11. Pesta malam pembuka

1K 163 14
                                    


Oracle
Lazy_Monkey96

|||

Vote & komen

------------------------------🌹----------------------------
























Dan seseorang terakhir yang Wendy bicarakan muncul, yang membuat Jennie hampir tak berani keluar dari dalam kamar meski pada akhirnya dia harus karena Jennie perlu bersiap-siap keluar. Jennie tak menyangka dunianya berputar disekitar anak-anak berbakat dan memiliki segalanya. Ia juga tak menyangka akan berhadapan dengan salah satu kakak tingkat paling most wanted di universitas. Melihatnya di kantin, kumpulan pertemanan mereka tak main-main. Jennie pikir, anak-anak dengan privilege tinggi begini akan mengambil asrama kelas satu. Siapa yang mengira...

“Hey, Addams!”

Suara anggun yang khas namun, terasa sombong dan berkelas memanggil. Jennie baru saja hendak mengendap turun dari tangga—kamarnya berada diatas dan tangga menuju kesana berada dibagian samping rumah asrama. Secepat kilat berbalik mencoba memasang senyum menyapa.

“Ya, senior Bae.”

Tiffany Bae.

Sungguh hari yang malang dan mengenaskan. Jennie pikir terlepas dari Seulgi Kang tak akan ada lagi hal-hal buruk yang terjadi selama manusia satu itu tidak ada disekitarnya saat ini. Tiffany Bae, kakak Irene Bae—gadis yang beberapa waktu lalu selalu menempel disamping Lalisa Manoban. Jennie memberanikan diri menatap si kakak tingkat, memperhatikan dengan benar rupanya dari jarak dekat. Tiffany Bae, dia tak terlihat seperti tokoh-tokoh jahat. Garis wajahnya memperlihatkan keanggunan, rambutnya yang bergelombang berwarna burgundy terlihat begitu mencolok serta menarik perhatian. Dia mengenakan pakaian bebas, bukan seragam khas Oracle University seperti terakhir kali Jennie melihatnya di kantin.

Mengingat lagi, ini pertemuan kedua yang terlalu intens. Pada awalnya Jennie tidak begitu tertarik untuk mengenal. Sekedar tahu dari cerita-cerita Daehwi tentang anak-anak dengan keluarga kaya serta pangkat tinggi di ibukota. Namun, tentu. Selama mereka berada di rumah asrama yang sama. Jennie jadi harus mempelajari watak para penghuni lain.

“Kenapa kau terlihat begitu terkejut saat aku memanggilmu?” Tiffany berkata dengan sedikit kerutan di dahi, melangkah menghampiri Jennie yang sibuk menahan gemetar. Dia tak suka mencari masalah, apalagi masalahnya hanya karena reaksi dirinya sendiri yang tampak takut berhadapan dengan gadis yang lebih tua.

“Ah, senior. Aku hanya belum terbiasa.” Apakah jawabannya memuaskan? Jennie membatin. Berusaha bersikap tenang, melihat si kakak tingkat sibuk mengobservasi dirinya seperti melihat seekor kelinci malang nan rapuh.

Tiffany berdecak pelan, satu tangannya terlipat di bawah perut, kedua matanya teralih memandangi kuku-kuku jarinya sendiri yang lentik, yang dipoles cat kuku mahal serta perawatan luar biasa. Semua yang ada ditubuhnya memiliki nilai yang setara dengan biaya masuk kuliah. Jennie tahu beberapa barang serta artifak berharga puluhan juta yang dibuat oleh designer ternama di ibukota. Brand itu berbeda dari yang lain, beberapa artifak tingkat rendah hanya memiliki intensitas sihir sederhana.

Artifak adalah perhiasan-perhiasan mewah yang bukan sembarang perhiasan untuk dekorasi tubuh semata. Bentuk artifak bermacam-macam, terkadang dibuat sesuai dengan kemauan si pemilik. Semakin bagus kualitas batu yang digunakan untuk membuat sebuah artifak, semakin tinggi pula intensitas sihir yang dimiliki artifak tersebut.

Para bangsawan zaman dulu seringkali menggunakan artifak sebagai pembantu penyaluran kekuatan Gift. Energi dari Gift yang mereka miliki akan disuntik ke dalam artifak sesuai elemen dari Gift si pemilik. Terkadang menyerupai tongkat, gelang tangan, anting dan kalung. Semakin kesini, orang-orang atas menggunakan artifak sebagai penunjang kualitas diri. Salah satu dari designer artifak terkemuka yang membuat brand yang tengah dipakai oleh Tiffany Bae bernama Elecius Morgan. Terlihat dari simbol yang bersinar pada kalung serta gelang yang dia kenakan. Harganya mungkin bisa seharga ratusan juta. Dan Jennie tidak terkejut, terkecuali benda-benda tersebut dipakai oleh dirinya.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang