3

4.6K 355 18
                                    

_HTK_

MPLS untuk hari pertama akan selesai sebentar lagi. Sekarang sudah pukul tiga sore. Namun, sebelum murid baru dibubarkan, anak osis didampingi oleh guru pengawas menyampaikan tentang apa yang harus dibawa dan dipersiapkan esok hari untuk MPLS hari kedua.

"Untuk besok, kalian berpenampilan memakai seragam Osis SMP kalian, memakai topi yang terbuat dari potongan bola atau jika kalian bisa, buatlah dengan bahan-bahan yang bisa didaur ulang. Hanya simpelkan? Kita ga sekejam itu kok, aman," canda ketua OSIS yang menyampaikan. Dia sengaja mengajak para anak-anak bercanda agar tidak tegang lagi. "Dan besok, bawalah kertas yang sudah bertabel seperti ini. Yang gunanya adalah besok, kalian meminta tanda tangan kepada kakak kelas kalian, minimal sepuluh orang. Sifatnya wajib ya kalian harus meminta," lanjutnya sambil menunjukkan contoh kertas yang sudah ada tabel yang tertera.

"Mengerti semua?"

"Mengerti!" Jawab murid baru serentak.

"Dan terakhir, jangan lupa bawa bekal dan minum serta alat ibadah. Jika tidak membawa, konsekuensi ditanggung diri kalian sendiri. Sudah cukup pengumuman sore hari ini, dari saya terimakasih," kata Ketua Osis.

"Sepertinya cukup, acara hari ini kita akhiri, sebelum kita pulang mari kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa dipersilahkan," kata Pak Deny mengambil alih. Semua menunduk untuk berdoa agar diberi keselamatan saat pulang.

"Berdoa selesai. Setelah ini kalian bisa langsung pulang jangan mampir-mampir. Pimpinan saya ambil alih semuanya, tanpa penghormatan, bubar barisan, jalan!"

"SMA 48 Jaya!" Ucap mereka serentak. Itulah selogan yang dimiliki SMA 48. Semua membubarkan diri masing-masing. Begitu juga Zean, Aldon, dan Christof.

"Kalian pulang naik apa?" Tanya Aldon, saat mereka berjalan bersama menuju gerbang depan.

"Gua sih naik motor," jawab Christof.

"Gua jalan kaki," jawab Zean.

"Jalan kaki? Yang bener lo?" Kaget Christof.

"Iya. Tadinya bawa sepeda, tapi sepeda gua bannya copot, jadi nasib jalan kaki lah," jelas Zean.

"Copot? Kok bisa? Lu naiknya begimana?" Heran Aldon. Bagaimana ban sepeda bisa copot?

"Jadi ceritanya gini..."

Flashback on.

"Anjing! Dah kesiangan banget ini mah. Dasar perut ga bisa diajak kerja sama," keluh Zean. Dirinya sudah bangun pagi, tapi karena perutnya yang tiba-tiba sakit dan mengharuskan dirinya untuk mengeluarkan ampas perutnya, alhasil dia kesiangan sekarang.

"Bunda, Zean berangkat dulu ya," pamit Zean pada bundanya yang sedang menyapu halaman depan.

"Iya Zean hati-hati."

"Assalamuallaikum," Zean menyalimi tangan bundanya, lalu dengan tergesa dia segera menaiki sepedanya.

Dia menaiki sepeda secepat kilat, seperti sedang dikejar anjing. Melewati jalan yang terkadang jelek pun sudah handal, meliak liukkan sepedanya menghindari lubang yang terkadang menganggu perjalanan. Hingga akhirnya tiba-tiba ada sebuah ayam yang menyebrang dan menganggu konsentrasi Zean. Zean oleng dan sepedanya menerjang batu yang membuatnya terbang. Zean nyusruk di semak-semak, sepedanya sudah tergeletak dan yang mengejutkan ban sepeda Zean bagian depan masih menggelinding, copot dari badan sepeda.

Karena itulah yang membuat sepeda Zean masuk bengkel dan dia jadi jalan kaki.

Flasback end.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang