43. Islar Bay

241 40 0
                                    

ORACLE
Lazy_Monkey

|||

Vote & komen

-------------------------------🌹---------------------------































Islar Bay.

Sebuah wilayah dekat pinggir pantai yang indah. Kota itu tidak sebesar kota Harver, luasnya pun setengah dari kota Ravenfield. Namun, pemandangan serta kemeriahan yang terlihat disepanjang sisi membuat Jennie terkagum-kagum. Ini pertama kalinya bagi Jennie dapat bebas pergi kemanapun, mengunjungi beberapa tempat yang tidak pernah dia kunjungi. Kalimat seperti 'Selamat datang di Islar Bay' terukir dengan warna yang begitu ceria. Kota ini jelas berpusat pada daya tarik wisata mereka, terlihat dari bagaimana banyaknya toko-toko cinderamata serta tempat hiburan di sepanjang jalanan. Itu terlihat ramai namun, tidak terlalu membuat sesak.

“Apakah kota ini selalu ramai setiap hari?” tanya Jennie sambil menatap sekitar, mereka baru saja tiba dari stasiun dan orang-orang dari universitas Hedwig yang mengundang kehadirannya menjemput tepat waktu. Sebelum mereka benar-benar pergi menuju universitas, para pemandu itu membawa mereka kemari.

Seorang lelaki bernama Qalen Rajk dan seorang perempuan bernama Peeta Taora. Keduanya cukup bersahabat serta ceria yang membuat Jennie cukup pula merasa nyaman saat berbicara dengan mereka.

“Ini karena kompetisi Trisula. Para pengunjung yang datang jumlahnya akan naik dua kali lipat.” kata Qalen sambil tersenyum dengan jelas memperlihatkan bahwa dia begitu bangga dengan kotanya sendiri. “Apalagi, kabar bahwa oracle akan menjadi tamu khusus di universitas kami dan akan ikut ke dalam kompetisi telah menyebar. Antusiasnya jadi semakin tinggi.” Pria bertubuh atletis dengan rambut berwarna pirang kemerahan itu menunjuk sekitar. “Lihat, beberapa pemilik toko bahkan menempatkan wajah Oracle di depan pintu mereka.”

Mengikuti arah tunjuk Qalen, kedua mata Jennie serta-merta melotot. Tidak tahu bagaimana wajahnya bahkan sudah diketahui semua orang tapi, apa yang pria itu katakan jelas benar. Wajahnya ada disana, seperti banner partai demokrasi yang ingin mengumpulkan suara. Ya ampun, Jennie menundukkan kepala malu.

“Oh, itu terlalu berlebihan.”

“Warga kami sangat mencintai Oracle.”

Jennie menolehkan kepala, menatap langsung pada mata Qalen. Hingga beberapa detik lelaki itu lebih dulu mengambil sikap menghindari kontak mata. “Aku cukup tersanjung. Warga Islar Bay memiliki aura yang berbeda.” katanya, lalu kembali menatap ke depan dengan senyuman biasa.

“Aura seperti apa?” Qaleen, pria ini selalu lebih banyak bicara dari teman perempuannya, dia tidak meninggalkan sisi Jennie sedari tadi seolah ingin memperlihatkan bahwa dia cukup berani untuk bergerak disekitar si Oracle. Entah Jennie sadar atau tidak, Qaleen bahkan tidak terlalu peduli dengan anak-anak lainnya yang berada di belakang mereka.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang