-Pengrusuh

12 2 0
                                    

Chapt: 04. Pengrusuh

"Di deketnya, gue kok baper."

, . , .

Antara ikhlas atau tidak ikhlas, tapi kelihatannya sih Andra tidak terlalu ikhlas membantu Mawar membawakan belanja-belanjaannya.

Mawar dapat melihat wajah cowok itu yang sangat tertekan. Bukan karena berat dari kantung belanjaannya, namun karena Andra harus masih berdiri di samping Mawar.

"Lo niat nggak nih, bantuin gue-nya?" gerutu Mawar. Dia menekan bel rumahnya, yang langsung terdengar suara bunyinya.

Ting! nong!

"Kalau nggak niat, udah gue jatuhin
nih, semua belanjaan lo." kesal Andra, bukannya berterimakasih sudah dibantu, Mawar malah nyerocos saja.

Tidak berselang lama, Rianti datang membukakan pintu rumahnya. "Lama banget sih belanjanya! Kamu kelayapan dul-lho? Andra, ya?"

Andra yang ramah itu pun menyalimi tangan Rianti dengan tangan kanannya yang sedang kosong. "Assalammualaikum, Tan."

"Waalaikumsalam. Lho? Kok Kamu bisa barengan gitu sih, sama Mawar? Kalian kepapasan, apa gimana?" Rianti memandangi keduanya dengan binggung.

"Duh Mamah, sesi tanya-jawabnya bisa nanti aja, nggak? Ini berat banget, tolong." bukannya Mawar lebay atau gimana-gimana. Tapi sulit untuk dia menanggung beban ini, sampai Rianti selesai bertanyanya.

Apalagi yang membawa dua kantung belanjaan berat itu adalah Mawar, Andra cuma menenteng satu saja, itupun yang agak ringan, berisi snack kecil saja di dalamnya.

"I-yya udah, ayo masuk dulu." Rianti mempersilahkan Andra dan Mawar masuk.

"Ee-nggak usah Tante. Andra mau langsung pulang aja. Tante Sandra udah nungguin di dalam mobil." Andra menolak halus.

Rianti mengintip ke depan gerbangnya yang terbuka sedikit, baru dia sadar kalau ada mobil yang berhenti di sana. "Lho? Ada Sandra, kenapa nggak disuruh masuk aja, dulu."

"Nggak usah Tan, udah malam juga." jelas Andra. Sejujurnya dia dan Sandra mau sih bertamu, hanya saja ini sudah larut malam.

Sepertinya juga Sandra sudah melanjutkan tidurnya di dalam mobil itu, karena tidak ada tanda-tanda pergerakan darinya.

Rianti membentuk mulutnya bulat. "Oohh gitu. Yaudah, makasih ya, udah mau bantuin Mawar. Bilang juga ke Sandra, makasih."

"Sama-sama, Tan. Pamit dulu." Andra tersenyum tipis. Rianti mengambil kantung belanja yang dipegang Andra sebelumnya.

Setelah Andra bersaliman lagi, cowok ini bergegas menuruni anak tangga yang ada di depan pintu masuk rumah Mawar.

"Woy! Motor gue gimana?!" Mawar masih saja memikirkan kendaraannya itu. Belum tenang dia, kalau motornya belum balik.

Tanpa berbalik badan lagi, Andra menyahut sejenak. "Ntar dianter Raven."

Mawar menghela nafasnya. Entah mengapa dia malah menyetujui saja untuk pulang bersama Sandra, dan Andra. 'Kan jadinya ribet seperti ini.

Andra terlihat memasuki mobilnya kembali setelah dia sampai di depan sana. Ternyata dugaan Andra benar, Sandra tertidur lagi di belakang mobil. Sepertinya tantenya itu mengantuk sekali.

Cepat-cepat Andra menancapkan gasnya dan pergi dari rumah Mawar. Dia membawa mobilnya di kecepatan yang sedang lagi. Setelah Andra pergi, Pak Ajeng pun lekas menutup kembali gerbang rumah Mawar.

"Yaudah yuk, masuk." ajak Rianti. Daripada mereka berdua hanya cengo saja di depan pintu seperti orang bodoh.

"Hm." Mawar berdeham pelan. Dia bersamaan Rianti masuk ke dalam rumah mereka dan Rianti menutup kembali pintu rumahnya, dia juga pun menguncinya.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang