-Kejutan Dari Nancy

8 2 0
                                    

Chapt: 14. Kejutan Dari Nancy

"Gue suka lo, Kak."

, . , . ,

Walaupun tidak mendapatkan izin dari mamahnya untuk pergi keluar rumah, apalagi menggunakan sepeda motornya, Mawar tetaplah Mawar, cewek nekat yang bisa tetap pergi secara diam dan sembunyi-sembunyi. Seperti yang sedang lakukan pagi ini.

Ketika keadaan kondusif, terakhir kali Mawar tahu, kalau Rianti sedang berada di dalam kamar mandi, itu artinya sangat bagus untuk Mawar keluar dari sangkar penjaranya. Dia melihat Pak Ajeng, sedang berkeliling di depan gerban.

Mawar berkacak pinggang, seraya menggigiti kukunya merasa binggung. "Ck. Aduh, gimana caranya gue keluar dari gerbang, tanpa ketahuan Pak Ajeng? Nggak mungkin bisa." keluhnya.

Sekilas sebuah usutan bagus, ide brilian terpikirkan olehnya. Mawar melihat ke sampingnya, ada tembok yang tidak terlalu tinggi, tembok yang mempunyai sebuah pijakan. Dapat diandalkannya sebagai sarana melarikan diri.

"Okeh. Gue lewat samping aja." Mawar menepuk dadanya bangga, seperti tidak kehabisan akal saja, ia mempunyai jalan lain untuk bisa kabur. Meski terbilang cukup berbahaya, setidaknya dia bisa bebas sejenak.

'Brum-!'

Motor Andra melaju dan perlahan melamban kala melintas di depan rumahnya Mawar. Ia lalu mematikan mesin motornya, membuka helmnya itu. "Apa gue coba telepon dulu kali ya, barangkali dia nggak ada di rumah."

Niat Andra mau menelpon Mawar, terurungkan saat melihat gadis yang dicarinya terlihat sedang memanjat tembok samping rumahnya. Diperhatikan oleh Andra dengan lebih detail. "Tuh dia. Lagi ngapain sih?"

Andra tahu apa yang sedang dilakukan oleh Mawar. Tapi Andra binggung, kenapa Mawar sampai harus keluar dari rumahnya sendiri dengan cara seperti itu? Jangan-jangan Mawar? Ah, jadi berburuk sangka kan.

"Auwhh!" erang gadis itu. Ketika Mawar berdiri tepat di bagian atas pijakan itu, gadis ini tanpa mengenal rasa takut, melompat begitu saja ke tanah. Sayangnya lompatannya kurang tepat.

Mawar mendarat tepat di atas reremputan, keadaan nyusruk. Lututnya menjadi memerah karena terkena sebuah batu berukurang sedang yang ada di atas tiba'annya tadi. Apes sekali emang.

Andra yang sejak tadi cuma melihat saja dari atas motornya, kini dengan paniknya Andra tergesa-gesa mendatangi Mawar memeriksa keadaan gadis itu. Apakah Mawar baik? Atau ada lecet? Jangan lebay juga Andra.

Sebelum sempat membantu Mawar, Mawar terlebih dahulu berdiri kembali secara mandirinya. Ia membersihkan rumput yang terbawa di bajunya. "Arrrgh! Pake jatuh segala!"

"Lo gapapa?" tanya Andra sekedar memastikan saja, mana tahu ternyata ada luka serius, karena jatuhnya lumayan cukup tinggi juga. Cowok ini telah berdiri tepat di hadapan Mawar.

"Kak Andra? Ngapain lo di sini?" Mawar masih sibuk membersihkan dirinya. Menatap Andra penuh heran, cowok itu...bagaimana bisa selalu saja ada disaat dia sedang sial?

"Ya gue niatnya sih mau ke rumah lo. Tapi gue nggak sengaja ngelihat lo jatuh. Lagian lo ngapain sih, pake lompat segala dari situ? Mau bundir, lo?" Andra asal bicara saja.

"Iyya! Mau bundir gue!" kesal Mawar, jadi dia iyakan saja anggapannya Andra. Padahal kalau dipikirnya, pasti Andra tahu, alasannya sampai melakukan itu. Kenapa masih aja nanya.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang