40

2.9K 246 12
                                    

_HTK_

Suara dering telpon membangunkan Zean dari tidur nyenyaknya. Zean lekas mengangkat telpon itu saat tertera nama pacarnya di sana. "Hem," dehem Zean sebagai pembuka. Matanya masih tertetup sedangkan telponnya diletakkan di atas telinganya.

"Aku bentar lagi sampe rumah kamu. Kamu baru bangun?"

"He'em."

"Aku bawain sarapan buat kamu."

"He'em."

"Yaudah aku tutup. Bentar lagi sampe kok, kamu bangun jangan tidur terus."

"He'em."

Panggilan terakhir. Sebenarnya Zean tak terlalu mendengarkan apa yang Shani bicarakan. Karna nyawanya rasanya seperti belum kumpul. Dia belum sepenuhnya sadar dari tidurnya. Namun, tak lama setelah itu Zean bangun karna merasakan lapar. "Laper banget," keluh Zean.

Kini dia sudah berada di dapur, mencari-cari bahan instan yang bisa dia masak, seperti mie contohnya, tapi tak ada mie di sini. Stoknya ternyata abis, tapi untung saja masih ada telur yang tersedia. Zean memecahkan telur itu di atas teflon yang belum panas, karena kompornya belum dinyalakan. Zean menaburkan sedikit garam di atasnya, kemudian barulah dia menyalakan kompor. Untung menghindari letusan dari telur dan cipratan minyak, Zean menutup teflon itu dengan tutup kaca.

"Kalo ditutup meledak kagak nih?" Pikir Zean sambil memperhatikan masakannya dari jarak yang tak terlalu dekat.

Bel rumah berbunyi, membuat Zean berpikir siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini. "Siapa dah? Masa Mama udah pulang?" Pikir Zean. Untuk menjawab rasa penasarannya Zean beranjak mengecek. Saat membuka pintu ternyata Shani lah yang berkunjung. "Loh sayang kok udah sampe sini pagi-pagi?" Kaget Zean.

"Kan aku udah bilang di telpon," jawab Shani.

"Kamu nelfon aku? Kapan?" Bingung Zean. Sepertinya memang tadi Zean setengah sadar saat menjawab telpon dari Shani.

"Tadi. Masa kamu lupa? Atau jangan-jangan kamu tadi ga sadar karna baru bangun tidur nih."

"Iya kali ya." Zean menggaruk kepalanya bingung.

"Eh! Telur aku!" Panik Zean saat mengingat bahwa kompornya belum dimatikan. Bisa-bisa gosong terlurnya itu. "Masuk aja sayang, tolong pintunya tutup lagi!" Teriak Zean yang berlari menjauh. Setelah menutup pintu, Shani mengikuti Zean yang pergi ke dapur.

"Kamu masak apa sih?" Tanya Shani.

"Telur. Yah gosong dikit telur aku," ungkap Zean saat melihat keadaan telurnya setelah di balik.

"Masak telur ngapain harus ditutup segala?"

"Biar ga loncat telurnya," jawab Zean.

"Biar ga loncat telurnya," jawab Zean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada-ada aja kamu ini. Kan aku udah bilang tadi, ga usah masak, aku udah bawa sarapan buat kamu," kata Shani.

"Aku lupa," jawab Zean. Padahal mah emang dia ga sadar kalau Shani tadi bilang kayak gitu. "Udah mateng itu, matiin kompornya," kata Shani.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang