-Any Wrong

8 2 0
                                    


Chapt: 019. Any Wrongs

Kita dulu pernah saling suka.”

, . , .

Akhirnya setelah seperkian menit mereka menunggu Mawar sadar, Mawar tersadar juga. Dengan rasa pening di kepalanya, Mawar mengubah posisinya menjadi terduduk di atas sofa itu. Dilihatnya kedua pelaku yang membuatnya sampai pingsan.

“Mawar, gue minta maaf. Gue—” meskipun bukan Andra penyebab terbenturnya Mawar ke body motor. Namun tetap saja, Andra merasa bersalah pada Mawar. Andai Andra mendengarkan ucapan Mawar sebelumnya.

“Kak—no more sorry, i don't need you
sorry, gue cuma mau abis ini lo janji ke gue, apapaun masalahnya jangan lo selesai'in
pake kekerasan. Promise to me?”  Mawar mendirikan jari kelingking.

Promise.” ujar Andra, lalu melakukan janji kelingkin pada Mawar. Sebisa mungkin dia akan menepati janjinya, dan harus lebih banyak bersabar. Jangan sampai hal sama, terulang kembali.

Melihat interaksi manis di antara Mawar dan Andra, membuat getaran cemburu pada hatu Nancy, tapi tidak dengan Keenan, karena rasanya pada Mawar sudah terhapus, tapi kalau diterawang lebih jauh ada perasaan tidak suka melihat mantannya bersama pria lain.

“Lo juga, kenapa sih, lo selalu aja, gangguin gue? Udah berkali-kali gue tolak lo, tapi lo tetap aja bersikeras buat deketin gue lagi! Lo
ada harga dirinya, nggak?” Mawar memandang sebelah mata, mengarahkan pada Keenan.

“Mawar?” Keenan tidak menyangka akan mendengarkan ucapan semenohok itu dari Mawar. Pakai bilang dia tidak ada harga dirinya segala, sialan sekali emang Mawar. Kalau saja Audi tidak memintanya untuk mendapatkan Mawar kembali demi mengincar hartanya.

“Nancy, lo bukannya harus ke salon?
Terus kenapa masih di sini? Nanti kesorean, lho.” Mawar beralih melirik Nancy. Mawar sempat melihat status WhatsApp Nancy, dia mengetik 'Pengen nyalon ah, ntar'.

Oh iyya gue lupa!” Nancy menepuk keningnya sendiri lumayan keras. Matanya melirik Andra. “Kak anter gue yuk!”

“Nggak bisa, gue—” tampik Andra, namun Nancy langsung berlendotan dan memegangi kanan kanan Andra dengan kedua tangannya. Mengeliat manja di sana, matanya berkaca-kaca meminta Andra untuk menuruti apa maunya sekarang.

“Kak ayo anter gue kak, please, please,
please. Masa lo tega, biarin cewek secantik gue ke salon sendirian. Nanti apa kata orang? Ya, temenin ya, ya, ya....” bujuknya dengan semanja mungkin.

Andra memutar bola matanya jengah.
Pengen dia menampol wajah sok imut itu, tapi nanti dia akan dipenjara atas kasus melakukan kekerasan kepada hewan. Finalnya Andra menganggukkan kepalanya setuju. “Hm. Yaudah.”

Karena Andra yang membawa Nancy ke sini, meskipun keinginanya Nancy sendiri, tapi tetap saja jatuhnya seperti itu, jadi Andra mempunyai kewajiban mengantarkan kembali dengan keadaan aman. Nancy senang setelah Andra menyetujui. Hatinya girang, membayangkan ke salon bersama pujaan hatinya.

“Mawar, lo gapapa gue tinggal?” Andra menatap Mawar dulu, sebelum akhirnya ia akan berjalan lalu keluar dari rumah Mawar. Andra mesti meyakinkan dirinya dulu, kalau Mawar aman, sehat, dan baik-baik saja.

I'm fine. Kalau lo mau pergi, yaudah
pergi aja, nanti keburu Mamah pulang juga.” Mawar menyahut. Sejujurnya hatinya mau menahan Andra, supaya tetap di sini saja bersamanya. Tapi nanti jatuhnya Mawar malah egois.

Kak! Udah buruan, ayoo!desak Nancy, seraya menarik tangan Andra menjauhkan Andra dari ruang tamu Mawar. Tidak akan Nancy biarkan Andra berinteraksi lagi dengan Mawar sedetikpun, meski membahas yang penting sekalipun.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang