11

3.3K 252 35
                                    

_HTK_

Seperti kesepakatan semalam Zean dan kawan-kawannya akan menunggu di parkiran untuk bersama-sama menuju ruangan nanti. Zean yang datang lebih dulu. Dia menunggu sendiri di parkiran dengan mulut yang bergerak mengunyah roti bermerk Akoa rasa durian. Dia sesekali juga melihat ponselnya, mananyai sampai mana teman-temannya ini. Beberapa anak yang sudah datang dan bertemu Zean di parkiran mengajak Zean untuk ke ruangan bersama, tapi Zean menolak, dia tetap akan menunggu teman-temannya itu di sini.

Suara gemuruh motor mulai mendekat. Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba. Rollan, Aldon, dan Christof masing-masing memarkirkan motor mereka dengan rapi, jika tidak rapi satpam keamanan sekolah ini tidak segan-segan mengempesi ban motor tanpa perasaan.

"Nunggu lama Zee?" Christof bertanya sambil membenarkan rambutnya yang berantakan.

"Kagak, baru juga sampe kok," jawab Zean.

"Yaudah, ke atas sekarang yuk. Udah jam segini," ajak Zean.

"Ayo lah." Mereka beranjak meninggalkan parkiran, lalu tak sengaja malah bertemu dengan Ashel yang juga baru saja sampai dengan berjalan kaki.

"Loh, Ashel! Sendiri?" Tanya Zean.

"Iya Zee."

"Dianterin lagi?"

"Iya."

"Yaudah bareng kita ke atas yuk." Zean menemani Ashel jalan, sedangkan temannya berjalan di depannya. Sesekali mereka mengobrol agar suasana tak canggung karena adanya Ashel yang bagi Christof, Aldon, dan Rollan adalah orang baru di sini.

"Jadi ini namanya Ashel, dia temen gua dulu waktu SMP." Zean dengan perhatian memperkenalkan Ashel pada teman-temannya itu.

"Oo... kenalin gua, Rollan. Lelaki paling ganteng diantara ini ini curut," kata Rollan lalu mengulurkan tangannya. Ashel menjabat tangan Rollan sambil tersenyum.

"Gue, Ashel."

"Gua, Aldon." Aldon ikut mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Kalau gua, Christof. Gua, Pangeran Mermaid yang terdampar di daratan kota ini," kata Christof dengan dramatis.

"Alay lo Alay! Kebanyakan halu jadi gini," pungkas Rollan.

"Ck, biarin kek. Tapi gua emang beneran mermaid tau, ikan gua di rumah aja paham kalau gua ajak ngobrol," jelas Christof.

"Lo nya aja yang gila Chris," sahut Zean yang membuat mereka tertawa sedangkan Christof cemberut.

Ruangan yang mereka masuki ternyata belum banyak anak yang datang, yang membuat mereka bisa mendapatkan tempat duduk di belakang. Kali ini Zean duduk dengan Ashel. Dia ingin berbincang-bincang dengan teman lamanya itu. Maklum namanya juga ga pernah ketemu, kalau ketemu pasti ingin tau kabar lebih dari temannya.

"Lo bawa bekel?" Tanya Ashel.

"Bawa kok. Mau lihat?"

"Nggak, gue cuma tanya doang."

"Oke."

"Deg-deg an banget, kira-kira keterima ga ya? Semoga aja nggak," kata Ashel penuh harap.

"Ha? Lo berharap ga keterima? Gua ga salah denger kan ini?" Tanya Zean.

"Nggak. Gue dah males tiba-tiba. Pasti abis masuk OSIS jadi sibuk. Ga tau kenapa jadi males aja, gue pengen batalin daftar OSIS, tapi nanggung udah sampai sini," ungkap Ashel.

"Udah mau pengumuman baru mau batalin. Telat lo Shel. Tapi gua juga males sih. Gua dari awal emang ga pengen. Cuma iseng-iseng aja ini mah. Semoga ga ketrima juga deh," ungkap Zean juga.

HANYA TENTANG KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang