-Just Game

8 1 0
                                    

Chapt: 027. Just Game

"Lo buminya, gue langitnya."

, . , .

Setelah cukup lama bertatap-tatapan, Mawar mempalingkan wajahnya. Ia kembali melihat layangannya yang sudah terbang tinggi sekali di langit sana, benangnya sudah terlepas, sekarang Mawar sudah kehilangan layang-layangannya yang dibelikan oleh Andra.

"Haaa! Kak Andra, layang-layangannya
lepas!" adunya kepada Andra, mirip anak kecil yang sedang mengadukan sesuatu kepada ibunya. Dia terus menatap layangannya di sana, Andra pun ikut menatapnya juga.

"Berarti gue yang menangin tantangannya?"
ujar Andra, menyimpulkan kalau dia yang menang dalam tantanganya, karena kan layangannya Mawar sudah putus, berarti otomatis dia dong yang seharusnya menang.

"Dih, nggak! Enak aja lo!" Mawar komplen,
dan tidak menerimanya karena dia menganggap ini tidaklah adil, layangan putus karena dia nggak sengaja terbeler tali benang.

"Itu namanya nggak adil! Nggak, pokoknya gue mau, gue suka, dan nggak terima!"
lanjut Mawar. Menggerutu terus.

"Adil nggak adil, mau nggak mau, suka
nggak suka, terima ataupun nggak terima. Perjanjian tetap perjanjian. It's just game."

"Bagi gue, it's not juts game! Gue males banget, kalau harus disuruh nurutin satu permintaan lo. Lo kira gue jin, kayak di film Alladdin."

"Mohon maaf, jin yang di film Alladdin itu, harus wujudin tiga permintaan! Bukan satu permintaan, kayak lo!" Andra mengingat lagi kisah di film yang Mawar maksudkan.

Mawar memutar bola matanya, dan mendecak. "Yailah. Tiga kurangin dua, jadi satu. Sama aja udah pokoknya."

"Lo mau terima kekalahan lo, atau gue
tambah nih jadi sepuluh permintaan.
Mau lo?!"

Mawar menggelengkan kepalanya cepat. "En-nggak mau! Enak aja lo, main tambah-tambah aja, lo kira ini matematika, yang main tambah-tambah aja."

"Yaudah dah." sambung Mawar, akhirnya dia memilih untuk mengalah saja, daripada harus menuruti sepuluh permintaannya Andra. Bisa keteteran dia.

"Yaudah apa?" tanya Andra, sengaja memancing.

"Yaudah gue kalah." sahut Mawar.

"Lo mau apa?" tanya Mawar. "Sampai lo bilang, lo mau gue...gue tenggelemin lo asli, ke dalam lautan sonoh! Biar lo mati!"

"Gaya lo kek bisa aja. Lagian lo jangan kepedeann, siapa juga yang mau lo. Ogah sih gue mah." Andra munafik, pokoknya Andra cowok munafik. Lihat saja, bagaimana nanti dia akan menjilat ludahnya sendiri.

"Yaudah....terus lo mau apa? What do wan't from me? Jangan yang nggak gue sangupin ya. Awas aja, gue tempeleng nanti pala lo!"

"Di waktu yang tepat gue kasih tau lo,
apa yang gue mau." pungkas Andra, Mawar pun mengiyakan saja, daripada ujung-ujungnya malah panjang kali lebar.

"Gue mau pulang aja dah, layangannya gue-"

"Nih, pake layangannya gue." beri Andra,
kali ini Andra tengah berbaik hati kepada Mawar. Gadis di sebelahnya itu tersenyum lebar merasa senang karena diberikan layangannya Andra. Mawar menerimanya.

Kemudian Mawar mulai mengambil alih dan
mengendalikkan layangan yang semula di kendalikan oleh Andra. Mawar sangat menikmati sekali moment ini. Begitu juga dengan Andra. Melihat Mawar senang, dia juga ikutan senang.

Sejenak mereka berdua melupakan permasalahan yang terjadi, ataupun pertengkaran yang terjadi pada keduanya. Andra terus memandangi Mawar dari samping, lalu ia berpaling ke atas langit, patut diakui Mawar memainkannya dengan sangat baik.

Mawar Untuk Andra ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang