Chapt 07: Keenan Berburuk Sangka
"Kak Andra bego!"
, . , .
Setelah melewati perawatan selama beberapa hari, akhirnya dokter memperbolehkan Mawar untuk pulang ke rumahnya. Mawar sudah mumet sekali rasanya di ruangan perawatannya kemarin.
"Ya, sampai juga akhirnya." cakap Rianti. Seraya turun dari mobil, dia membuka pintu belakang mobil, lalu menutupnya kembali.
Siang ini, Rianti dan Mawar pulang dengan diantarkan oleh Andra, menggunakan mobilnya Andra. Padahal Mawar sudah menolak, dengan alasan tidak mau merepotkan Andra, tapi cowok itu tetap keukeh.
"Andra, nggak mau mampir dulu?
Mau langsung pulang?" Rianti berdiri di samping kanan depan mobil, Andra membuka kaca mobil itu."Boleh mampir, Tan?" Andra berbasa-basi, takutnya Rianti tidak suka kalau Andra berlama-lama di sana.
"Ya bolehlah, kamu ini gimana? Udah, ayo cepet masuk, kayaknya mendung, mau hujan." tatapan Rianti mengarah ke atas, langit di atas sana terlihat sudah menggumpal berwarna hitam.
Andra menyempatkan diri menoleh ke Mawar, cewek ini masih terdiam saja di tempat, memandangi ponselnya. "Lo nggak mau turun?"
Sadar kalau Andra sedang berbicara dengannya, Mawar mencuri pandangannya kepada Andra, terlihat cuek lagi. "Ini mau turun."
Mawar mematikan layar ponselnya, menaruh hapenya di dalam tas selempang. Cewek ini bergegas turun dari mobil, menyusuli Andra dan Rianti yang sudah sedikit jauh di depannya.
"Tante hari ini nggak masak. Mau
buat mie aja, nggak?" tanya Rianti. Sedang berjalan di samping Andra, menuju ke dalam rumah."Nggak usah, Tan. Andra juga
nggak lama." ucap Andra menolak halus kembali.Andra menengok ke belakang, Mawar sedang berjalan mendekat ke arah mereka berdua dengan terburu-buru. "Anak Tante jalannya lama banget."
"Keturunan siput soalnya." sarkas Rianti, tergelak karena leluconnya sendiri. Mamah laknat memang! Padahal Mawar sudah secepar mungkin jalannya.
"Mawar denger ya." timpal Mawar. Menjadi semakin bete karena mamahnya malah mendukung Andra, menjelek-jelekkannya. Apakah Rianti berpindah pihak?
Andra dan Rianti menghentikan langkahnya, membiarkan Mawar menyusuli langkah mereka. Andra tahu, Mawar masih lemas, tidak kuat kalau terus-terusan berlari.
Kini Mawar sudah semakin dekat, dan tibalah dia yang berdiri di samping Andra. Sialnya tiba-tiba kaki Mawar seperti kesele'o, kehilangan keseimbangan dalam berjalan.
Andra lagi, lagi, menolong Mawar hingga gadis itu tak langsung terjatuh ke bawah tanah. Nasib Mawar memang selalu saja apes, bila di dekat Andra. Segugup itukah Mawar?
"Jatuh mulu Lo. Jalannya pake
kaki sih, bukan pake mata." cibir Andra. Membangunkan Mawar lagi, setelah aksi drama-drama romantis seperti di FTV."Jalan pake mata? Emangnya bisa, Andra?" Rianti menyambung saja. Padahal Andra sedang tidak bicara pada ibunya, melainkan pada putrinya yang cantik, Mawar.
"Bisa Tan. Matanya dicopot dulu, taruh di kaki. Itu disebut jalan pake mata. " Andra memberikan sekilas tutorial sesat.
"Ngoceh mulu mulut lo Kak, berisik
tau nggak." omel Mawar. Tidak suka pada orang yang banyak omong, apalagi kalau ngoceh-ngoceh nggak jelas.Andra bersabar. Memang menghadapi cewek garang, moodyan itu harus punya extra kesabaran, atau nantinya kita sendiri yang akan terpancing emosi.
"Y-audah ayo masuk, udah gerimis
nih." kata Rianti bermaksud melerai keduanya, supaya tidak semakin panjang berdebatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Untuk Andra ( End )
Novela Juvenil"Semua orang tidak akan tau, kapan dan kepada siapa mereka jatuh cinta." -nurhmanis in MawarAndra. "Pokoknya gue benci Kak Andra!" -Emosi Mawar kembali bergejolak, dia ingin sekali menghajar Andra. "Lo itu sial, buat gue!" -Andra menunjuk Mawar. In...