-Way Out

10 2 0
                                    

Chapt: 033. Way Out

Tetap hidup, walaupun lo pengen
mati.”

, . , .

Tidak cukup meendapatkan teguran dari kepala sekolahnya, Andra bahkan mendapatkan teguran keras juga dari sang ayahnya, alias Eza. Sepulang sekolah, Andra disuruh menghadap langsung ke ruangan kerjanya Eza.

Andra menikmati rasa sakit pada bibir, dan
sekujur tubuhnya, dia mendapatkan beberapa memar di tubuhnya akibat terus-menerus dipukuli oleh Eza. Kali ini tidak ada satupun serangan yang dibalas  oleh Andra, dia pasrah menerimanya.

“GILA KAMU, YA?! UDAH NGGAK
WARAS, HAH?!”

“SEENAKNYA AJA KAMU HAMILIN ANAK
ORANG, KAMU SAMPAI BIKIN SEORANG GADIS MENG-ABORSI BAYI YANG TIDAK BERDOSA KETERLALUAN KAMU, ANDRA!”

“MENCONTRENG NAMA BAIK KELUARGA!
DAN NAMA BAIK SEKOLAH, HABIS INI APALAGI YAHG BISA KAMU LAKUIN, ANDRA?! ANAK PENGECUT KAMU!”

Pada sudut bibirnya mengalir darah kental
yang anyir, berulang kali itu diseka oleh Andra, tetapi berulang kali juga, Andra menerima pukulan di lembah yang sama. Sakitnya pukulan Eza, baginya tidak sesakit hatinya saat ini.

“PAPAH NYESEL UDAH LAHIRIN, PUTRA
YANG NGGAK PUNYA MALU, KAYAK KAMU!” akunya tiada jeda mencaci-caci Andra, seusainya ia memberikan pukulannya lagi pada rahang belakang Andra.

'Ceklek-!'

Pintu ruangan kerja Eza yang tidak terkunci itu
dibuka oleh seseorang. Itu adalah Mawar, yang mendapatkan kabar kalau Andra tengah dihakimi oleh Om Eza, bak seorang terdakwa yang sedang dihakimi oleh hakim. Begitulah kurang lebihnya

“OM, UDAH!” cegah Mawar menghentikan kebrutalannya Eza, atau nantinya berdampak buruk dan sangat fatal. Nyawa Andra bisa melayang di tangan Eza sendiri. Mawar mencegah kejadian itu.

Seakan orang yang tunarungu,  Eza tetap memukuli putranya tidak ada ampunnya. Mawar mencoba mendekati mereka, Mawar tahu kalau dia mencoba mendekat, dia akan terkena imbas seperti yang lalu, makanya Mawar memilih tetap menjaga jarak, dan batas.

“UDAH! STOP!” teriak Mawar sekeras yang
dia mampu, seolah sejagad raya ini mungkin hampir bisa mendengarkan suaranya. Mawar menguncangkan kedua tangannya, dan seketika Eza berhenti memukuli Andra.

“Kamu jangan ikut campur. Pergi!” usirnya
tidak mau diganggu kalau ia sedang beraksi. Sayangnya Mawar bersikukuh sekali, gadis inis setia berada di tempatnya. Ia tidak beroleng ke manapun.

“Nggak! Aku nggak mau pergi, Om!
aku tau, sefatal apa kesalahan yang Andra bikin, tapi dengan Om mukulin Andra, itu nggak akan bikin dia jera, justru malah memperkeruh keadaan!” berusaha memberikan pengertian.

“Mawar! Dia pantas dapat itu semua dari
saya, dia harus saya hukum seberat-beratnya, persetan kalau dia harus mati gara-gara, Saya!” mengepalkan satu tangannya kencang, kemudian berancang-ancang akan memukuli Andra, targetnya adalah hidungnya Andra.

Sebelum berhasil memukul Andra lagi,
Mawar sebisa mungkin menahan tangannya Eza, bermodal nekat, entah nantinya dia akan terkena pukulan itu atau tidak, yang pasti dia ingin Andra aman. Seaman yang dimaksimalkannya.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang