepeser pun.

"Mana duit lo?!" Paksa kakel 1 karena merasa tidak menemukan uang.

"Gua ga bawa uang bang. Sumpah," kata Zean.

"Alah, alesan lo! Eksekusi sekarang aja gaes," perintah kakel 1.

Mereka berempat langsung ingin bertindak mengoyakkan baju Zean, tapi saat itu juga ada salah satu OSIS yang masuk ke dalam toilet dan menghentikan aksi mereka. "Heh! Ngapain kalian?! Kalian berulah lagi?! Jangan salahin gua kalau nanti siang ada panggilan orang tua lagi buat kalian," ancam osis itu.

"Ck, lo mainnya jangan gitu dong. Kita mah cuma bercanda sama ni bocah. Ya kan cil?" Kata kakel 1. Semua kakak kelas itu tiba-tiba bersikap baik dengan Zean. Seakan mereka sudah akrab. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka akan membuli Zean. "Gau sah alesan, gua tau kelakuan kalian. Jangan ganggu dia, kalau lo mau aman," kata osis itu.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang