3. Penangkal mimpi buruk

935 186 9
                                    

ORACLE
Lazy_Monkey96

|||



Vote dan komen



------------------------------🌹----------------------------


















“Pada akhirnya cucuku tetap bersikeras akan pergi...”

Suara Maria dari balik pintu menarik perhatian Jennie yang tengah berkemas, dua minggu setelah hadiah diturunkan. Segala berkas Jennie telah masuk ke Oracle University. Dalam dua Minggu itupula Maria tak henti menghela napas dan kerap kali pula memangkas jam kerja. Maria tahu cucunya sangat berbakat, tak perlu memiliki Gift. Keterampilan Jennie dalam melukis seringkali membuat Maria lupa bahwa anak itu memanglah terlahir dengan segala berkat. Maria hanya tidak bisa menerima, waktu bersama cucunya akan hilang setelah anak itu memilih untuk melanjutkan studi.

“Nenek, kita sudah membicarakan ini.” Jennie menoleh dengan sedih. Ia tahu neneknya akan kesepian dirumah.

Saat Jennie mengatakan bahwa ia memenangkan lomba, ekspresi Maria sangat jauh dari kata terkejut. Ia seolah telah mengetahui bahwa Jennie akan menang. Anak itu memberi seluruh hadiah pada Maria, menyarankan si wanita tua untuk membuka usaha saja meninggalkan kedai roti keluarga Drey. Jennie berusaha keras setidaknya meninggalkan Maria dengan keadaan berkecukupan.

Jennie tak terlalu pusing memikirkan uang, segala biaya pendidikan akan ditanggung oleh pemerintah. Itu juga belum termasuk uang jajan yang akan dirinya terima disetiap semester baru. Sungguh, hadiah yang diberikan pak walikota benar-benar luar biasa dan sangat membantu.

Kehidupan keluarga Addams yang hanya berisi dua orang wanita beda umur tersebut kini mulai berubah stabil, meski neneknya masih saja bertahan bekerja bersama keluarga Drey. Maria setidaknya sudah berjanji akan memikirkan saran Jennie untuk membuka usaha baru namun, hingga kini wanita tua itu masih belum berminat untuk melakukan apa-apa.

Setiap harinya ia akan pulang lebih awal, mengamati cucunya terkadang membantu, terkadang pula memberi komentar sendu. Seolah-olah Jennie tak akan pernah kembali lagi ke Ravenfield, itu benar-benar lucu.

“Kamu cucu nenek satu-satunya, anggota keluarga terakhir yang nenek punya. Di masa tua yang mulai semakin renta, hidup sendirian tentu saja tidak menyenangkan. Bukannya nenek ingin membuatmu merasa buruk, nenek hanya ingin mengenang sebentar anak manis yang dulu selalu nenek timang-timang. Sekarang, apa yang nenek lihat saat ini hanyalah gadis muda dengan impian yang luar biasa. Nenek tahu, nenek tidak bisa membuatmu untuk tetap tinggal.” Maria berkata dengan sangat halus murni akan rasa sayang.

Jennie tersenyum, menghampiri wanita tua itu. Satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki yang begitu Jennie hormati. Mereka saling berpelukan, besok Jennie akan pergi dan sedikit banyaknya Jennie tahu bagaimana perasaan neneknya saat ini.

“Aku cucumu. Aku pasti kembali pulang ke rumah setiap akhir liburan semester. Nenek tak perlu khawatir.”

Maria Addams menggeleng lemah. Bukan itu yang membuatnya merasa sedih atau tak rela. Jennie tak akan mengerti seberapa kuat dirinya meminta pada dewa manapun, agar hati cucunya tidak tergerak untuk pergi. Namun, seberapa keras Maria menginginkannya. Dia hanyalah seorang nenek yang mengambil peran menjadi ayah sekaligus ibu bagi Jennie. Tidak ada satupun yang membuatnya berniat untuk membuat sedih anak yang ia sayangi dengan sepenuh hati.

Ketika Jennie berkata, melanjutkan studi adalah impiannya. Maria tak bisa berkata-kata lagi. Itu adalah takdir yang tak bisa Maria ubah. Keinginan Jennie untuk lepas dari pengawasannya, akan datang secepat angin berhembus.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang