-Mereka Jadian?!

11 1 0
                                    

Chapt: 035. Mereka Jadian?!

“Gue mau lo jadi pacar gue.”

, . , .

Kesal! Kesal! Kesal!

Mawar menggerutu sepanjang jalan, sembari menyetir mobilnya. Andra sangat membuatnya marah saat ini. Padahal tadi Mawar sepenuh hati membelanya, tapi balasannya Andra, malah seperti itu.

Mawar sedikit merasa nyesek sekali di hatinya, sekaligus marah. Seandainya membunuh itu bukanlah perbuatan dosa, pasti Mawar sudah membunuh cowok yang bernama Andra itu, bahkan sejak dia masih di dalam rahim kalau bisa.

“Arghhhhh!” Mawar memukul stir mobil ini mengenakan kanan kirinya itu. Tidak berhenti berteriak, dan memaki-maki, entah siapa yang dimakinya dan diomelinya sejak tadi. Yang jelas, itu membuat hatinya sedikit lega

“Kenapa sih gue bisa lupa, kalau dia tuh Andra! Cowok paling nyebelin, yang sampai kapanpun sikap, sama tingkahnya nggak bakal berubah! Harusnya tuh gue nggak usah aja belain dia!”

“Sebaik-baiknya, atau semenderita apapun Kak Andra....ngapain sih harus gue perduliin? Ngapain sih Mawar, lo masih perduli aja sama Kak Andra, padahal lo tau feedback-nya dia bakalan kayak gimana.”

“ARRGHHH! I HATE YOU KAK ANDRA!”

“GUE BENCII LO! DASAR JELMAAN BUAYA!”

“UDAH OTAKNYA MINUS, KELAKUANNYA KEK DAKJAL,  MUKANYA SEBELAS DUA BELAS
SAMA BABI, PAKE HIDUP LAGII!”

“LO TUH SAUDARANYA KADAL, CICAK, BUNGLON, KECOA, IGUANA, BUAYA! SEMUA YANG ADA DI KEBUN BINATANG ITU SAUDARA LO!”

“GUE SUMPAHIN, SEMOGA PAS LO BAB KE TOILET, AIRNYA NGGAK ADA, TERUS LO KEKUNCI DI SANA! TERUS LO KPLESET, SAMPAI MAMPUS!”

“Aamiinn...”

Puas menyumpah serapahi Andra, Mawar menarik nafasnya untuk membuat dirinya lebih tenang dan kalem kembali. Mulutnya masih terus saja ingin menggerutui Andra, tetapi Mawar tahan coletehannya itu.

Fokusnya balik lagi ke jalanan raya di depannya. Tidak tahu tujuannya membawa mobil itu ke mana, yang penting dia keluar dari kediamannya di rumahnya Andra, dan mencari angin segar demi merilekskan otaknya itu.

Perlahan tatapan Mawar mengernyit ke depan jalanan raya sana. Mawar memelankan kecepatan laju mobil yang dikendarainya ini, ketika sepasang matanya melihat ada seseorang yang dia kenal ada di bahu jalan sana, berjalan di trotoar. Itu adalah Elfa dan Mutia.

“Kak Elfa? Kak Mutia?” cicitnya seraya menginjak pedal mobil, yang membuat mobil itu terhentikan seketika. Mawar menegaskan dulu apakah ini benar Elfa dan Mutia? Setelah yakin, barulah Mawar keluar dari mobil dan menghampiri keduanya.

“Katanya orang sih, sup buahnya enak. Tapi nggak tau deh, so far, gue belum pernah sih, cobain. That's why, gue ngajakkin lo ke cafe itu.” ucap Mutia, sedang mempromosikan cafe di depan persimpangan jalan sana.

Cafe yang tengah hits di kalangan anak remaja. Yang katanya, menu terbaik sejauh ini di cafe tersebut adalah sup buahnya. Tadi Mutia berbincang dengan lawan bicaranya, alias Elfa, yang setia mendengarkannya.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang