-Thats My Girl

10 2 0
                                    

Chapt: 043. Thats My Girl

Jangan baperan bisa nggak?

, . , .

Mawar menuruni tangga tergesa-gesa, orang yang mengetuk pintu rumah daritadi tampaknya sangat tidak sabaran, padahal penghuni di rumah itu, bukan cuma Mawar saja, tapi disebabkan ini sudah dini hari, mungkin yang lainnya sudah terlelap di dalam tidurnya.

“Iyya sebentar!” bersuara lumayan keras supaya terdengar hingga ke depan pintu sana. Memerlukan waktu, agar Mawar tiba di depan pintu, lalu bisa membukakan pintu tersebut yang terkunci dari dalam.

Si pengetuk, tak mengeluarkan suara
apapun, selain suara kecuali suara ketukan pintu. Jadi Mawar tidak bisa mengenali siapa gerangan di balik pintu itu. Namun menurut penerawangannya, bisa jadi dia adalah Andra.

Ceklek!

Benar saja dugaannya. Ketika Mawar membukakan pintu tersebut, yang ia lihat adalah Andra. Mulanya Mawar lega, melihat
Andra pulang dengan selamat sentosa ke rumahnya, sebelum akhirnya Mawar melihat banyaknya luka, serta lebam-lebam pada parasnya Andra.

“Kak? Lo abis berantem sama siapa?
Ampe luka-luka gitu, gue obatin ya?” Mawar sangat perduli pada Andra. Walaupun dirinya masih merasa sangat ngantuk, tetapi Andra jauh lebih penting ketibang rasa katuknya.

“Bukan urusan lo. Jangan sok care!
sergah Andra, memarahi Mawar. Tangannya dengan kasar menyingkirkan tangan Mawar yang mencoha menyentuh luka pada bagian bibirnya. Sok-sok'an menolak bantuannya Mawar, padahal dia sangat membutuhkan itu.

Mawar tercengang, matanya menatap tidak percaya reaksi sekasar itu dari Andra.
“Lo marah sama gue? Perasaan gue—”

“Banyak bacot lo! Cewek nggak bener!”
cela Andra. Agaknya Andra lupa, kalau baru beberapa hari lalu, dia mengemis minta maaf kepada Mawar, kini dia kembali berkeletah lagi.

Mawar baru saja akan menjawab Andra, sayangnya Andra keburu masuk ke dalam rumah. Sembari masuk ke dalam, Andra sempat menyenggol kasar pundaknya Mawar. Fiks banget, ini tidak wajar, pasti ada yang tidak beres dari Andra.

Ekor matanya Mawar tetap mengarah ke hadapannya. Lagi, Mawar bersedekap dada, lalu menyandarkan dirinya pada tiang pintu. Bercoleteh sendiri. “Heran gue sama Kak Andra, kemarin aja belagak minta maaf ke gue. Eh giliran udah gue maafin, malah bikin kesel lagi.”

“Makin lama, gue makin kebal sama semua hinaan lo, Kak. Sakit sih dihina kek gitu sama orang. Lebih sakit lagi kalau orangnya itu elo.” Mawar tersenyum miris, meratapi nasibnya.

Tak mau memperpanjang dan berlarut, Mawar menutup kembali pintu depan, tak lupa ia juga menguncinya. Masih dengan wajah murugnya, Mawar berjalan lunglai ke arah kamarnya di lantai dua sana.

, . , .

 ,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang