20. Dua kakak beradik

232 49 3
                                    

ORACLE
Lazy_Monkey

|||

Vote & komen


-------------------------------🌹---------------------------




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




































“Kak Tae, sudah hampir dua jam...” Kim Jisoo berkata dengan nada cemas sambil menutup buku, sesekali melirik pada Jennie yang terbaring dengan damai di atas tempat tidur.

Sesuai perintah ketua yayasan, kelompok mulai berpencar mengerjakan tugas masing-masing. Jisoo dan Taeyeon membawa Jennie kembali ke asrama, melihat si Oracle yang tampaknya memerlukan waktu begitu lama untuk terbangun. Keduanya memilih menjaga Jennie sembari membaca beberapa buku sejarah kehidupan yang diberikan paman Marco. Pria tua itu tak serta-merta memberi tugas mudah menjaga seorang gadis yang tertidur, setumpuk buku diatas meja menjelaskan betapa ayah Lalisa Manoban itu, tak akan mau membiarkan mereka bersantai barang sebentar.

Taeyeon melepaskan kacamata baca, sejenak menoleh ke arah yang sama. “Dia mungkin sedang berjumpa dengan wanita tua itu.” Seminggu bersama dan terus mengikuti Jennie, mereka semua mulai tahu bagaimana kehidupan Jennie sebelum ini. Terima kasih pada Niki serta mulutnya yang ceriwis, dia secara cuma-cuma menceritakan kehidupan si Oracle yang sulit pada mereka, tentu tanpa sepengetahuan Jennie.

Dan betapa Taeyeon sungguh berharap dirinya dapat bertemu lebih awal dengan si Oracle ini, Taeyeon merasa sakit hati mengetahui bahwa untuk sampai kemari, Jennie bahkan perlu mengikuti lomba melukis hanya demi sebuah beasiswa untuk mendapatkan kursi di universitas Oracle. Walau cara Setile Kang dan Seulgi begitu memaksa serta terlalu cepat seperti apa yang dikatakan paman Marco, Taeyeon ikut berterima kasih dalam hati. Setidaknya, Jennie mulai memiliki kehidupan baik saat mereka ada disini.

“Nenek Maria?” tanya Jisoo dan Taeyeon mengangguk, yang termuda menghela napas. “Siapa yang menyangka kita akan berakhir begini? Beberapa hari lalu, saat Seulgi mempermalukan Jennie di kantin universitas, aku bahkan tidak terlalu peduli dengan keberadaannya. Tapi, saat dia terbangun hari itu. Aku merasa hatiku lega entah karena apa. Membayangkan kehidupannya yang sulit, membuatku ingin memberikan segalanya. Kak Tae, apa perasaan seperti ini wajar untuk kita?”

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang