-Peluang Emas

5 1 0
                                    

Chapt: 18. Peluang Emas

"Gue cemburu."

, . , .

Ketika jam pulang sekolah, Nancy baru saja berniat meninggalkan kelasnya, dan dia tengah melintas di depan pintu kelas sebelas ipa tiga. Nancy ingin melanjutkan langkahnya, tetapi Mawar tiba-tiba memegang pergelangan tangannya dan menghentikan langkah Nancy.

"Mawar lo apa-apaan, sih!" Nancy marah saat tangannya di cengkram begitu dengan keras, Mawar mengerahkan segala tenaganya di titik tumpu itu, karena dia sudah sangat emosi.

"Lo yang apa-apaan! Tiba-tiba nuduh gue
mau nyelakain lo. Waras, lo? Gue nggak suka ya, ada orang yang main nuduh gue!" ancap Mawar, ia berjalan menyeret Nancy agak menjauh sedikit dari pintu, supata tidak menghalangi jalan.

"Mawar....come on, i'm sorry, gue itu
temen lo, Mawar dan gue ngelakuin itu bukan karena gue jahat sama lo, tapi karena gue pengenn bangettt dapat perhatiannya Kak Andra." jujurnya. Tanpa rasa malu ia bangga mengatakan itu.

"Dengan cara nyakitin diri lo sendiri? Lo
udah gila, Nancy?! Itu bahaya banget buat kesehatan lo. Mikir!" Mawar sudah geram sekali, mungkin dia sudah terpancing emosi.
Nancy ini bukan cinta pada Andra, melainkan obsesi. Seperti Keenan padanya.

"What else can i do. Gue sebel banget,
karena Kak Andra tuh terlalu memperhatiin lo, ketibang gue. Makanya gue tuh sengaja, tumpahin air keras itu ke tangan gue." Nancy mengakui lagi perbuatannya tadi. Yang bisa saja membuat dia benar-benae celaka.

"Sick banget lo!" umpat Mawar. Mengsarkasnya dengan frontal di hadapan Nancy langsung. Karena gereget sekali menyaksikan segala kecaperan Nancy, tidak habis fikri, di luar nayla emang.

"Tapi lo harusnya bersyukur sama gue, Mawwr. Karena gara-gara gue, lo jadi punya pengalaman masuk ke ruang bk. Gimana, senang nggak?" Nancy mengada-ngada. Mana ada murid yang senang kalau masuk ke ruangan bimbingan keamanan.

"Berobat lo sana ke psikiater!" cibir Mawar merasa jengkel pada Nancy. Merasa Nancy hanya membuang-buang waktunya saja, Mawar pun segera melepaskan cengkaraman tangan Mawar.

Lalu Mawar melenggang pergi begitu saja. Ia menuruni anak tangga, karena kelasnya yang berada tepat di barat dekat tangga menuju lantai dua. Nancy cuma melihat saja Mawar yang pergi, cewek ini mengusap pergelangan tangannya yang terasa sangat sakit, dan memerah karena Mawar tadi.

, . , .

"Akhirnya gue bisa dapatin bukti, kalau

gue itu nggak bersalah. Habis ini pasti
Nancy bakalan langsung kicep!" Mawar mengenggam erat ponsel miliknya, dengan tersenyum puas seakan dia sudah menang.

Tadi Mawar sengaja mendekati Nancy, dan memancingnya untuk mengakui perbuatannya di laboratorium ipa tadi. Dan pada saat itu, Mawar yang cerdik merekam semua perkataannya Nancy dengan ponselnya.

Mawar memutar kembali rekaman suara itu, dia bersandar pada dinding yang ada di sebelah mading sekolah. Niatnya Mawar akan mengirimkan rekaman itu pada Andra, supaya Andra bisa kembali percaya padanya, dan Mawar bisa membersihkan nama baiknya.

"I'm done." ucapnya dengan senang.

Selesai mengirim rekaman itu ke Andra, Mawar pun bernafas lega karena misinya selesai. Memasukkan kembali ponselnya ke kantung rok sekolahnya. Lalu Mawar kembali berlangkah melanjutkan jalannya dengan sangat santainya.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang