-Keep Positive

10 2 0
                                    

Chapt: 09. What Is Love?

"Kak Andra itu baik."

, . , .

Audi

: udah lah mawar, jgn dipikirin
06.33

: siapa tau itu cuma temennya, atau saudaranya kan? Keep positive
06.33

I can't be that.
06.34

Feeling gue bad bgt, nggak bisa buat
positive
06.34

You alwys here, awasin Keenan gue ya
06.35

: Pasti
06.35

: i sure, keenan ngga bakaln mcm²
06.35

Thx
06.38

Mawar menarik nafas lega. Dia sudah curhat, dan menceritakan semuanya ke Audi, teman sefrekuensinya di Yogya. Dan Mawar lebih tenang, saat Audi menenangkan dirinya.

Semoga insting Mawar salah, dan perkataan Audi yang benar. Karena Mawar tidak tahu, akan sepatah apa nanti hatinya ketika dia tahu, Keenan selingkuh di belakangnya.

"Nasinya makan dong, jangan cuma dilihatin aja." ucap Rianti, melihat anak gadisnya yang hanya terlamun saja di meja makan. Entah memikirkan apa dia.

"Hmm.." sahutnya cuma merespon dehaman saja. Mawar menaruh ponselnya asal di atas meja makan itu. Mulai menyantap nasi putih, dengan telur mata sapi di atasnnya.

Saat bagian kuningnya itu dipecahkan, kuningnya langsung meleleh. Mawar melahap bagian kuning dan putih telurnya itu, sensasi asin, panas, dan gurih menyatu di lidahnya Mawar.

"Kamu lagi chattingan sama siapa, Andra,
ya? Mukanya sampai serius gitu." Rianti menaik-turunkan alisnya, menggoda
Mawar dengan cara itu.

"Buhwkan, swhma Awuhidi." jawab Mawar, dengan mulutnya yang masih penuh dengan nasi. Hampir saja dia tersedak karena makan sambil bicara.

"Kunyah dulu, dan telen...baru abis
itu boleh ngomong." imbuh Rianti. Dia menuangkan air dari dalam teko ke dalam gelasnya, dan meminumnya.

Mawar menelan makanan itu ke tenggorokannya. Dan mulai bicara lagi.
"Chat sama Audi Mah, bukan Kak Andra."

"Oh Audi. Kamu masih temenan sama
dia? Mamah kira kalian udah lama
lost contact."

"Berarti Kamu masih pacaran ya, sama
si Keenan? Atau kalian udah lama putus?" Rianti berkata kembali. Mamahnya seakan mendukung Mawar putus dengan Keenan.

"Masih pacaran." sahut Mawar sedikit singkat. Dia mengambil tisu dan mengelap mulutnya tadi. Karena makanannya sudah habis.

"Mawar berangkat dulu." ujarnya berpamitan. Mawar berdiri dari kursinya, kemudian dia menghampiri Rianti untuk bersaliman tangan.

Rianti senang, karena perlahan sikapnya Mawar, putri satu-satunya itu menjadi lebih hangat. Mungkin Mawar mulai lebih menyayangi mamahnya. Seperti dulu sebelum ayahnya tiada.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang