-Dinner Paling Sial

9 2 0
                                    

Chapt: 020. Dinner Paling Sial

Gue bakalan terus suka Kak Andra.

, . , .

Mawar kembali lagi ke kantin tempat tadi ia makan. Ia mengunjungi satu kedai yangg menjual bakso dan mie ayam. Terlihat ibu kantin penjual itu tengah bersiap merapihkan dagangannya karena kebetulan ini sudah masuk jam pulang sekolah, artinya saatnya kantin tutup.

Yang menjadi alasan datangnya Mawar ke sini adalah karena Mawar lupa membayar mie ayam dan es teh yang dia pesan tadi. Mawar lupa bayar karena dia langsung pergi tadi dari kantin, karena Nancy. Masih Mawar ingat kelakuan Nancy tadi padanya.

"Permisi Bu...maaf, tadi saya lupa bayar. Mie
ayam baksonya satu, sama kerupuk minumnya es teh. Jadi berapa, Bu?" tanya Mawar menjelaskan apa saja pesanannya tadi, seraya menyiapkan uang kertas selembar 50,000 ribu.

"Eh si Mawar....udah kamu mah nggak perlu bayar, anggap saja hari ini kamu ibu traktir. Toh, biasanya kamu sering beli di sini, dna kasih uangnya lebih." Bu Pina-penjualnya menolak uang pembayaran Mawar.

"Ihh atuh jangan gitu, kan Mawar jadi
enak. Hehehe." Mawar tertawa renyah. "Ini Bu, Mawar bayar aja ya, nggak enak...masa
udah makan, nggak mau bayar."

"Gapapa neng, ambil lagi aja duitnya. Kalau
kamu maksa bayar, nanti ibu nggak bikinin lagi, mie ayam baksonya buat kamu." dalih mengancam supaya Mawar mengurungkan niatnya untuk membayar pesanannya tadi.

"Ih ibu, Mawar jadi binggung gini."

"Serius eneng, enteu usah bayar. Omong-omong ibu seneng, eneng teh jujur
pisan ke ibu, kalau eneng belum bayar. Biasanya mah budak-budak kalau belum bayar, nggak bakal jujur, udah ditinggal aja gitu. Mereum takut kali ya?"

Bu Pina melanjutkan. "Boro-boro dibayar yang aya, malah pada bilang kalau kembaliannya teh kurang. Walah, walah, curang banget." ia malah berlanjut curhat kepada Mawar. Sampai Mawar merasa prihatin.

"I..ini..serius, Bu, uangnya nggak usah? Ih, ibu emang gapapa kalau Mawar nggak bayar? Kasihan ibu, pasti ibu dagang capek kan. Jangan sampai ibu tekor, karena Mawar." Mawar berusaha membujuk.

"Nggak apa-apa atuh eneng. Sekali dua
kali mah, saya sama sekali nggak keberatan."

"Ya..yaudah matur suwun ya, Bu. Semoga rejeki ibu melimpah, dan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Semoga mie ayam baksonya selalu laris manis, biar berkah." doanya yang baik, baik, untuk Bu Pina.

"Pasti laris manis lah neng, kan saya pake
jin penglaris." celetuknya. Membuat Mawar terdiam, syok berat. Otaknya menjadi loading seketika. Ap...akah benar Bu Pina ini melakukan pesugihan, supaya jualannya selalu laku?

"Bercanda atuh neng mah, jangan dianggap serius. Ibu mana berani kayak gitu, ibu mah mintanya sama gusti Allah. Hehehe."

Fyuhh-rupanya Mawar cuma diprank olehnya. Hampir saja otak ini tidak bisa diajak berpikir positif, dan sudah mengira kalau perkataan Bu pina adalah benar. Mawae terkekeh. "Ya ampun si ibu, yaudah atuh bu, Mawar balik dulu, ya."

"Iya maneh mah hati-hati ya, di jalan."

Mawar manggut-manggutkan kepalanya. Diiringi senyuman kecil. Lalu Mawar lekas pergi dan berlalu dari kantin sekolah ini. Ternyata mengobrol bersama Bu Pina seru sekali ya, andai aja kalau Rianti mempunyai sikap yang sama asyiknya dengan Bu Pina.

, . , .

Nancy sebal, karena Andra tak mau mengajaknya pulang bersama, sebab Andra masih kesal padanya perihal kejadian di kantin tadi. Andra merasa Nancy lancang sekali menghina Mawar di depan ini seperti tadi.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang