-I Love You

8 2 0
                                    

Chapt : 11. I Love You

“Anggap aja gue obat lo.”

, . , .

Hujan kini mulai mereda, tak lagi sederas tadi. Sedangkan dua orang itu, masih saling dalam suasana romantis yang dibentuk mereka. Tapi kini Mawar menarik dirinya sendiri dari dekapan pelukan Andra.

“Makasih ya.” ujar Mawar tiba-tiba. Ia berdiri dari duduknya, membersihkan celananya yang terkena tanah basah tadi.

“Buat?” tanya Andra tidak tahu, kenapa Mawar berterimakasih, dan untuk yang mana juga. 
Si abang ini emang lola ya otaknya.

“Everything.” Mawar menjawab. Sudut bibirnya tertarik begitu saja, dirinya menampilkan senyuman terbaiknya, setulus hati.

“Gapapa. Anggap aja gue obat lo.” Andra berkata dengan lembutnya. Tutur katanya ini mencerminkan seolah-olah dia sangat sayang pada Mawar.

Tapi Mawar tetaplah Mawar, cewek kaku dan tidak bisa diajak romantis. “Obat apa? Obat nyamuk? Obat sariawan? Apa obat tidur?”

“Obat buat orang panuan!” cibir Andra mukanya jadi bete, tidak seseri tadi. Cowok ini harus mendecak, lantaran emosi setiap kali bicara sama Mawar. Ternyata yang nggak peka itu, Mawar ye.

Lo kenapa sekarang random bet sih? Perasaan dulu lo itu tipikal cowok yang dingin, kaku, kek kulkas lima pintu.Mawar mencoba bergurau.

“Ada ya kulkas lima pintu?” Andra heran. Bukannya baru tercipta kulkas dua pintunya? Mana ada produksi kulkas pake lima pintu segala. Kebanyakan pintu, ntar guyoh.

Ada. Ntar gue yang buat.sahut Mawar. Sekarang Mawar juga jadi random sekali, bercanda-canda dengan Andra. Mungkin karena sedang sakit heart.

Ada yang mau beli?” menatap Mawar secara sinisnya, seolah meledek dan meragukan Mawar. Lagian aneh-aneh saja cewek di sampingnya itu.

“Ada.” Mawar mengibaskan rambutnya, belagak sekali. Senyumannya menjadi senyuman penuh kesombongan. Hedeh Mba Mawar, sapa yang mau beli?

“Orang gila ya, yang beli?”

“Lo orang gilanya!” Mawar
menepuk jidat Andra dengan kencang

“Lo orang stress.” Andra membalas tepukan itu, namun dengan pelan, karena Mawar tetaplah cewek.

“Lo orang-orangan sawah!”

“Lo orang....” Andra linglung, dia jadi kebinggungan mau menjawab apa, akalnya kehabisan kata-kata.

“Orang apaa?!” Mawar menaik-turunkan alisnya, dia tahu pasti dia yang menang dalam perdebatan itu. Andra jangan mimpi bisa menang beradu jotos dengannya.

“...orang yang gue sayang.” sambung Andra. Cowok ini malah menggombali Mawar, memang buaya darat banget si Andra ini.

“Huek!! Mau muntah gue!” bukannya baper, Mawar malas meraskan sensasi mual saat Andra berkata seperti itu. Andra... Mawar itu bukan cewek yang gampang salting kalau digombalinya.

“Mau denger pantun nggak?” lanjut Andra, dia belum puas menggombali Mawar. Telah dia siapkan pantun sepuluh karat untuk Mawar. Anjy sepuluh karat g tuh.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang