-You Got The Feels

9 2 0
                                    

Chapt: 038. You Got The Feels

"Cinta itu perjuangan."

, . , .

Terkadang kita pernah merasakan sepi di antara keramaian, otak dan hati kita saat ini
sangat membutuh ketenangan. Seperti itulah perasaanya Mawar sepulangnya dari sekolah. Moodnya kacau, dan campur aduk.

Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menumpahkan air matanya, namun tetap saja dirinya menangis, dadanya kian sesak, hari ini berkecamuk sekali baginya. Ini masih tentang Andra, yang sesuka hati saja menghinanya.

Untuk menyembunyikan matanya yang memerah, Mawar berpura-pura membaca buku novelnya di sepanjang jalan. Menutupi setengah wajahnya dengan buku itu, air matanya pun sontak membasahi lembaran halaman.

"Punya harga diri nggak lo?"

"Kasihan ya jadi lo."

"Cewek paling cenggeng, manja."

Dan masih banyak lagi perkataan-perkataan Andra yang menusuk sekali bagi Mawar. Mawar ingin melupakan itu, dan bersikap acuh seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi apa boleh buat? Mawar tetap gadis biasa, yang punya hati. Catat!

Tak jauh di belakangnya Mawar, sebuah kendaraan beroda empat melintas dekatnya. Yang mengemudikan mobil itu adalah Mutia, di sisi kirinya ada Elfa. Mutia sontak memelankan laju mobilnya ketika melihat ada pengguna jalan, yang sangat dia kenal itu siapa.

Karena berjalan dengan lambat, membuat Mutia tidak sampai semenit, bisa menyusuli cewek bernama Mawar itu. Seberhentinya mobil Mutia di samping Mawar, Mutia pun membuka dua kaca depan mobil, sehingga wajah Mawar sekali terpampang.

"Haiii Mawarr!" sapa Mutia di tempat duduknya. Pandangannya menyamping
ke arahnya Mawar yang sedang berdiri di
luar mobil.

Refleks Mawar menoleh ke samping kanannnya. Dalam jangka waktu singkat, segera Mawar menghapus jejak air matanya pada pipinya itu. "Kak Elfa, Kak Mutia?" tanggapnya.

"Lo kok tumben amat sih, pulangnya
jalan kaki? Biasanya juga naik taksi, atau tunggu dijemput, atau bisa juga naik motor." Elfa mencurahkan perhatiannya ke gadis itu.

Mawar memasukkan buku novel ke tas gendongnya, dengan pergerakannya yang gesit, dalam jangka waktu singkat dia menoleh lagi ke Elfa dan Mutia. "Ya gapapa sih, emang lagi pengen jalan kaki aja."

"No, i know you, Mawar. Biasanya kalau
lo jalan kaki gini pulang sekolah, itu artinya
lo lagi ada masalah. Whats up? You can tell me, if you have a problem." Elfa penuh keperdulian.

"I'm fine, really. Thanks Kak, karena
kalian berdua udah care banget sama gue." dibilang lebay masa bodo, tapi perhatian yang didapatkannya dari Elfa dan Mutia, membuat Mawar terharu, ternyata masih ada juga yang perduli sama dia.

"Oke kalau gitu, how do we go to
cafe? Ya sekalian aja kita makan siang, pada laper kan lo pada?" ajak Mutia, lumayan juga sekalian Mawar merefeshing otak dan hatinya yang sedang mumet itu.

"Sure, gue kebetulan lagi pengen banget pergi. Because, kepala gue pusing banget kalau gue back to home." kata Elfa menyetujui.

"Mawar, lo ikut kan?" tanya Mutia, Mawar langsung menganggukkan kepalanya dengan senang hati tentunya dia akan ikut.

"Boleh." jawab Mawar.

"Yaudah lo masuk dulu." tawar Mutia
meminta Mawar masuk ke dalam mobilnya.

, . , .

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang