-Under Me

6 2 0
                                    

Chapt: 046. Under Me

"Everthing is gonna be okay."

, . , .

Sandra baru saja membeli stok persediaan susu, sereal, dan snack untuk Kiko. Dia keluar dari mall dengan membawa sekiranya dua kantung tas belanjaan. Biasanya Sandra ke mall menaiki mobilnya, tapi kali ini mobilnya sedang di bawa ke bengkel, makanya dia akan menaiki taksi atau angkutan umum saja.

Wanita tersebut keluar dari dalam mall, membuka pintu lobby utama, lalu kakinya menuruni beberapa anak buah tangga yang ada. Tidak terasa, hari rupanya sudah gelap, jam di tangannya Sandra menunjukkan pukul, 8 malam.

Kini Sandra sampai di jalanan raya depan
mall besar yang tadi ia kunjungi. Niatnya, Sandra akan menunggu angkutan umum, atau minimal taksi yang melintas di depannya. Lampu dari motor dan mobil malam hari itu, menyilaukan pandangannya sekali.

"Aduh, aku harus cepet, nih....pasti Kiko
udah nungguin aku pulang." ujar Sandra berseloroh, sembari membenarkan tas selempangnya yang tadi mulai menurun.
Sandra langsung mencepatkan langkah kakinya.

"Serahin duit lo sekarang juga!" tiba-tiba datang segerombolan preman, yang memalaki Sandra. Sadisnya, preman tersebut menyandera Sandra, dengan menodongkan senjata tajam berupa pisau, di lehernya Sandra.

"Eh? Apa-apaan nih?! M-aaf, ya Pak
tapi saya nggak ada uang, udah habis." mencoba menipu kumpulan preman tadi. Sayangnya, para preman tersebut tidak mempercayai alasan klasiknya Rianti.

"Halah! Bohong aja kamu! Tampang orang berduit kayak kamu, nggak mungkin nggak ada duit! Jangan banyak alasan!" gertak temannya yang menyandera Sandra tadi. Sekiranya ada tiga preman di sana.

Satunya memakai kaus oblong berwarna hitam yang dimodif bolong-bolong, satunya berambut sangat kriting, macam mie goreng, satunya lagi yang sedang menyandera Sandra, bertubuh gagah, perkasa, dia adalah ketua dari mereka berdua.

"Nggak! Saya nggak akan kasih uang
saya ke kamu! Kalau kamu mau duit, ya kerja! Cari kerjaan yang halal!" gubris Sandra, meskipun secara fisik, dia tidak bisa melawan ketiga lelaki di depannya karena sedang stuck, tapi Sandra masih dapat menjawab.

"Halah bacot! Sok suci, lo!" balas si
rambut yang macam mie goreng itu.
Mungkin dia merasa tersindir, makanya dia sangat emosi.

"Gue abisin lo!" ancam si ketua yang masih saja menyandera Sandra dengan sembilah pisau yang ujungnya sangat tajam, lantaran sering diasah.

"Woy! Lepasin nggak! Mau jadi jagoan
kalian semua!" layaknya di film-film, datanglah seorang pahlawan kemalaman yang hendak menyelamatkan Sandra dari cengkraman para preman tersebut.

Tahukah dia siapa? Sang pahlawan kemalaman itu ialah ibu kandungnya Mawar alias Rianti. Di waktu yang tepat, Rianti tidak sengaja sedang melintas depan mall besar yang tadi dikunjungi oleh Sandra.

Rianti sok-sok kuat, dan berniat melawan ketiga preman itu seorang diri. Apalah daya dia, wanita paruh baya yang separuh tenaga serta kekuatannya telah pupus termakan usia.
Tapi tekad serta keberaniannya Rianti demi melindungi Sandra, patut diancungi jari jempol.

"Bos, gimana nih?" lelaki berbaju hitam
itu tampaknya linglung, ia melirik ketuanya supaya dapat sebuah komando dari sang ketua.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang