-My Hope

4 1 0
                                    

Chapt: 025. My Hope

"Suka sama lo itu indah, tapi juga sakit."

, . , .

Beberapa hari kemudian....

Mawar sekarang sudah bisa dipindahkan ke ruangan rawat inap, begitu juga dengan Nancy. Keduanya berada pada ruangan yang sama, dengan pembatas hanya tirai berwarna hijau saja. Tidak ada lagi yang kritis di antara keduanya.

"Mawarr, Mamah bersyukur banget sama Allah. Karena Allah sudah bikin kamu sadar kembali. Mamah udah takut banget, takut kamu pergi." Rianti tidak ada hentinya bersyukur.

Mawar tersenyum manis kepada ibunya, yang sedang memegangi tangannya dan menaruhhya pada pipinya. Bagaimanapun juga, tidak ada seorang anak yang bisa marah berlama-lama dengan orangtuanya, begitupun sebaliknya.

"Iyya Mah. Mawar minta maaf ya, sebelum kecelakaan itu, Mawar sempat marah ke Mamah. Nyesel sih, tapi Mamah duluan yang mancing Mawar. Lain kali kita nggak boleh berantem lagi ya Mah, Mawar nggak suka."

"Whatever thing, mamah udah lupain semua
yang udah terjadi. Kita move on, aja. Dan bukaa lembaran yang baru." Rianti memandangi putrinya itu, tatapan yang penuh ketulusan. Hanya ada cinta di sana.

Mawar menganggukkan kepalanya menurut. Kemudian Rianti menanyakan satu hal, yang bersifat serius. "Oh ya, itu gimana ceritanya kamu bisa nabrak mobil yang berlawanan arus?"

"Oh itu-" Mawar baru saja mau menjawab satu pertanyaan dari Rianti, dan ingin memberitahukan apa yang terjadi pada saat ini, sehingga mereka berdua bisa mengalami kecelakaan.

"Ini semua gara-gara Mawar, Tante!
Dia yang udah bikin kita jadi kecelakaan waktu itu!" kilah Nancy menimpali ucapannya Mawar. Nancy menggunakan kesempatan emas ini untuk bisa menuduh Mawar. Padahal itu murni kecelakaan.

Sontak pandangan Andra, Rianti, Eza beserta Mawar teralihkan pada Nancy saat ia membuka suaranya. Semua yang dikatakannya adalah hoax, Rianti tahu itu dia jelas akan mempercayai putrinya, daripada Nancy.

"Gu-gue? Gue yang jadi penyebab kita kecelakaan? What the hell! What's wrong
with you. You know that, ini murni kecelakaan! Kok bisa sih, lo mikirnya gue yang bikin kita jadi kecelakaan?" tak terima Mawar.

Baru saja pulih dari keadaan kritisnya, kini Mawar belum apa-apa sudah dibuat darah tinggi saja oleh Nancy, memang Nancy tetaplah Nancy, teman dakjal emang. Kalau kata orang, fake friend.

"Ya, ya...karena waktu itu lo dengan sengaja banget nutup-nutupin mata gue, biar gue nggak bisa ngelihat jalan di depan, jadinya kita kecelakaan. Lo lupa?" Nancy memutar balikkan fakta.

"Freak! Ngapain coba gue pake
nutup-nutupin mata lo segala? Kayak nggak ada kerjaan lain aja, gue." Mawar binggung, darimana bisa Nancy belajar mengarang cerita seperti ini. Bohongnya terlalu kelihatannya banget.

Nancy belum mau mengalah telak. "Mawar, udah deh lo tuh jangan ngelak, mendingan lo jujur aja. Dan akuin, kalau yang gue bilang itu bener apa adanya. Ngaku!"

"Ya, tapi buat apa coba gue ngelakuin itu?" Mawar memancing Nancy, karena Mawar penasaran apa yang ada di dalam otaknya Nancy, sampai dia bisa memikirkan karangan kebohongannya ini.

"Mana gue tau. Mungkin lo iri, karena gue
suka sama Kak Andra, terus lo cemburu sama guee, sampai lo ada niatan buat ngebunuh gue waktu itu." Nancy masih saja bisa menjawab

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang