38

2.7K 254 12
                                    

_HTK_

"Kamu jaga diri baik-baik di rumah ya Zean. Kalau laper liat tutorial masak di yutup. Jangan sampe anak Mama ini pingsan kelaperan," kata Mama Zean. Jadi hari ini Zean akan ditinggal sendiri di rumah. Orang tuanya akan pergi ke rumah neneknya selama dua hari. Kakaknya juga ikut, katanya sekali-kali liburan. Jadi hanya Zean sendiri lah yang tinggal di rumah. Dia juga ingin ikut aslinya, tapi apalah daya tugasnya begitu menumpuk tak bisa ditinggal.

"Zean ga bisa masak Ma, ntar kalo makanannya ga jadi gimana?" Kata Zean tak bersemangat.

"Lo punya ponselkan? Pakek, pesen makan online kan bisa. Uang tinggal minta ke Papa, ya kan pa?" Kata Kak Cindy.

"Papa lagi yang dibawa-bawa," sahut Papa Zean.

"Cuma dua hari doang sayang. Ntar kabarin Mama terus keadaan kamu ya?"

"Iya ma," jawab Zeefan.

"Dadah budak kecikk!" Goda Kak Cindy yang dibalas acungan jari tengah dari Zean. Cindy kembali membalas dengan uluran lidah. Mobil beranjak meninggalkan halaman rumah.

Zean dengan lesu berjalan memasuki rumah kembali yang kini terasa sepi. Membosankan sekali. Sekolah sedang libur, makanya Zean hanya bisa berkegiatan di rumah saja. "Apa yang harus gue lakuin sekarang?" Pikir Zean. Zean merebahkan diri di sofa depan tv. Kakinya dibiarkan menjuntai ke lantai, lalu dia menyalan tv menggunakan remot.

"Acara yang membosankan," desis Zean.

"Bosen banget. Pacar gua lagi apa ya?" Zean mencoba melakukan panggilan video dengan Shani. Terakhir merela chatan pagi tadi, katanya Shani akan pergi ke pasar menemani Maminya.

"Hai sayang," sapa Shani dari seberang sana.

"Hai. Lagi apa?" Tanya Zean.

"Abis selesai nyuci sepatu. Kamu lagi apa?"

"Tiduran di sofa sambil nonton tv. Aku bosen sayang," ungkap Zean.

"Bosen kenapa sayang aku?"

"Orang rumah pada pergi ke rumah nenek. Aku ditinggal sendirian di rumah, ga ada temen. Aku bosen."

"Kasihan banget. Mau main ke rumah aku?" Tawar Shani, "Eh! Jangan-jangan. Kamu jemput aku aja kita main nanti. Tapi jangan main ke rumah aku. Papi aku lagi di rumah, yang ada ntar kamu diajak main catur lagi sama Papi, akunya dianggurin. Aku mau berduaan sama kamu," jelas Shani.

"Apa nyebut-nyebut nama Papi?!"

"Apa sih, papi salah denger."

Zean terkekeh mendengar perdebatan Shani dengan papinya. "Aku jemput sekarang ya?" Tanya Zean.

"Oke, aku siap-siap juga. Kamu jangan ganteng-ganteng ya. Aku ga mau nanti kamu diliatin cewe-cewe di jalan."

"Emang pakaianku gimana sih? Ya cuma gitu-gitu aja."

"Ya pokok jangan ganteng-ganteng."

"Masa aku ke sana harus pakek sarung sama topeng maling? Biar ga diliatin orang-orang."

"Ish, yang ada ntar kamu diarak ke kantor polisi, dikira maling."

"Hahah..ya udah aku siap-siap dulu."

"Oke, aku tunggu. Love you sayang."

"Love you more."

Panggilan berakhir, Zean bergegas untuk berganti baju. Bersiap untuk pergi menghilangkan rasa bosannya. Jalan-jalan sama pacar akan terasa menyenangkan bagi Zean. Kapan lagi yekan bisa jalan-jalan sepuasnya. Setelah menjemput Shani, Zean langsung menjalankan motornya mengelilingi kota sambil merundingkan tempat yang akan mereka jadikan tempat jalan. Pilihan mereka jatuh pada kebun binatang.

"Beneran nih kita ke kebun binatang?" Tanya Zean saat sudah mendekati kebun binatang.

"Iya. Aku pengen ketemu kembaran kamu."

"Kembaran aku?" Bingung Zean.

"Iya kembaran kamu, singa."

"Serem banget singa."

"Singa itu keren, gagah, ganteng kayak kamu," kata Shani.

"Bisa aja kamu mah," kata Zean yang sedikit tersipu.

Setelah menyelesaikan tentang pertiketan Zean menggandeng tangan Shani yang terlihat sangat excited. Pengunjung hari ini sangatlah ramai, mungkin karna weekend jadi sangat ramai. "Zee, liat kelincinya gemes bangett," ungkap Shani merasa kegemasan melihat berbagai jenis kelinci. "Aku mau satu, boleh dibawa pulang ga sih?"

"Ya ga boleh lah, kamu ini ada-ada aja," jawab Zean.

"Tapi aku mau."

"Emang kamu boleh melihara kelinci sama Mami kamu? Kalau boleh ntar aku beliin buat kamu," kata Zean.

"Kayaknya ga bakal dibolehin sih. Aku kamren pengen melihara kucing aja dimarahin sama Papa, katanya Papa benci sama kucing, jorok."

"Kasihan. Ga bisa melihara hewan dong?"

"Bisa, kalau diem-diem," jawab Shani.

"Ntar kalau ketuan dibuang."

"Ih, ntar aku tinggal nangis," jawab Shani.

"Huu cengeng," ejek Zean yang membuat Shani mendengus kesal.

Mereka lanjut berjalan melihat-lihat hewan lainnya. Kemudian berhenti saat ramai-ramai orang mengelilingi hewan ular berwarna kuning besar yang sedang bersama pawangnya. "Hii... besar banget ularnya, lihat, aku sampe merinding," kata Shani. Zean melihat bulu-bulu tipis di tangan Shani memang berdiri, menandakan merinding.

"Ih, itu yang fotbar ga takut dimakan apa ya?" Pikir Shani.

"Ularnya pasti jinak lah itu. Kalau ga jinak ga mungkin diperbolehin fotbar sama kita," jawab Zean, "Aku jadi pengen foto juga," lanjut Zean.

"Hei, jangan aneh-aneh. Aku ga mau nanti kamu digigit ulernya atau dililit."

"Nggak bakal sayang. Fotoin aku dong," pinta Zean. Dia benar-benar nekat mendekat ingin berfoto bersama. Ular itu langsung dikalungkan di leher Zean. "Sayang," panggil  Zean menyadarkan Shani dari keterkejutannya. Shani mengarahkan kamera itu pada Zean. Sayup-sayup dia mendengar beberapa orang memuji ketampanan Zean.

"Itu cowo ganteng banget ya? Udah punya pacar belom sih?"

"Iya ganteng banget. Beruntung tuh yang jadi pacarnya."

"Ga papa kan berharap kalau dia jadi jodoh gue?"

Jangan harap deh! Batin Shani kesal. "Sayang udah. Ayo ganti yang lain," ajak Shani. Dia sengaja menekan kata sayang agar orang-orang yang memuji Zean itu tau kalau Zean udah punya pacar.

"Kamu kenapa? Kok keliatan kesel gitu?" tanya Zean yang menyadari perubahan pacarnya setelah foto bersama ular tadi.

"Aku kesel, tadi pas kamu foto banyak cewe yang muji kamu. Sampe ada yang berharap jadi pacar kamu juga, nyebelin!" ungkap Shani.

"Udah ga usah kesel. Lagian mereka cuma halu doang bisa pacaran sama aku. Kenyataanya kan kamu pacarnya aku. Aku punya kamu dan bakal terus gitu. Jadi kamu ga usah kesel gitu ya," kata Zean memberi pengertian.

"Pengen cepet-cepet nikah deh rasanya biar ga ada yang bisa deketin kamu lagi!" Celetuk Shani yang membuat Zean terkejut.

"Nikah?! Sekolah aja belum selesai sayang. Nanti kalau aku udah mapan dan kita sama-sama siap, aku balal nikahin kamu. Untuk sekarang fokus dulu sekolah dan jalanin apa yang terjadi," jelas Zean.

"Janji ya nanti kamu bakal nikahin aku?"

"Janji sayang," jawab Zean.

"Sayang deh sama kamu." Shani menyematkan satu kecupan singkat dibibir Zean yang membuat Zean kembali terkejut. Pasalnya ini kan ada di tempat ramai. "Rame orang loh ini," kata Zean.

"Bodoamat," ucap Shani lalu menjulurkan lidahnya mengejek.



















Kalau gua bikin panjang cerita ini gapapa kan?

Atau kalian udah mulai bosen kah?

Maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang